Latest Free Templates

Minggu, 04 Oktober 2009

Fanfic. Sug&Vivid. Hide n Seek (One Shoot)

Title : Hide n Seek
Author : Rear
Fandom : Jrock Sug, Vivid
Pairings : -
Genre : Humor
Chapter : one shoot ja deh! Kalo diterusin bisa-bisa aku kena pasal KDRT ni! X3
Rating :siapa aja yg nemuin penpik gak karuan ini XD
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.

###

“Hom-pimpa-alaihom-gambreng!”, “gambreng!”, “breng!”, “breng!”
Satu persatu anak yg menang Hompompa menarik tangannya dari babak penyisihan, dan akhirnya tinggallah dua anak yg tersisa.

“Ping sut!”. *sama-sama Jempol*, “sut!”. *sama-sama jari kelingking*, “sut!”. *sama-sama jari telunjuk*. Begitu terus sampai kedua anak itu ngos-ngosan dan kedelapan temannya yg lain ngorok dg indahnya.

“Pake gunting,kertas ja deh! Kaliyan kelamaan tau!”.*yawn*

“Shinpei, kenape lu kagak bilang dari tadi?!”. Semprot Takeru dg nada sabar yg dipaksakan.

“Nyok! Kita lanjut!”. Shin mengusap keringat yg mulai bercucuran dimuka dan lehernya.

“Ok!ayo kita mulai!”. Reno memberi aba-aba.
“1,2,3!”.

“Yei!aku mena~ng!!!!”. Shin muter-muter, lompat-lompat, meninju-ninju ke udara bak pemain sepakbola yg berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Anak-anak yg melihatnya terkikik geli melihat polah tingkah Shin yg sama persis dg Kaka, pemain AC Milan,eh! skrg si dosky dah pindah ke Real Madrid deng!.

“ini semua pasti hanya merupakan manipulasi dan kamuflase!, kita harus adakan suit putaran kedua”.

“udah, lo terima aja kenyataan ini, tar keburu sore kita disuruh pulang emak lagi, dah! Lo jaga sono!”. Shin menunjuk pohon beringin tertua di taman kota itu.

Takeru berjalan dengan gontai ke pohon beringin, meletakkan kepala ke atas kedua tangannya yg dilipat dibadan pohon. Matanya kriyip-kriyip alias berkedip kedip coba mengintip kearah mana teman-temannya akan bersembunyi.

“Oi! Mata Takeru belum ditutup tu!”. Teriak Ko-ki

“waduh, kita lupa gak bawa surban, terus gimana ni?”. masato tengak tengok bingung.

“udah, pake baju gue aja..”. Yuji mencopot kaos merahnya. *serentak author langsung terpana beku bin ngiler*.

“ogah! Baju lo kan bau!”.

“berisik lo! jangan coba-coba ngintip ya? Tar timbilen alias beleken lo! “.(ket:sejenis nama penyakit mata).

Takeru tak bisa berontak karna beberapa anak membantu Yuji memakaikan baju Yuji sebagai penutup matanya, dengan pasrah Takeru membiarkan saja ulah teman-temannya yg berkreasi dengan baju Yuji yg bau keringet n air comberan itu…*dijitak Yuji*.
“gak papalah, daripada gue kena kolornya…”. *terisak-isak*.

“beres! Sekarang ayo mulaaaa~i!”.

“aku mulai hitung ya? 1,2,3,…”.

“oi! Pelan-pelan dong ngitungnya! Aduh! Gue sembunyi dimana ni?”. Chiyu celingak celinguk bingung.

“hei! kesini lo!”. Shinpei menarik kerah baju Chiyu.

“10,11,20,37,50…”.

“Makin ngawur aja itungan tu anak…”. Ryoga geleng-geleng kepala sambil memeganggi jidatnya yg yg lebar.

“Waduuuh kang! Sampeyan mau jadi tumbal ya berdiri mulu’ disana? Ayo cepet ndelek! Eh, sembunyi!”. Seru If.

“Kayaknya gue bakal aman ni disini”. Ko-ki cekikikan yakin.

“fyuh! Emang gawat kalo Takeru yg jaga, dalam waktu yg singkat harus bisa dapat tempat persembunyian yg rapat, terpencil dan tdk dapat diketahui”. Masato mengedipkan sebelah matanya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf ‘V’.

“72,88,93,95,60,55…”. Takeru garuk-garuk kepala. “aduh, kayaknya ada yg aneh sama hitungan gue…”. *frowns*. “ah bodo amiiiir! 100!!!!”.

“bener-bener sarap tu anak”. Shin makin memojokkan diri ditempat persembuyiannya.

Takeru membuka baju berbau menyengat Yuji. “yap! Waktunya mencari!!!!”.

Takeru berjalan tanpa tujuan dan arah keseluruh pelosok taman. “di taman se gede ini, susah juga nemuin bocah-bocah mungil itu…”. tiba-tiba terlihat sekelebat bayangan.

“itu kan baju yg tadi di pake Shinpei?”. Takeru berkalari mengejar sosok itu. “iya! Shinpei, kena kau!!!”.

“gosong! Lo ketipu we~k!”. bukannya Shinpei yg terlihat malah seseorang memakai topeng wewe yg ditemukannya.

“bujubushet! Untung gue gak kena serangan jantung, trus siapa tadi tu ya?”.

If cekikikan melepas topengnya dan kembali bersembuyi di lubang kelinci.

1….2jam berikutnya…… “krik-krik-krik….”.

Takeru terduduk lesu dibawah pohon cabe sambil kipas-kipas topi pinky nya.
“kalo gini terus bisa seumur hidup gue jadi juru kunci ni taman kota…, ayo Takeru berpikirlah! Kau kan brilliant!”.

*glare*. “aha! Gue ingat! Tempat persembuyian favorit anak itu!”. Takeru berjalan mengendap-endap. “Yap! Kena lo!”.

“eh! kenapa mesti gue yg selalu ketauan duluan?”.

“semua orang di dunia juga tau kali kalo lo paling demen ma ceplukan!”. (ket:buah kecil manis agak kecut ada yg berwarna merah, ijo dan kekuning-kuningan. Buah fav.author waktu SD).
Author:”jadi ingat masa kecil ku yg sering nyamperin pohon ceplukan sepulang sekolah dan disaat pelajaran olahraga ma temen-temen”. *dilempar Kai seTruk ceplukan*.

Takeru, berjalan ketengah halaman taman yg luas. “suit-suiiit! Da Ayumi Hamasaki ni! busyet! Ni tante makin ayu n bahenol aje ye?!!!”. *teriak keras-keras*.

“mana,mana?!”. Shin langsung nyosor kearah Takeru.

“Hyahahaaaaa~ kepancing juga lo! 2-0!”.

“cring!”. Angka bertambah untuk Takeru

“curang lo!”. Shin ndeprok kesal. Beberapa ibu-ibu dan cewek-cewek yg lewat tersenyum dan terkikik geli melihat tingkah Takeru dan Shin. Secepat kilat Shin langsung berdiri tegap.

“yah, biasanyalah permainan anak-anak kecil begini sih cuma aku anggap sebagai sambilan aja…”.

Kikik Cewek-cewek itu makin keras mendengar nada bicara Shin yg sok dewasa.

“nah lo! prediksi gue emang gak pernah meleset!”. Takeru memergoki Chiyu dan Shinpei yg sedang beradekan syuuuuurrr dibawah segerombol pohon pisang.

“ide lo gak manjur ah!”. Mendorong Shinpei dari atas tubuhnya.

“he-he,,,ketauan juga rupanya”. *blushing*.

“Hik-hik-hik,,,gue yakin Takeru gak bakal bisa nemuin aku”. *smile*
“KRINCING-CING-CING-CING….”
Tiba-tiba telinga Reno langsung melebar selebar gajah. “kayaknya gue denger suara logam berputar ni…”. Lebih dilebarkannya lagi telinganya. Badannya dg sigap menaiki pohon pinus sampai puncak.
“wah! Itu dia! Ada sesuatu yg berkilauan disana!”. Reno buru-buru turun berlari secepat kilat menghampiri logam yg keemasan tertimpa sinar matahari itu.
“Mukyaaa!!! Satos gelo alias seratus rupiyah! Gak papalah, sayang banget kamu dibuang begitu saja, kalo uang satu juta kurang seratus juga gak jadi sejuta kan?”. mengusap-usap uang receh itu dg lebut dan memasukkannya ke kantong celananya dg hati-hati.

“obsesi pengemis banget kau nak…”. Sindir Takeru yg bersandar di pohon.

“Weee~K, tega baget lo memanfaatkan hawa kemelaratan ku…”. Reno langsung lemah lunglai.

“Nyam-nyam,daripada sembunyi kelaparan mending makan ice cream dulu”. If jilat-jilat ice cream nya.

“mau tambah lagi dek, ice creamnya? Ni kakak gratisin”.

“mukyaaa~ mau banget bang!”. Seketika wajah If pucat basi.
“Takeru~”. *mewek*.

“yak! Gue menang lagi!”. Yuji melemparkan kartunya 3,4,5 hati yg berurutan.
“Sial! Gue musti pijitin lo lagi ni?”. Masato toel-toel punggung Yuji dg enggan.
“ogah, lo gak bakat jadi dukun pijit, sekarang kerokin gue aja! daritadi gue kagak pake baju lama-lama masuk angin juga ni!”. *menggerak gerakkan badannya.yg pegel* .
“ya tuan…”. Dengan ikhlas dan hati yg sabar Masato mengerokin Yuji dg hati damai.
“gle~k, enak banget lo!”.

“acara kerok-kerokan cukup disini! Kaliyan semua ayo ikut aku kembali ke pohon beringin!”.

“Takeru?!”. Masato kaget terperanjat bukan main, sampai kejedot dinding plorotan.
“lo kok bisa tau kita ngumpet disini?”. Tanya Yuji liyer-liyer (ket:terkantuk-kantuk).

“Yuji kan gak pake baju, otomastis pasti sembunyi ditempat yg tertutup biyar gak kedinginan, nah satu-satunya ruangan ditaman ini yg paling primpen alias PW banget buat sembunyi ya ruang kecil dibawah mainan prosotan ini”. menerangkan ala burung hantu Galileo*.

“tumben lo pinter”. Sindir Masato.

“Pesssssssssssss….”
“BullShit! Apain asap ijo-ijo, bau bom kotoran lagi!”. Takeru menutup hidungnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

“Ho’oh! Banjir air comberan kali!”. Masato sampe terbatuk-batuk.

“he-he…, maaf ya guys! Tu tadi gas hasil pembuangan gue, gak bisa ditahan lagi, aduh! Badan gue langsung ringan lagi ni! sorry ye?”. *giggles*.
*author digebukin Yuji pake parang*.

Takeru memandang hasil buruannya yg ndeprok, tiduran, dan leyeh-leyeh di bawah pohon beringin dg bangga, mengusap hidung pesek,eh! kecilnya.

“Ha-ha! Ternyata gue hebat juga!”.

“Oi guys! Da email dari emak Reiru ne!”. Yuji yg sudah kembali handsame dg kaos merahnya mulai woro-woro dg Towa nya.

All:”berita apaan?!”.

“kita disuruh pulang cz dah sore, n da kue tart plus pudding yg tlah menanti di rumah…”.

“Asyiiiiiiiiik! Ayo kita pulaaaa~Ng!!!!!!”. Bocah-bocah marmot itu langsung lari berhamburan menuju rumah.
***
“Teng-teng-teng….”. Suara lonceng jam di taman menunjuk pukul 12 malam.
*yawn*. “hmmm, enak banget gue tadi tidurnya…”. Ko-ki kucek-kucek matanya.
“gelap amet…,pada dimana ya? Kok sepi banget?”. *celingak-celinguk, thinking*
“oh, iya! Tadi kan aku sama yg lainnya lagi maen petak umpet! Ternyata Takeru blm bisa menemukan ku, hebat juga aku”. *cute smile*.
1,2,3 jam kemudian…..
“tapi Takeru kok lama banget sih! apa tempat persembuyianku terlalu susah sampe Takeru dan yg lainpun gak bisa nemuin aku ya?”.
“krucuk-krucuk-krucuuuuk!”.
“man ague dah lapar lagi…”. *elus-elus perut kempesnya*.
“aku nyerah aja deh, aku dah capek n laper banget ni…”. Ko-ki turun dari bak mandi kosong yg dipakainya untuk tidur.
“kamar mandi rusak ini emang paling Oye buat tempat sembunyi”. *tepuk-tepuk pantatnya yg kotor kena debu*.
Dibantu cahaya bulan yg meneranginya, Ko-ki menuju pintu.
“Lho kok! Gak bisa di buka?!”. Ko-ki mencoba membuka pintu dengan paksa, memukul-mukulnya dg gayung, tapi pintu itu tetap tertutup tdk bergeming. Ko-ki pun mulai putus asa.

“hek,hek,,,Ko-ki terkunci…Takeru! Keluarin Ko-ki do~ng!”. Ko-ki berteriak sambil gedor-gedor pintu. Satu persatu nama teman-temannya tadi disebutnya tapi tak ada sahutan dan derap kaki yg mendekati tempat persembunyiannya.
“huwaaaa~ emak Reiru~~~, Ko-ki ke kunci ni! tolongin gue do~ng”.

“ogah, lo disono ja ya? Jadi penunggu kamar mandi nemenin sadako”. *Author tertawa mak lampir*

“hwahwahwaaaa~ emak Reiru jahaaaa~t”. Akhirnya tingallah Ko-ki terduduk menangis tersedu-sedu merenungi nasibnya nan malang dan teraniaya.

_FINISH_

NB: ini hanya lah penpik geje belaka, Author tidaklah sekejam itu, dibalik layar, author mencurahkan perasaan kasih sayang dan cintanya pada Ko-ki…. *di gantung Kai dipohon cabe*.



Tidak ada komentar:

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com