Latest Free Templates
Jumat, 07 Oktober 2011
VIDOLL
I wanna Love (chap.7End)
I wanna Love (chap.6)
I wanna Love (chap.5)
I wanna Love (chap.4)
I wanna Love (chap.3)
I wanna Love (chap.2)
I wanna Love (chap.1)
Blue Star
Love Fool
Are u really the One
Jumat, 01 Oktober 2010
Fanfic.Vidoll-IWanna Love (Chap.7End)
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : ??? ^w^
Chap : 7/END
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.
###
Jui berjalan pelan mengikuti dibelakang Rame sambil bersenandung mengenakan Head phone Rame.
Miageta tokai no yogareta sora wa
toosugite kokorowa surikire
Ah-hane wa mogarete soredemo
bokura waashita wo shinjite ikiru
Mado wo tatteku yuudachi naki
yamanu sora atarashikatta heya mo ima de wa
nandomo moyou wo kaete
kashikoku nareba aruhodokaketeku sunao sa
Toki ni wa uso no kotoba wo erabi
nandomo kujike sou ni natta
Ah-konna machi deitsudemo uwateku waraete iru darou ka
uchitsukeru ame no oto ni magirete wa
koe wa dashi naki tsudzuketa
“hmmm,indah sekali..”. Rame memejamkan matanya, berkata dalam hati.
“tapi suara ini seperti....”. Rame berbalik memandang kebelakang dan tak menemukan seorang pun dibelakangnya. Dia memandang kepenjuru taman kota dg kesal.
“Berisik tau!!!”. Teriak Rame.
“Rame!”. Tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya.
“eh”. Rame mencari-cari sosok yg tadi memanggilnya.
Tak berapa lama dilihatnya Giru berjalan terseok-seok, perut dan tangan kanannya terbalut perban putih.
“Giru?”. Rame berseru tak percaya.
Segera dihampirinya Giru, membantunya berjalan dan mendudukkannya dibangku taman.
“Giru, harusnya kau berada di rumah sakit…luka mu kan belum sembuh benar”. Kata Rame khawatir.
“kenapa Hp mu kau matikan? Tadi aku mencari mu dan kata orang2 di Game center kau sudah pulang…untung saja kau tadi teriak..”. Giru memandang se keliling Rame.
“kau sendirian saja?”.
“tentu saja aku sendirian, aku mau pulang ke Hokaido…”. Jawab Rame cepat.
“tapi, kenapa kau mencari ku? Bukannya kau marah sekali pada ku?”. Tanya Rame penasaran.
“Shun memberitau ku dan katanya akan lebih baik kalau aku bertemu dg mu sebelum kau pergi…”. Jawab Giru pelan.
“Shun?”. Rame kaget mendengarnya.
“Aku pulang karna sudah rindu sekali dg ayah dan kampung halaman ku, aku gak apa-apa kok! Lebih baik sekarang kau kembali saja ke rumah sakit”. Kata Rame buru-buru.
“matamu tdk bisa berbohong, aku sudah mengenalmu sejak lama Rame”. Giru memandang Rame dg tegas.
“Giru..,maafkan aku…semua kesialan yg menimpa mu itu karna kesalahanku…”. Rame menundukkan wajahnya.
“hei, jangan berkata seperti itu, aku sudah memaafkan mu..jadi kau tdk usah merasa bersalah begitu…”. Giru menggaruk-garuk kepalanya yg tdk gatal.
“benarkah?”. Rame berbinar tak percaya.
“iya,iya..sudah lupakan saja semua peristiwa konyol itu”.
Rame memandang Giru tak percaya dia sangat bahagia sekali.
“kata Shun, kau mau bilang sesuatu pada ku,heh?”. tanya Giru kemudian.
“ap-apa?!”. Wajah Rame langsung merah padam.
“sebenarnya apa yg dikatakan Shun pada Giru? apa mungkin Shun sudah tau permasalahanku dg Jui si Dewa sial itu dan menyuruh Giru menemui ku??”. Pertanyaaan2 itu berkecamuk dihati Rame.
“astaga naga! Kenapa aku tdk menyadarinya saat tadi ngobrol sama Shun ya?”. Rame kelihatan salah tingkah.
“hei! Kok malah bengong gitu sih! Kamu mau ngomong apa?”. Tanya Giru penasaran.
Rame memandang berkeliling, kemudian didapatinya Jui sedang bersandar dibawah pohon tepat dibelakang bangku mereka duduk.
“mati tujuh kali! Kelinci sial itu malah mejeng di situ di saat seperti ini….”. Rame membik-membik dalam hati.
“kalau gak ada yg diomongin aku balik kerumah sakit ni”. Pancing Giru.
“eh, tunggu-tunggu!”. Rame menahan Giru agar duduk kembali.
“aku memang mau bilang sesuatu padamu…”.
“Ok! Cepat katakan”.
Hati Rame langsung mencelos melihat Giru tersenyum penuh pesona.
“ya Tuhan! Mungkin ini adalah suatu anugrah besar yg kauberikan padaku, berilah hamba mu ni kekuatan untuk mengatakan semuanya…”.
Rame memejamkan matanya berdoa dalam hati. sekali lagi dipandanginya Jui yg manggut-manggut mendengarkan musik dari head phonenya.
“sepertinya kelinci itu tdk menyadari keberadaan Giru atau cuma pura-pura bodoh saja?”.Rame ragu-ragu memandang Giru.
“kok kamu jadi cemas gitu?”.tanya Giru.
“eh, gini aku…”. Rame sekali lagi memandang kearah Jui melihat kanan dan kiri.
“kelihatannya aman, tak terlihat tanda-tanda akan munculnya suatu bencana…”. Kata Rame dalam hati.
“Begini…, sebenarnya sudah lama aku igin bilang padamu…”. Rame memandang Giru dg mantab, Jantung nya berdegup kencang, sampai takut kalau-kalau Giru dapat mendengar suara detak jantungnya.
Suasana hening sejenak, Giru menunggu lanjutan perkataan Rame dg penuh minat.
“a-aku sangat mencintai Giru, sejak pertama kali kita bertemu dg mu aku langsug jatuh hati padamu”. Hati Rame langsung plong, tubuhnya serasa terbang ringan seakan semua beban yg selama ini dipikulnya telah musnah sudah.
“Kyaaa!! Akhirnya aku berhasil mengatakannya juga!”. Rame langsung menangis bahagia.
“Rame…”, Giru seakan baru tersadar dari rasa kagetnya.
“hmm, aku juga ingin tau bagaimana perasaan Giru terhadap ku…”.Wajah Rame merona merah tak berani menatap langsung wajah Giru.
“ Rame, maaf tapi aku sudah mencintai orang lain…”. Jawab Giru datar.
“apa?!”. Seru Rame kaget.
“kayaknya, kamu selama ini gak pernah terlihat jalan sama cewek deh!”. Kata Rame heran.
“aku…”. Kini giliran wajah Giru yg memerah.
“aku sudah jadian sama Shun sejak hari pertama masuk SMA…”.
“Apa?!!”. Rame hampir terlonjak dari tempat duduk saat mendengar pengakuan Giru.
“ja-jadi kaliyan…”. Rame jadi bingung sendiri membayangkannya.
“ya, begitulah…, maaf kan aku”.
“oh, gak…gak pa-pa kok! Aku sudah siap dg semua resiko kalau ternyata kau menolak ku..”. Rame tersenyum ceria.
“sudah berhasil mengunggkapkan rasa cinta yg selama ini ku pendam padamu iu sudah cukup bagiku…,aku sudah lega sekarang dan kurasa aku baru akan pulang ke Hokaido saat liburan musim panas datang”.
“Baguslah kalau begitu, selamat ya!”. Giru tersenyum lega.
“eh? Selamat untuk apa?”. Tanya Rame bingung.
“sebenarnya tadi waktu Shun menjenguk ku di rumah sakit dia menceritakan semua hal tentang dirimu mengenai Dewa cinta sial mu itu…”.
“Astaganaga! Darimana Shun bisa tau tentang kelinci sial itu?!!”. Rame makin terkejut mendengarnya.
“itulah Shun.., selama ini dia tdk pernah percaya kalau penyebab semua peristiwa buruk yg menimpa ku adalah kau Rame, apalagi setelah muncul gossip kau punya kekuatan sihir dan sering ngobrol2 sendiri, Shun mulai mencari tau apa yg sebenarnya telah terjadi pada mu, dia sering menghaiskan waktu di perpustakaan mencari2 buku dan browsing di internet…”. Giru menghela napas panjang.
“dan siang tadi dia datang menjenguk ku dg wajah berbinar-binar, menceritakan semua tentang link piggy sentimental romance, Dewa sial cinta bernama Jui yg baru-baru ini dipilih oleh seorang gadis Jepang yaitu kamu”.
Rame cengar-cengir, malu sendiri saat mengingat kecerobohannya memilih Jui.
“waktu itu aku lagi kesal sama fan girl mu yg tiap hari selalu bikin gaduh, aku iseng saja online sampai larut malam dan tanpa sengaja menemukan link itu, dan entah karna mengantuk atau apa aku jadi salah klik…aku benar-benar ceroboh, maaf kan aku…”. Rame membungkukkan badannya.
“aku juga minta maaf karna selama ini sudah salah sangka tentangmu, mulai sekarang kita berteman lagi kan?”. Giru tersenyum ramah.
“tentu saja!”. Rame bangkit dari tempat duduknya.
“aku sungguh berterimakasih pada Shun, berkat dia aku jadi terbebas dari kelinci jelek itu! Besok kalau kau sudah bisa keluar dari rumah sakit, aku traktir kaliyan makan deh!”.
Rame tertawa bahagia.
“Ok2! Sampai ketemu besok ya”. Giru pun beranjak pergi
“apa perlu ku panggilkan taksi?”. Rame menawarkan bantuan.
“gak usah, aku sudah suruh Tero menjemputku, sebentar lagi dia datang”.
“oh, segeralah istirahat dan cepat sembuh ya!”.
“pasti! Dan kau juga, berlatihlah untuk lebih teliti dan hati-hati ya”. Giru meninju pelan lengan Rame, mereka pun tertawa bersama.
###
Sepanjang perjalanan menuju rumah, Rame memandang berkeliling mencari sosok Jui yg tiba-tiba saja menghilang.
“kelinci jelek itu apa sudah kembali ke alamnya ya? Terakhir kali aku melihatnya saat mau menyatakan cinta ku pada Giru dia masih asyik dg head phone ku…”. Rame berpikir sejenak.
“Ohiya! Mungkin head phone itu kelemahan Jui! Dia terbuai saat mendengar lagu-lagu di head phone ku sampai lupa kalau aku sedang bersama Giru tadi!”. Rame melompat-lompat kegirangan.
“dasar Dewa kelinci gak sopan! Masak dia langsung pergi gitu aja tanpa pamitan dulu sih!”.
Tiba-tiba Rame menghentikan langkahnya. Dipandanginya seseorang berambut pirang dengan celana panjang dan kemeja berwarna putih sedang berbaring di padang rumput dibawah jembatan.
“itu kok kayak Jui ya?”.
Rame berlari kearah pemuda itu. Duduk disamping pemuda itu, mengatur nafasnya yg ngos-ngosan sambil memandanginya lekat-lekat sosok disampingnya yg terlihat sedang tertidur dg pulas, dilehernya tergantung head phone pink milik Rame.
“ah! Benar! Dia memang si Jui kelinci!!”. Seru Rame.
“ternyata kalau diperhatikan baik-baik Jui cute juga ya”. Batinnya dalam hati.
“haa~am…”. Jui mengerjap-ngerjapkan matanya, menutup matanya yg silau terkena sinar matahari yg mulai tenggelam dg tangan kanannya.
“Rame tan? Kenapa kau senyum2 sendiri heh?”. tanya nya.
“eh”. Rame jadi salah tingkah karna ketauan terlalu dekat memandangi wajah Jui
“Oi! Jui, kamu dari kemarin hobi banget tidur sih! Gara-gara tidurmu itu aku berhasil mengalahkan mu tau! Payah lo! Cuma denger lagu-lagu gitu aja langsung tidur”. Rame tertawa penuh kemenangan.
“jadi, kamu dah bilang ma Giru…”. Jui bangun sambil kucek-kucek matanya yg masih agak mengantuk.
“Iya dong!”. Rame senyum-senyum sendiri gak jelas.
“terus dia bilang apa?”. tanya Jui.
“ternyata dia dah jadian sama Shun…”.wajah Rame kembali mundung.
“Ha-haa~ kasihan deh lo!”. Jui terkikik geli.
“Waaa~! dasar kelinci jelek!!”. Rame memukul lengan Jui kuat-kuat.
“woi-woi! Sakit tau!”. Teriak Jui mengelus-elus lengannya.
“Kamu bisa merasa sakit?!”. Seru Rame kaget. Ditariknya lengan kemeja Jui hingga dilihatnya lengan Jui yg kemerah-merahan akibat bekas tinjunya tadi lalu disikut Jui terdapat bekas memar berwarna biru.
“Yg biru tu luka apa?”. Tanyanya lagi.
“ya gara-gara lo nubruk gue dipintu kamar tadi pagi…”. Jawab Jui meringis.
Rame memutar-mutar tubuh Jui.
“Sayap mu… Sayap mu mana?? Kok bajumu berubah jadi serba putih gini? Kamu gagal ganti sayap ya??”. Rame makin terheran-heran melihat perubahan diri Jui.
“sayap ku memang sudah tidak bisa tumbuh lagi…”. Jui memandang sungai didepannya yg berkilauan memantulkan wajah sang surya ygmulai bergerak ke ufuk timur.
“kenapa? Apa hukuman karna kau gagal menjalankan tugasmu kamu jadi gak punya sayap lagi?”.
“pasal.919, hukuman karna aku gagal membuat manusia menderita karna cinta adalah mati..”.
“oh, aku tau! Ini proses sebelum kamu perlahan-lahan…”. Rame tak tega melanjutkan kata-katanya.
“Bukan”. Sahut Jui cepat.
“eh?”.
“sekarang ini aku adalah seorang manusia biasa..”.
Rame melongo tak percaya. “apa?! Bagaimana bisa…”.
“aku minta maaf karna saat salah satu berandalan itu menusuk perut Giru aku tdk sempat mencegahnya, waktu itu indra ketajamanku sudah mulai melemah dan gerakan ku tdk segesit dulu hingga aku tdk menyadari gerak-gerik berandalan itu…”.
“itu bukan salahmu Jui, seandainya saja waktu itu aku menuruti nasehatmu agar tdk lewat gang itu..tapi sudahlah semua sudah terjadi dan yg penting tdk ada korban kan?”. Jawab Rame tersenyum.
“tapi kenapa semua bisa terjadi Jui? Kenapa kekuatanmu menghilang?”. Rame terus dibayangi rasa penasarannya.
“Ini adalah rahasia pribadi para Dewa di piggy sentimental romance jadi tdk dicantumkan di pasal-pasal dalam peraturan kontrak dewa cinta…”. Jui masih memandangi sungai dg wajah yg sulit di tebak.
“aku masih belum mengerti…,”. Rame memandang Jui penasaran.
“ini semua karna kau Rame…”. Jui tersenyum kearah Rame.
“eh?”.
“kau telah membuatku untuk pertama kalinya merasakan apa itu cinta, mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang…”.
“Jui…”. Rame makin bingung dg perkataan Jui.
“ya, tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu Rame”.
Rame serasa mimpi mendengar ucapan Jui barusan, perasaan tak percaya bercampur bingung bergejolak dalam hatinya.
“karna selalu berada didekatmu entah kenapa melihat mu yg selalu ceria, lucu, baik dan pantang menyerah sosok gadis yg selama ini belum pernah kutemui, membuat ku ingin menolongmu disaat kau kau berada dalam kesusahan dan pada puncaknya ku biarkan kau menyatakan cinta mu pada Giru…”.
“jadi tadi kau sengaja melakukannya?”.
“aku sudah berusaha sekuat mungkin untuk membuang perasaan cinta ku padamu, tapi yg terjadi malah sebaliknya…kau lihat? bulu sayap ku makin lama semakin menghilang, tubuhku menjadi lemah, aku kehilangan semua kekuatan ku…ya, aku tdk berhasil mengusir dirimu dari hati ku Rame…”. Jui tersenyum manis sekali.
“Jui…”. Mata Rame mulai berkaca-kaca.
“saat melihatmu benar2 hancur dan merasa terpuruk karna merasa bersalah atas kejadian yg menimpa Giru, saat itu juga ku putuskan bahwa biarlah aku yg menanggung semua resiko dari perasaan terlarang ku ini…,aku tdk mau melihatmu terus bersedih, aku rindu pada senyum ceria dan tingkah konyol mu itu, aku sangat mencintai mu Rame”.
Wajah Rame merona merah, dipandanginya Jui lekat-lekat .
“maaf karna sudah sering membuatmu menangis, aku janji akan selalu membuatmu tersenyum ceria”. Jui membelai pipi Rame perlahan.
“kau tau…”.kata Rame kemudian.
“kurasa, aku juga mulai jatuh cinta padamu”. Rame memandang Jui penuh cinta, dikalungkan kedua lengannya dileher Jui dan mengecup bibir Jui dg lembut.
FINISH


Fanfic. Vidoll- I Wanna Love (Chap.6)
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : Belum tau, karna masih dalam proses XD
Chap : 6/7end
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.
###
“ayo,ayo tambah lagi!”. Teriakan dan tepuk tangan bergemuruh di sebuah bar yg bertambah rame saat malam makin merambat naik.
Rame meneguk botol alkoholnya sampai yg kesekian kalinya.
“masih kuat kau gadis cilik?!”. Beberap orang tertawa terbahak.
“tentu saja! ayo tambah lagi botolnya!”. Rame sudah merasa mual, kepalanya terasa pusing berputar dg hebat.
Beberapa detik kemudian Rame membuka matanya perlahan, mengkucek-kucek matanya yg masih mengantuk. Memandang sekeliling.
“eh? bukannya semalam aku ada di bar..siapa ya yg membawa ku pulang…”.
Rame bangun, dipijit kepalanya yg sedikit pusing lalu berjalan membuka jendela kamarnya, membiarkan sinar matahari pagi itu menerangi kamar dan wajah nya yg sembab karna menangis semalam. Di hirupnya udara pagi yg sejuk itu untuk menghilangkan seluruh kepenatannya.
Tapi kemudian Rame terlonjak kaget saat melihat Jui meringkuk dan tertidur dg pulas di balkon, tampak bulu sayap hitam Jui berserakan di sekelilingnya.
“astaga! Sejak kapan kelinci sial ini tidur? Bukannya selama ini dia selalu terjaga dan tdk pernah tertidur sekalipun?”. Rame mengamati wajah Jui yg masih tertidur, ada sedikit rasa iba di hatinya.
“tidak,tidak! Jui adalah musuh utama ku! Aku tdk boleh merasa kasihan padanya!”. Katanya dalam hati. Rame langsung turun ke dapur membuka kulkas mencari sesuatu untuk sarapan pagi ini.
“Buju bushyet! Perasaan baru kemarin aku beli sebotol susu, keju ma roti kok udah pada amblas gini?!”. Rame melambai-lambaikan botol susunya yg kosong tak bersisa.
“apa mungkin aku makan semua gara2 sebel semalem ya…” Rame mengernyitkan keningnya.
“ya sudahlah, belanja lagi aja..”. Rame melihat jam dinding di dapur yg menunjuk pukul.10.00
Dia bergegas mandi lalu pergi menuju ke swalayan di dekat rumahnya. Sementara Jui yg masih terkantuk-kantuk mengawasi kepergian Rame dari atas balkon kamar Rame.
“ha? Rame…Mau kemana dia?”.
Selesai membeli berbagai bahan makanan, dia dikejutkan dg kedatangan Shun yg sudah menunggunya di depan swalayan.
“Shun..?”. Kata Rame heran.
Shun segera mengajak Rame ke café yg tidak begitu jauh dari swalayan.
“Shun, kenapa kau ada disini?”. Rame memandang Shun yg menyembunyikan seragam sekolah dibalik mantel hitam nya.
“tadi sih pamit sama orang rumah mau sekolah tapi gak jadi, kamu sendiri jg bolos kan?”. Jawabnya tersenyum.
“aku…,aku mau keluar dari sekolah…”. Rame tertunduk lesu.
“he? Kau serius?”. Tanya Shun kaget.
“ya, setelah kupikir-pikir kalo aku terlalu lama berada di sekeliling Giru itu akan membahayakan nyawa Giru, dan aku tidak mau peristiwa kemarin menimpa Giru lagi…”.
“kau jangan termakan omongan Mika dan Tero Rame, ini semua bukan hanya kesalahanmu”. Shun memandang wajah Rame yg terlihat merana.
“apa kau sudah bilang pada Yukine dan Hyde?”. Tanya nya lagi.
Rame menggeleng pelan. “kalau aku bilang pada mereka, mereka pasti akan melarang ku pergi, karna rencana hari ini aku juga akan pulang ke Hokaido…”.
“Rame tan, jangan buru-buru mengambil keputusan seperti itu…ayah mu pasti sangat kecewa kalau kau tiba-tiba keluar dari Vidooru, ayahmu sudah berusaha keras untuk bisa membiayaimu disekolah favorit ini kan?”. Bujuk Shun.
“aku tau, tapi aku tdk egois Shun.., aku tdk akan mau menukar nyawa Giru dg kebahagiaan ku, lebih baik aku yg mengalah…aku tdk ingin melihat Giru terluka lagi…”. Rame terisak, perlahan air mata menetes dipipinya. Shun mengusap pelan pipi Rame dg jari tangannya.
“Rame yg ku kenal adalah seorang gadis periang dan penuh semangat…”. Shun tersenyum lembut sambil menggenggam kedua tangan Rame.
“keadaan Giru sudah mulai membaik, mungkin beberapa hari lagi dia sudah diijinkan pulang oleh dokter”.
“syukurlah…”. Rame mencoba tersenyum tapi malah air mata yg kembali menetes dipipi merahnya.
“Rame, dengarkan aku…”. Shun menatap tajam Rame.
“ceritakan semua permasalahanmu…aku akan siap membantu kapan pun kau butuhkan, kau tdk bisa terus terpuruk seperti ini Rame, menyalahkan dirimu sendiri seolah-olah kau pelaku utama semua kejadian ini…,kita bisa mengatasinya bersama-sama”.
“tidak, tidak bisa Shun…”. Rame melepaskan genggaman tangan Shun, mengusap air matanya.
“Ayolah Rame! aku tdk ingin melihat mu menderita seumur hidup mu, ijinkan aku untuk menolongmu…”. Bujuk Shun.
“trimakasih Shun, kau baik sekali… tapi aku tdk ingin melibatkan mu, aku takut kalau kau juga mengalami hal yg sama seperti Giru…”.
“tapi…”. Shun memandang Rame penuh harap.
Rame bangkit dari tempat duduknya. “aku harus pergi Shun, trimakasih atas semua bantuan mu, aku tdk bisa terus tinggal disini…”. Rame memandang Shun dg mata berkaca kaca.
“ Rame tan, jangan segan-segan untuk minta bantuan pada ku, kapan pun kau butuh seorang teman aku akan selalu ada untuk mu…”.
“ku rasa masalah ini hanya aku yg bisa menyelesaikannya, tapi aku pasti akan sering2 memberi kabar pada mu…,sekali lagi trimaksih banyak Shun”. dg berlinang air mata Rame membungkukkan badannya berjalan cepat meninggalkan Shun.
“Rame tan…”. Shun terduduk lesu memandang sehelai bulu hitam yg terbang rendah tertiup angin.
Dalam perjalanan Rame menyempatkan diri kerumah Yukine dan Hyde, menyelipkan sebuah surat dimasing-masing pintu rumah mereka. Kemudian pergi ke game center langganannya menamatkan beberapa permainan dg penuh semangat. Wajahnya terlihat sedikit ceria setelah bermain seharian.
“Game memang cara paling memuaskan untuk menumpahkan semua kemarahanku pada kelinci sial itu!”. Seru Rame.
“Hidup Rame!”. Seseorang berbadan ala Ade Rai mengangkat tangan kanan Rame, mengelu-elukannya karna berhasil mengalahkan gamer sejati Tokyo dalam game karate.
“yei! Hidup Rame!!!”. Semua penonton yg menyaksikan pertandingan game tadi ikut berseru meneriakan namanya.
Hari beranjak sore. Dipandangi arloji nya yg menunjuk pukul 15.00.
“oh, aku harus bergegas sekarang!”. Rame buru-buru pamit pada semua pendukungnya dan berjalan cepat menuju rumah.
###
Rame memasukkan baju dan barang-barang nya kedalam koper, meraih sebuah bingkai foto di atas meja belajarnya. Terlihat disana poto Rame dan Giru yg sedang beradu mulut dg wajah penuh benci.
“jepretan Yukine lumayan juga…”. Rame tersenyum sesaat, menutup bingkai poto itu dan meninggalkannya tetap tergeletak diatas meja .
“bip,bip,biiip..”. terdengar ponsel Rame berdering.
“moshi-moshi…”.
“Rame, ayah baru saja telpon ke sekolah mu, mereka bilang hari ini kau tdk masuk sekolah dan tidak ada libur selama seminggu ini seperti yg kau bilang ditelpon siang tadi…kenapa kau bohong dan bilang mau pulang karna sekolah sedang libur,hah?”. Terdengar nada jengkel ayahnya di ujung telpon.
“maafkan Rame ayah, tapi saat ini Rame sedang ingin menenangkan diri…ijinkan Rame pulang ayah…”. Kata Rame pelan.
“kau ini kenapa nak?”. Nada bicara ayah Rame berubah jadi khawatir.
“maaf, Rame sama sekali tdk bermaksud membuat ayah khawatir…”.
“ya sudah, cepatlah pulang hati-hati ya”.
Rame mematikan Hp nya, menutup koper besarnya, mengenakan mantel merah mudanya, kemudian dia mencari-cari sesuatu. Diajak-ajaknya isi laci meja dan mengintip dibawah tempat tidurnya.
“alat ini keren juga…, Manusia memang hebat dalam bermain musik ya?”. Jui bersandar santai dipintu kamar Rame, sebuah head phone merah muda tergantung di lehernya..
Rame mendesah kesal. “mana wortel2 mu? Kau tdk membawanya sekaliyan?”. Tanya Rame acuh.
Jui bersendawa keras. Dengan muka cemberut Rame menabrak Jui saat melewatinya keluar kamar.
“Hei!”. Jui mengelus-elus sikutnya yg memar terkena kusen pintu.
_TBC_


Selasa, 20 Juli 2010
Fanfic.Vidoll- I Wanna Love (Chap.5)
Title : I Wanna Love
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : Belum tau, karna masih dalam proses XD
Chap : 5/?
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.
###
“bener-bener dah tu kelinci! Usahanya menjauhkan ku dg Giru memang nyebelin bgt!, hari ini saja dia sudah buat aku meninggalkan buku-buku pelajaran ku sampe aku gak jadi berangkat ke sekolah bareng Giru, trus Giru terjatuh dari sepedanya saat aku berusaha untuk menyapanya, yg ke tiga tim sepak bola sekolah kalah gara-gara aku nonton pertandingannya?”. Rame menggeleng-gelengkan kepalanya.
“enggak,enggak…kalau yg itu bukan gara2 aku, tapi dalam permainan
“wah! Kalau itu pasti gara2 kelinci sialan itu tuh!”.
“gimana? Baguskan pertandingan tadi?”. Jui tersenyum licik, berjalan cepat dibelakang Rame.
“bagus gundul mu!”. Rame mempercepat langkahnya.
“hei Rame tan, kau mau kemana? Jalan pulang
“aku gak mau pulang sekarang! Kamu pulang aja duluan”. Jawab Rame cemberut.
“eh, tapi menurut ku sebaiknya kita jangan lewat jalan sini…”. Kata Jui cemas.
“aku
“Rame tan, jalan menuju gang itu keliatan suram dan kotor bgt, lebih baik kita lewat jalan lain saja”.
Rame menghentikan langkahnya. “kamu berisik bgt sih! Ini satu2nya jalan pintas menuju Game center”.
“gak biasanya kamu ke game center lewat gang sini?”. Tanya Jui heran.
“soalnya aku udah gak sabar lagi pengen maen Game Tinju buat mukulin wajah lo yg bikin enek itu! Menyebalkan sekali tdk bisa memukulmu sampai babak belur di dunia nyata tau!!”. Teriak Rame kesal.
“ano~. bagaimana kalau sasaran tinju mu itu kamu salurkan pada tamu-tamu kita ini”. Kata Jui.
“he?”. Saat Rame membalikkan tubuhnya terlihat
“lagi kesal karna diputus cow’ ya?kenapa gak sama kita-kita aja”.
Kata salah seorang dari mereka terkikik geli.
“iya, kita2 masih jomblo lo!”.
“maap ye bang, aye Cuma mau numpang lewat doang kok!”. Jawab Rame sedikit takut.
“eit! Mau kemana, belum kenalan kok buru2 pergi sih”. Salah satu diantara mereka mencolek dagu Rame..
“tadi kau sudah ku peringatkan jangan lewat sini
“gak usah berlagak jadi pahlawan kesiangan deh lo!”. Rame mencoba menyembunyikan rasa panik dan ketakutannya.
“kenapa manis, kau tdk perlu takut pada kami, kami siap kok ndengerin semua curhat kamu”. Ke
Rame berjalan mundur perlahan. “pergi kaliyan!” seru Rame.
“kamu kalau marah makin cantik deh!”. Seorang dari mereka mencubit pipi Rame. Mereka berlima terus mendesak Rame hingga Rame merasa terpojok.
“bagaimana Rame tan? Apa kau perlu kekuatan seorang Dewa cinta mu ini?”. Jui tersenyum menyeringai.
Rame tak menjawab, dia terlihat ketakutan, berusaha menghindari berandalan2 yg kini mulai mengepungnya.
“tenang gadis manis, kami Cuma ingin mengajakmu bersenang-senang sebentar dan melupakan semua kesedihan mu”.
“hentikan!berhenti kataku!!!”. Teriak Rame.
Mereka bertiga malah makin tertawa buas.
Jui baru saja menyiapkan kuda-kudanya hendak memukul salah satu pemuda yg sudah berhasil meraih tangan kanan Rame, ketika tiba-tiba sebuah bola sepak melesat dg cepat dan dengan keras menghantam kepala pemuda yg di incar Jui tadi. Pemuda itu langsung jatuh terkapar kesakitan.
“kurang ajar! Siapa itu!!”. Teriak yg lain.
“Huh! Dasar pengecut, beraninya cuma sama cewek…”. Tampak seorang pemuda berjalan mendekat, wajahnya tdk begitu jelas tertutup awanyg mendung.
“jangan berlagak hebat kau ya! Ayo kesini dan hadapi kami berlima!!”. Seorang dari berandalan itu memukul bola sepak tadi sampai kempes.
Dibawah sinar remang-remang yg dihasilkan dari satu2nya lampu kecil penerang jalan di gang itu, Perlahan Rame mulai bisa melihat perawakan pemuda itu. Tubuhnya yg tinggi kurus dan mengenakan seragam SMU yg sama dengannya, rambut lurus sebahu dengan senyum misterius dan wajah tampan luar biasa.
“ Giru?!”. Seru Rame tak mempercayai penglihatannya.
“ wah, drama Super Hero Jui terpaksa harus di tunda dulu ni”. Jui mendesah kecewamundung di pojokan.
“aku sama sekali tidak takut dg cecunguk2 kelas teri macam kaliyan”. Tantang Giru.
“Cih!kurang ajar kau! Ayo habisi dia!!”.
Satu persatu berandalan itu menyerang Giru, dan Giru dengan sigap menghindar dan balik memukul mereka dg tangan kosong.
“Giru memang hebat! Pantas saja dia bisa jadi juara karate tingkat SMU”. Rame memandang Giru penuh rasa kagum.
“alah, cuma segitu aja…”. Jui mencibir kearah Giru, menikmati wortelnya sambil menonton aksi Giru menghajar para berandalan2 itu.
“sekarang beres sudah!”. Giru memandang kelima lawannya yg terbaring merintih kesakitan, dia pun berbalik mendekati Rame.
“Wuih! Super Giru keren! Aku makin cinta pada mu!”. Teriak Jui seakan menggambarkan wajah Rame yg berseri-seri memandang ke arah Giru.
“hei! Kamu gak pa2
“I,iya aku gak pa2 kok! Terima kasih banyak”. Jawab Rame berbinar.
“sekarang cepat pulang, dan jangan suka keluyuran sendiri”.
“Giru…”. Rame ragu2 untuk melanjutkan kata-katanya.
Tanpa Giru sadari, seorang dari berandalan yg tadi terjatuh dibelakangnya berhasil berdiri dan berjalan mendekat kearahnya
“apa? Aku capek ni mau pulang”. Jawab Giru acuh.
“Giru! Awas di belakang mu!!”. Teriak Rame.
Tanpa di duga tiba2 pemuda yg berada dibelakang Giru itu mengeluarkan pisau lipat dari balik saku celananya.
“Hah!”. Giru tak sempat menghindar, gerakan tangan pemuda itu begitu cepat. Beberapa detik kemudian mengalir darah segar dari perut Giru.
“GIRUUU!!!”. Rame berteriak histeris.
Mengetahui berhasil melukai Giru, wajah pemuda itu langsung panik, dia berjalan mundur mendekati teman-temannya yg masih merintih kesakitan.
“ce,cepat kabur!!”. Teriaknya berlari dandiikuti ke empat temannya yg ikut kabur menyusul dibelakangnya.
“Giru, giru…sadarlah!”. Rame tak hentinya menangis, dipandanginya Giru yg sudah tak sadarkan diri.
“Oow…”. Jui kaget melihat kejadian didepannya yg berlangsung dg cepat hingga dia tak sempat melihat kapan berandalan tadi menarik pisau lipat dari saku celananya.
“Jui! Kau benar-benar sudah keterlaluan!!!”. Teriak Rame marah.
“kau sengaja melakukan ini semua
Jui hanya terdiam memandang bulu sayap hitamnya yg berjatuhan disekelilingnya.
###
“apa yg sudah kau berbuat pada Giru, dasar cewek sialan!”. Mika hampir saja menampar pipi Rame ketika Shun tiba-tiba mencengkeram tangan Mika dg kuat.
“ lepaskan Shun!”. Teriak Mika melepaskan diri dari genggaman kuat Shun.
“kau tidak berhak melukai Rame, Mika!”. Kata Shun tegas.
“kau ini buta ya Shun?! jelas-jelas Rame ini adalah pembawa sial bagi Giru, gara2 menyelamatkan nyawa cewek gak guna ini, Giru jadi terluka parah!”.
“aku…,aku sama sekali gak nyangka kalau akan begini jadinya…”. Rame terisak tak kuasa menahan air matanya.
“lo tu gak pernah puas-puasnya ya mengganggu kehidupan Giru!”. Tero ikut-ikutan menumpahkan rasa kesalnya pada Rame.
“kaliyan tidak bisa langsung begitu saja menyalahkan Rame, yg melukai Giru
“tapi kalau Giru gak nolongin cewek sial itu, semua ini jg gak bakalan terjadi
“benar! Setiap ada Rame, Giru pasti kena musibah, aku yakin Rame memang sudah merencanakan semua ini untuk menyingkirkan Giru…”. Seru Tero dg sengit.
“aku tau kau sangat menyukai Giru! kau pasti sangat kesal karna selama ini Giru tdk pernah memperhatikan mu…karna itulah kau membuat semua kesialan ini untuk balas dendam pada Giru sampai akhirnya Giru minta maaf dg merengek rengek padamu…,itu
“oh, sungguh picik sekali cara mu itu! Dan setelah melihat Giru terluka kau sekarang merasa puas! Iya? Benar begitu
Rame tak menyahut, dia terus menangis mukanya tertunduk pasrah
“Hentikan Mika!”. Shun menarik Rame merangkulnya menghindar dari Mika.
“kenapa kau selalu saja membela Rame,Shun? dia tdk perlu dikasihani!”. Seru Tero.
“kaliyan semua memang keterlaluan! Kalau memang Rame ingin menyakiti Giru, buat apa dia menolong dan membawa Giru sampai ke rumah sakit ini lalu menelpon kita semua untuk ke rumah sakit!”. Shun mulai marah sekarang.
“kalau memang benar semua tuduhan kaliyan itu, Bukankah lebih simple kalau Rame langsung meninggalkan atau menyembunyikan saja Giru disuatu tempat tanpa ada orang yg tau membiarkannya sampai Giru mati!”. Shun mendekap Rame dg lembut mencoba membuat nya tenang.
Tero, Mika dan teman-temannya terdiam tak ada yg menyahut.
“harusnya kaliyan berterima kasih pada Rame dan jangan buat keributan di rumah sakit kalau kaliyan tak ingin buat keadaan Giru makin parah!”. Shun mengantar Rame keluar rumah sakit.
“Rame tan ,lebih baik sekarang kau ku antar pulang”. Kata Shun sambil menyodorkan sapu tangan pada Rame.
“trimakasih, tapi gak usah Shun, aku bisa pulang sendiri”. Rame menyeka air matanya dg saputangan Shun.
“ semua ini gak ada sangkut pautnya dengan mu Rame …, jangan pedulikan semua perkataan mereka, aku percaya padamu Rame tan”. Shun menatap Rame dg iba.
“Shun, kau baik sekali, tapi maaf saat ini kau sedang ingin sendirian…,biarkan aku pulang sendiri”.
“Ok! kalau memang itu bisa membuatmu lebih baik…trimakasih sudah menolong Giru…”.
“Huum, trimaksih Shun”.
“ya, hati-hati Rame tan…,kalau ada apa2 kau bisa menghubungi ku”.
Rame menggangguk pelan lalu berjalan meninggalkan Shun yg terus memandanginya sampai Rame takterlihat lagi dari pandangannya.
“ano~..,apa kau baik-baik saja Rame tan?”. Tanya Jui menyapa Rame,dia duduk menunggu dibangku taman
“oh, kukira kau sebentar lagi akan mendapat penghargaan besar karna sudah berhasil melaksanakan tugas mu dg baik!”. Rame memandang Jui dg sengit.
“bagaimana keadaan cowok mu itu,eh?…”. Tanya Jui santai.
Rame mendekati Jui, memandangnnya dg penuh amarah yg meledak-ledak.
“sekarang sudah puas kau?! Ini
“tega sekali kau menyiksa ku seperti ini…Kenapa kau tdk membunuh ku saja sekaliyan! Kenapa?!!”. Air mata Rame makin deras membasahi kedua pipinya.
“Rame tan, aku tau bagaimana perasaanmu…”. Jui bangkit mendekatinya.
“apa katamu? sejak kapan kau punya hati! kau bahkan tdk pernah tau bagaimana rasanya mencintai seseorang dan bagaimana sakitnya saat orang yg kit sayangi terluka…yg ada didirimu hanyalah perasaan iblis!”. Wajah Rame tegang menahan marah.
“sekarang kau bunuh saja aku! Agar tak ada lagi orang yg terluka karna ku!”.
“itu tidak akan bisa…”. Jui berkata lirih.
“kenapa? Kau takut hah! Katanya kau Dewa sial cinta yg hebat, kenapa hanya membunuh satu gadis lemah seperti ku saja tdk bisa!!”.
Jui memalingkan mukanya, dari tatapan tajam Rame.
“Jui! Kenapa kau diam saja! Jawab pertanyaan ku!!”. Rame mendorong tubuh Jui hingga dia mundur beberapa centi, tp Jui tak bergeming dia tetap mengacuhkan Rame dan diam membisu.
“kau benar-benar menyebalkan! Aku benci pada mu!!”. Teriak Rame yg langsung berlari pergi meninggalkan Jui.
Jui menengadahkan mukanya memandang langit malam yg indah berhiaskan ribuan bintang. Angin malam yg berhembus perlahan menyapu bulu-bulu sayap hitamnya yg makin banyak berguguran.
_TBC_

Fanfic Vidull. I Wanna Love (Chap.4)
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : Belum tau, karna masih dalam proses XD
Chap : 4/?
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.
###
“huh! Sebenernya apa sih yg bisa bikin tu kelinci sialan berhenti ngikutin aku…”. Rame berjalan perlahan menyusuri koridor sekolah.
“aku kasih obat tidur di wortelnya gak mempan, dipukul biyar pingsan badannya tembus pandang, dikurung bisa tembus tembok, semua wortel dirumah ku sembunyiin dia tetep bisa nemuin wortel2 itu, sekarang sih dia memang gak ngikutin aku, tapi pas aku ketemu Giru entah darimana dia bisa tiba-tiba saja muncul….”. Rame menghela nafas panjang.
Saat Rame melewati kamar mandi cewek, tiba-tiba seseorang menyeretnya masuk kedalam kamar mandi.
“Hei!”. Rame berteriak kaget.
“nah! Ni dia si pembawa sial itu!”. seorang siswi menarik kerah kemeja Rame dg kuat.
“Mika?!”. Teriak Rame kaget.
“Maksud kamu apa sih! Maen keroyok segala lagi!”. Rame memandang tiga orang teman Mika yg berdiri dibelakang Mika, menatapnya penuh dendam.
“lo gak usah pura-pura sok bego’ deh, semua kejadian yg menimpa Giru itu ulah lo kan?!”.
“jangan sok tau ya?itu semua Cuma kebetulan aja dan gak ada sangkut pautnya sama aku”. Bela Rame.
“halah! Ngaku aja deh lo!”.
“maap ya, aku gak ada waktu buat meladeni kaliyan”. Rame mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Mika.
“mau kemana lo?!”. Seru Mika. Serentak ke tiga teman Mika yg lain langsung memegangi kedua tangan Rame, hingga Rame tak bisa bergerak.
“apa-apaan sih kaliyan! Lepasin!”. Rame mencoba berontak tapi sia-sia, ketiga teman Mika memegang tangan Rame kuat-kuat.
“aku bilang lepasin! Sakit tau!!”.
“hah! Percuma kamu teriak2 gak bakalan ada orang yg mau masuk kesini karna dipintu sudah kami pasang tulisan ‘kamar mandi ini rusak’.”. Mika dan ketiga temannnya tertawa terbahak.
“sebenernya mau kaliyan apa hah?!”. Teriak Rame marah.
“permintaan kita gampang, kita pengen lo keluar dari sekolah ini dan kalo perlu lo musti pergi dari Tokyo dan jangan ganggu Giru lagi!”.
“cih! Kenapa gak kaliyan aja yg pergi dari sini dan berhentilah bersikap sok pahlawan!”.
“Claps!!”. Pipi kanan Rame memerah terkena tamparan Mika.
“Cuma segini aja?”. Darah segar mengalir dari bibir Rame yg mencoba tetap bersikap tenang.
“astaga Rame tan, kenapa kamu bisa nyasar kesini?!”. Seru Jui yg tiba-tiba sudah berada disamping Rame.
Rame tak mengindahkan Jui dia menatap Mika dg sengit.
“beraninya Cuma main keroyok, dasar pengejut!”.
“Diam kau!!!”. Mika menjambak rambut Rame, hingga Rame menjerit kesakitan.
“Dasar cewek sialan!”. Jui bersiap memukul Mika.
“Pergi kau dari sini! Ini bukan urusan mu!!”. Teriak Rame pada Jui.
“Apa?!”. Kata Jui kaget.
“kau mau dicincang habis2an sama cewek2 buas ini!”.
“ku bilang pergi!!!”. Rame berteriak marah.
Mika tertawa keras. “berteriaklah sepuasmu, disini tidak akan ada orang yg bisa mendengarmu”.
“dasar kau nenek sihir! Kau pikir dengan memukuli ku Giru jadi jatuh hati pada mu? Itu ga akan pernah terjadi!”.
“Diam!!”. Mika menonjok perut Rame, hingga Rame terbatuk kesakitan.
“Rame!”. Teriak Jui khawatir.
“pergi sana kelinci sialan…,Kau gak perlu ikut campur”. Kata Rame lirih dipandanginya wajah cemas Jui .
“heh? Kau tadi menyebut kami apa?! kelinci sialan kata mu?!”. Mika menjambak rambut Rame dan menamparnya lebih keras lagi.
Jui memandang Rame sejenak. “yah, kalau memang itu maumu, aku akan pergi…tapi kau harus janji padaku jangan mati dulu ya”.
Jui terbang menghilang menembus dinding kamar mandi, meninggalkan beberapa helai bulu sayap hitamnya.
Ada sedikit rasa menyesal dalam diri Rame saat memandang Jui meninggalkannya, tapi Rame tau kalau dia mengijinkan Jui menolong nya, pasti berita yg telah beredar mengenai dirinya yg punya kekuatan gaib akan dipercaya semua orang dan itu akan menjauhkannya dg Giru, selain itu Rame juga tdk ingin Mika dan teman2nya jadi terluka parah terkena pukulan Jui.
“apa susahnya sih bilang kalau kamu berjanji akan meninggalkan kota ini dan tidak menghubugi Giru lagi!”. Seru Mika sebal.
“aku bukan babu mu, jadi kenapa aku musti nurutin semua perkataan mu?!”.
“kamu pengen dibuat babak belur dulu ya!”. Mika mencekik leher Rame.
“Mi-mika, lepaskan…”. Leher Rame tercekik tak bisa bicara.
“kami akan melepaskan mu, kalau kamu sudah berjanji untuk tidak mengganggu ku dan Giru lagi!”.
“ka-ka…”.Mulut Rame membuka dan menutup tak bersuara, menahan cekikan Mika yg semakin kuat.
“Rame! Rame apa kau ada didalam!!”. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar kamar mandi.
“Rame, jawab kami!!!”. Seseorang menggedor-gedor pintu kamar mandi yg terkunci.
“itu suara Hyde dan Yukine!”. Seru Rame dalam hati.
“siapa yg memberi tau mereka kalau kita ada disini!”. Seru Mika marah memandang ke tiga tamannya.
“ka-kami gak kasih tau siapa-siapa kok!”. Jawab salah satu teman Mika diikuti anggukan yg lain.
“sial! Mika melepaskan cengkeramannya dari leher Rame.
Rame terbatuk-batuk, mengatur napasnya agar kembali teratur.
“Rame, kalau kau tidak menjawab kami akan mendobrak pintu ini!”.
“dengar!”. Mika mnegacungkan jarinya.
“kali ini kau selamat, tapi lain kali kami gak akan membiarkan mu kabur dg mudah, ingat itu!”. Ancam Mika menempeleng kepala Rame.
“satu,dua…”. Hyde dan Yukine mencoba mendobrak pintu dari luar.
“lepaskan Rame dan dudukkan dia di toilet, cepat!”. Mika mendorong tubuh Rame dibantu ketiga temannya. Rame tak bisa melawan karna badannya terasa sakit semua.
“tiga!”. Pintu menjeplak terbuka. Hyde dan Yukine masuk kedalam.
“Rame!!!”. Teriak mereka bersamaan.
“aduh, berisik banget sih!”. Mika dan ketiga temannya berlagak sedang berdandan di depan cermin, membetulkan letak jepit rambutnya.
“heh! Nenek sihir! Kau sembunyikan dimana Rame?!”. Teriak Hyde.
“oh, kaliyan cari Rame? Dia lagi di toilet tu”. Jawab Mika santai sambil menunjuk ke kamar toilet.
“awas kau kalau sampai terjadi sesuatu pada Rame!”. Teriak Hyde.
“ih, disini panas banget ya guys, kita pergi aja yuk!”. Mika dan ketiga temannya langsung pergi meningalkan Hyde dan Yukine yg menatap mereka dg sengit.
“Rame tan!”. Yukine memeluk Rame yg terduduk lesu ditoilet.
“teman-teman, trimakasih ya”. Kata Rame tersenyum.
“apa yg mereka lakukan pada mu Rame?”. Hyde membantu Rame berdiri.
“kaliyan tenang saja, aku gak pa-pa kok!”.
“gak pa-pa gimana? bibir mu sampai berdarah begini…”. Yukine terisak sambil membersihkan mulut Rame dengan tisu.
“besok kita kasih pelajaran ke empat nenek sihir itu!”. Seru Hyde.
“udah, gak usah Hyde.., yg penting aku sekarang baik-baik aja kan? Kalau kita membalas mereka itu artinya kita sama saja dg mereka”.
“Rame tan, mulai sekarang kau harus terus bersama-sama kami, kau jangan tiba-tiba menghilang gitu dong, untung kau tadi sempat sms aku …”. Yukine menyeka air matanya.
“iya,iya…, aku janji, maaf aku karna sudah membuat kaliyan cemas”.
Rame memeluk kedua sahabatnya.
“tunggu dulu, sms? Aku kan dari tadi dipegangi terus sama ketiga teman Mika, bagaimana mungkin aku bisa sms Yukine?”. Rame bertanya dalam hati.
“oh! btw, kaliyan berdua kuat juga bisa mendobrak pintu kamar mandi yg terkunci ini”.
“iya dong! Kita berdua kan pemain bassball handal”. Jawab Hyde diiringi tawa Yukine.
Sesaat Rame baru tersadar kalau Jui sedari tadi berdiri bersandar dipintu kamar mandi, beberapa helai bulu sayap hitmnya berguguran. Dia tertunduk lesu namun kemudian tersenyum lega memandang Rame.
###
Rame duduk termenung dikasurnya ditemani Jui yg duduk disampingnya, seperti biasa memakan wortel dg lahap.
“heh? nglamun aja lo, ntar kesambet baru tau rasa”. Tanya Jui.
Rame memandang Jui dg tajam hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa centi.
“apa ada yg aneh dg wajah ku?memang sudah sekitar 50th aku gak pernah facial dan ke salon merapikan rambut sih…”. Jui merapikan rambut dg jari-jari tangannya, sesaat terlihat wajah Jui memerah.
“ye? Sapa jg yg nanya! Aku Cuma pengen tau sebenarnya apa sih yg membuatmu paling ketakutan?”. Tanya Rame penasaran.
“takut?”. Jui terkikik geli.
“Dewa seperti ku tidak pernah takut pada apapun! tapi mungkin aku akan sangat ketakutan kalau sampai wortel punah dan musnah dari peredaran didunia ini”.
“yah! Kalo itu mah mustahil,kalaupun wortel benar-benar punah pastinya baru akan terjadi bepuluh-puluh tahun lagi saat manusia terlalu sibuk dg pekerjaannya hinngga mereka tdk sempat buat makan dan hanya mengkonsumsi pil-pil saja, dan pastinya saat itu aku juga udah jadi penghuni kuburan…”. Rame tertunduk lesu.
“ha-ha,haaaa!”. Jadi kau mau mencari2 kelemahan ku heh? walaupun kau sudah cari diberbagai buku dan sumber lainnya, semua itu sia-sia saja! Karna aku ini Dewa Jui yg agung!”. kata Jui bangga.
“gak mungkin! Aku gak percaya, setiap makhluk itu pasti punya kelemahan”.
“ya-ya-ya… kau bisa menang kalau kau berhasil menyatakan cinta mu pada Giru”. Jui nyengir dg nada meremehkan.
“baru kali ini aku ngerasa susah bgt ngomong didepan orang, Cuma buat bilang ‘aku cinta padamu’!”.
“Hyahahaaa~, itu salah mu sendiri dasar bocah ceroboh”. Jui mengajak-ajak rambut Rame.
“Menyebalkan!”. Rame merengut lucu.
“Btw, Bulu sayapmu ni bikin kotor kasur ku tau!”. Rame menunjuk beberapa helai bulu sayap hitam Jui yg bertebaran di kasur Rame.
“oh, sekarang emang musimnya ganti sayap prosesnya sama kayak ular yg ganti kulit gitu…”. Jawab Jui se kenanya.
“huh! Awas kau!” Rame memukul kepala Jui dg bantal. Dan Jui terus tertawa terbahak karna bantal itu tak bisa mengenai tubuhnya yg tembus pandang.
_TBC_

Jumat, 18 Juni 2010
Fanfic.Vidoll-I wanna Love (chap.3)
Title : I Wanna Love
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Chap : 3/?
Genre : Romance, Humor
Rating : monggo sedoyo pinarak rumiyen….XD
###
“Kyaaa! Asyik! Akhirnya pertandingan Tim bassball ku datang juga, semua teman2 pasti akan menontonnya termasuk Giru..”. Rame terlihat bahagia melihat papan pengumuman di depan ruang ganti siswi.
“akan ku tunjukkan pada Giru kalau aku ini jago Bassball, dia pasti langsung simpati ma aku saat melihat pukulan home run ku nanti!”.
“Rame, aku cepat ganti, tim lawan dah mau pemanasan tu”. Seru Yukine..
“iya,iya…”. Rame bergegas menyusul teman-temannya ke ruang ganti.
“ho-ho!ini akan jadi pertandingan yg hebat!”. Jui mengusap-usap tangannya dan tersenyum misterius.
Terdengar sorak sorai penonton menggema ke seluruh lapangan.
Jui duduk dilangit-langit balkon paling atas tanpa ada penonton yg memerhatikan kalau disana terdapat wortel yg melayang dan lenyap dg cepatnya. Jui sudah menyiapkan sekeranjang penuh wortel disamping nya, memakai kacamata riben hitamnya dan siap menonton pertandingan Bassball Rame.
“yak! Kita saksikan tim 2-A susah sekali menambah angka, apalagi dg adanya Rame tan yg selalu berhasil menangkap bola pukulan dari tim 2-A…”. Seru Komentator.
“wah,wah,wah…ternyata Rame tan jago Bassball ya”. Jui melihat pertandingan Rame dg teropong besarnya.
“kini giliran 2-B yg bermain, Hide menjadi pemukul pertama dan..oh! sayang sekali pukulannya berhasil ditangkap tim 2-A, berikutnya Yukine…”.
“Ayo Yukine, kau pasti bisa!”. Teriak Rame.
“kalau sampai pukulannya bisa ditangkap lagi, akulah yg harus berjuang…”. Rame memandang Yukine penuh harap.
“yak, pukulan ringan lagi rupanya, ada apa ini dengan tim 2-B, kemana permainan hebat mereka?”.
“ya ampun, jelek sekali permainan 2-B, mereka ngapain aja sih!?”. Keluh Tero.
“kalau sampai kelas kita kalah,itu semua gara2 ada Rame tu”. Giru menatap Rame penuh dendam.
“bukankah selama ini tim kelas kita selalu menang, jarang sekali mereka kalah, dan Rame adalah pemain terbaik di tim Bassball kelas kita
“huh! Kita lihat saja!”. Giru memasang teropongnya melihat Rame yg sudah bersiap-siap dg tongkat pemukulnya.
Seluruh supporter tim 2-B berteriak-teriak memberi Rame semangat.
“Aku harus bisa!”. Batin Rame dalam hati.
“giliran Rame tan nih!”.Jui langsung memakan
“pukulan pertama, yak meleset!”. Terdengar suara ‘aaah’ panjang dari penonton.
“sial! Kenapa bisa meleset?!”. Rame mengumpat dalam hati.
“pukulan kedua meleset lagi!”.
Jui tertawa bahagia di tempat duduknya.
“huuuu, payah!”. Tero berteriak kesal.
“tu
“tidak biasanya pukulan Rame tan meleset, sepertinya ada sesuatu yg tdk beres…”. Shun memandang Rame penuh tanda Tanya.
“Ayo Rame tan kau pasti bisa!”. Shun berharap dalam hati.
Rame membetulkan letak topinya, pandangannya focus kedepan siap dg pemukulnya.
“kali ini kupastikan tidak akan meleset!”. Serunya dalam hati.
“bola sudah dilempar dan kita lihat bersama apa yg terjadi sodara-sodara?”.
Semua mata tertuju pada Rame.
“Yak! Rame tan berhasil memukulnya! Bola melambung ke atas…”.
Semua supporter 2-B terpengarah menahan jerit memandang arah bola yg melaju kencang menuju deretan kursi supporter tim 2-B.
“awas Giru!” Shun berteriak keras.
Tapi terlambat, bola dg cepat melayang tepat mengenai jidat Giru yg langsung berubah jadi benjolan besar kebiru-biruan.
“A-a-awas kau Rame…”. Giru terjatuh pingsan tak sadarkan diri.
“Giru!”. Teriak Tero.
“Giru kun, pingsan…”. Shun memandang Giru dg kaget.
“Astaga! Ternyata bola pukulan Rame keluar lapangan, Home run untuk tim 2-A!”. seru komentator.
Seluruh supporter tim 2-A pun berteriak bahagia mengelu-elukan tim nya. Rame berdiri mematung memandang Giru yg dikerumuni teman-temannya dan dibopong tim P3K keluar lapangan.
“Astaganaga…., kenapa bola ku bisa nyasar ke jidat Giru? Padahal pas pukul bola tadi yg ku bayangkan wajah Jui yg jelek itu….”. Rame memandang ke sekeliling lapangan dan akhirnya di dapatinya Jui sedang berputar-putar menari di udara.
“Huh! Sudah ku duga pasti dia biang keroknya!! Awas kau kelinci sialan, gue jadiin sate baru tau rasa lo!!!”. Rame memandang Jui dg api merah membara.
###
Jam diarlojinya sudah menunjuk pukul 5 sore, Rame mengintip ruang UKS yg masih dpenuhi para siswi yg ingin menjenguk Giru.
“kaliyan semua ni malah bikin Giru jadi tambah pusing, jadi sebaiknya sekarang kaliyan semua segera pulang aja, Ok!”. Terlihat Tero dan Shun mengusir siswi-siswi itu dari UKS. Dan kemudian terdengar nada protes dari mereka semua.
“bubar-bubar! Acara jenguk-menjenguk udah ditutup!!”. Teriak Tora.
“kita
“kalau kaliyan memang benar2 fans yg baik harusnya kaliyan bisa bedain kapan waktu buat beri dukungan, dan kapan kaliyan harus beri waktu sang artis buat istirahat, lagian Giru gak bakalan mati cuma gara2 kena bola bassball kok! Bsk jg udah tebar pesona lagi”. Rame berteriak pada para fan girl yg cemberut ke arahnya, tapi kemudian mereka semua beranjak pergi juga.
“terima kasih banyak Rame tan”. Shun tersenyum ramah padanya.
“lo lagi, mau ngapain kesini?” tanya Tero judes.
“terserah gue mau ngapain! Bukan urusan lo!!”. Rame berseru marah pada Tero.
“Rame tan
“eh, enggak kok Shun, aku tadi Cuma kebetulan lewat ja dan karna sebal liat tingkah para fan girling itu aku jadi coba untuk bantu kaliyan…”. Jawab Rame cepat.
“gak papa kok kalo Rame tan mau ketemu Giru, aku yakin Giru gak akan keberatan”.
Shun tersenyum sambil mendorong Rame masuk ke ruang UKS, dan hamper saja bertabrakan dengan Giru yg mau keluar ruang UKS.
“Huwaaa!”. Rame berseru kaget.
“fyuh! Hampir saja!”. Rame menyeka keningnya.
“Kau!”.Giru pun ikut kaget melihat Rame
“Maafkan aku Giru kun, aku tadi benar-benar tidak sengaja”. Rame membungkukkan badannya meminta maaf.
“Aku mau pulang”. Jawab Giru acuh sambil melangkah pergi di ikuti Tero dan Shun.
“Giru! Sombong sekali kau! Aku
Giruberhenti sejenak. “lain kali pukul dengan agak keras dikit ya?”.katanya sambil melambaikan tangan.
“GIRU KAU MENYEBALKAN!!!”. Rame berteriak makin kesal.
“Rame, disini kau rupanya? Ayo cepat pulang persediaan wortel ku sudah abis ni”. Kata Jui yg tiba-tiba muncul.
“KAU JUGA MENYEBALKAN! DASAR KELINCI SIAL!!”. Rame berjalan cepat meninggalkan Jui.
“ho~, sepertinya dia sudah mulai kesal”. Jui terkikik senang.
###
“Giru, Rame itu pembawa sial! Jadi sebaiknya kamu harus menghindar jauh-jauh darinya”. Kata Tero saat mereka bertiga seperti biasa berkumpul di kantin sekolah
“Gimana bisa menghindar, orang kita satu sekolah, satu kelas, satu komplek lagi”. Jawab Giru sambil menggerutu.
“bagaimana menurut mu Shun?”. Tanya Giru
“ entahlah, ku rasa setiap kali Rame berada di dekatmu selalu saja terjadi sesuatu yg membuat hubungan kaliyan berdua jadi makin runyam…”.
“emang udah dari dulunya gitu
“ mulai dari numpahin ice cream, mukul bola bassball sembarangan, kempesin ban sepeda Giru sampai bikin Giru jadi dakocan saat kena ledakan tabung reaksi di pelajaran kimia tadi pagi…”.
“lo dipikir-pikir makin lama makin parah kesialan yg kau terima ya Giru?”. Tero memandang rambut Giru yg hangus berdiri tegak seperti tersengat listrik.
“ Gue bener-bener gak terima dg model rambut gue sekarang ini!”. Seru Giru mencak-mencak.
“nah! Itu dia, semua kejadian itu datang berurutan, sebelumnya kamu gak ada masalah dengan Rame tan
“mungkin Rame tiba-tiba dapat kekuatan ajaib dan karna dia benci pada ku maka aku dijadikan kelinci percobaan untuk melatih kemampuan anehnya itu!”. Dengan muram Giru pergi meninggalkan kedua temannya.
“Oi! Giru lo mau kemana?”. Tero berlari mengikutinya.
Shun mengerutkan keningnya, berpikir sesaat
_TBC_
Fanfic. Vidoll- I Wanna Love (Chap.2)
Title : I Wanna Love
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Chap : 2/~
Genre : Romance, Humor
Rating : monggo sedoyo pinarak rumiyen….XD
###
“nih, gue kasih ice cream sebagai tanda sahnya perjanjian ini”. Jui menaruh ice cream coklat di pangkuan Rame.
“darimana lo dapet ni ice cream? Lo bisa sulap juga ya?”. Tanya Rame kaget.
“iya sulap, gue ambil dari kantin tanpa sepengetahuan penjualnya, hebatkan?”. Jui tersenyum jahil.
“itu nyolong namanya! Ogah! Masak gue disuap ma ice cream beginian…”. Tanpa sadar Rame membuka bungkus ice cream itu dan mulai menjilatinya.
Jui tertawa tertawa terbahak. “nah, ntu lo embat juga!”.
Rame tersedak kaget, pipinya berubah ke merahan. “ya, daripada dibuang
“Dasar cewek aneh, ngobrol kok sama pohon”. Terdengar tawa dari belakang Rame.
“eh,”. Rame kaget atas kemunculan Giru, Shun, dan Tero secara tiba-tiba.
.”dia lagi kehabisan obat kali, Giru”. Tero tertawa terbahak.
Jui yg melihat kejadian itu malah ikut-ikutan ketawa ngakak di depan Rame. “
“kaliyan ngapain sih kesini?!”. Seru Rame sebal.
“justru kita yg mestinya tanya gitu, lo masih waras kagak? menurut gossip yg kita denger lo
“Iya! Bu Ryohei waktu di UKS jg sempat cerita kalo kamu bisa bikin wortel yg melayang-layang ke udara”. Tambah Tero.
“apa kau baik-baik saja Rame tan?”. Tanya Shun prihatin.
“sembarangan aje lo kalo ngomong, itu semua hanya khayalan bu Ryohei! bu Ryohei akhir-akhir ini terlalu capek, kurang tidur dan banyak kerjaan, makanya dia jadi mikirin hal-hal yg aneh gitu…”. Bela Rame.
“oyeah?! Trus apa namanya orang yg ngomong sendiri itu bukan aneh? mending lo periksa ke dokter jiwa dulu gi…”. Giru melambai-lambaikan tangannya seperti ingin mengusir Rame.
“Heh! Lo gak usah ke gantengan ya! Lo sama sekali gak ada bagus-bagusnya! Cewek2 yg pada ngerubungi lo tu emang pada buta semua! Coba kalo mereka tau bahwa pangeran Giru yg mereka puja-puja dan kagumi itu, dari TK sampe SMP Kelas1 kemana-mana kalo pergi musti sama mami….,mulai dari tidur musti dikeloni mami, mandi aja harus dimandiin, makan disuapin, pokoknya kagak bisa lepas dari ketek emaknya!”. Jelas Rame berapi-api.
Wajah Giru langsung merah padam, antara malu dan marah tercampur aduk jadi satu.
“benarkah itu Giru?”. Tanya Tero tak percaya
“uhuk,uhuk…”. Shun mencoba mengubah suara tawanya menjadi batuk-batuk kecil.
“lo…lo…”. Belum sempat Giru membalas kata-kata Rame. Rame sudah mulai bercerita lagi.
“karna babe nya gak rela anak laki-laki semata wayangnya jadi Barbie emaknya, akhirnya lo disuruh tinggal dg paman mu dan kedua ortu mu pergi ke luar negeri biyar lo bisa hidup mandiri dan gak cengeng lagi
“dasar anak mami! Kasihan banget tu cewek2 yg ngincar lo, paling ujung-ujung nya Cuma mau lo jadiin babu pengganti emak lo disini
“jaga mulut lo!”. Teriak Giru.
“kenapa? Lo mau ngajak berkelahi gue?!”. Rame berjalan dg cepat kearah Giru dkk dan tanpa sengaja saat melangkah kaki kanannnya terantuk batu, Rame pun jatuh terjerembab dan dengan sukses ice cream digenggamannya meluncur dengan mulus tepat mengenai wajah Giru.
“oOW…”. Rame menutup sebelah matanya takut melihat reaksi Giru selanjutnya.
“apa yg kau lakukan hah?!”. Teriak Giru marah.
Shun mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya yg langsung disambar oleh Giru, dibersihkannya wajahnya dg sapu tangan itu.
Rame berdiri perlahan. “sorry, gue gak sengaja…”.
“cih, gue gak nafsu berkelahi sama cewek…, dan sebagai balasan atas perbuatan mu ini mulai sekarang kita MUSUHAN! Gue gak mau ketemu and bicara sama lo lagi!!”. Giru langsung pergi meninggalkan Rame diikuti oleh Tero. Shun yg paling akhir masih berdiri di
“Oi Shun! Ngapain masih di situ?!”. Terdengar teriakan Giru di kejauhan.
“eh, iya…”.Shun lalu bergegas menyusul Giru dan Tero.
###
“Hwaaaaaaaa~ apa yg sudah kulakukan?! Harusnya aku tadi gak usah ngomong macem2…dah gitu kenapa aku bisa gak liat kalo ada batu di depan ku c…”. Rame merebahkan tubuhnya dikasur tempat tidurnya yg empuk. Sementara Jui bersiul-siul gembira sambil mengerikiti wortel-wortel segarnya.
“Hah! Ini semua pasti perbuatan km
“itu
“Enggak bisa! gue yakin ni semua pasti ulah lo! Gue benci ma lo!! Pergi sono! Dan jangan pernah masuk2 kamar ku lagi!!!”. Rame mendorong tubuh Jui keluar kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
“kamu lupa ya? Aku
“Dasar kelinci siaaal!”. Rame melempar buku matematikanya yg tebal tepat kearah kepala Jui yg langsung menghilang.
“hancur sudah hubungan ku dg Giru, sekarang dia malah membenci ku dan gak mau bicara ma aku…”. Rame menelungkupkan wajahnya dibalik bantal.
“Tuhan benar-benar kejam, kenapa dia mengirim makhluk sial itu pada ku…, kalau gini caranya aku bener2 jadi perawan tua…”. Rame terisak sedih.
Dipandanginya foto almarhum ibunya yg terpampang di meja belajarnya.
“aku tidak boleh membuat ibu juga jadi bersedih dan mengkhawatirkan ku di surga
“Yosh! Apapun yg terjadi aku akan terus berusaha, Tak ada makhluk yg sempurna di dunia ini
“Yeah!”. Rame mengepalkan kedua tanggannya dan meninju ke udara dg semangat
Rame menarik selimutnya, mematikan lampu kamarnya dan segera tertidur dg lelapnya..
“benar-benar gadis yg menakjubkan…., baru kali ini ku temui cewek yg sama sekali tdk ada tanda-tanda dia bakal merasa tertekan, stress,dan hilang semangat hidup seperti gadis2 yg dulu pernah memilihku mejadi Dewa cintanya…”. Jui yg duduk diatas genting atap apartement Rame tersenyum takjub.
“aku ini mikir apa sih?! Harus nya aku khawatir kalo gini terus bisa-bisa aku dipecat jadi Dewa pigy sentimental romance, yg artinya sama saja dengan ‘mati’..”. Jui mengambil nafas panjang terduduk lesu sambil memandang langit malam yg mendung tanpa bintang.
###
“Rame tan, kau sudah tak marah lagi? Cepat sekali mood mu itu berubah…”. Tanya Jui heran saat mengikuti Rame berjalan-jalan disuatu mall.
“hidup itu Cuma sekali, sayang bgt
“jadi kau masih ingin mengejar Giru yg jelas-jelas sangat membencimu itu?”.
“aku sudah pernah bilang sebelumnya pada mu
“waktunya makan siang!”. Rame berjalan cepat menuju café langganannya.
“Oi! Rame tan! Tunggu dulu!!”. Jui terbang cepat menyusul Rame.
Rame sengaja memilih tempat duduk di sudut belakang café agar tdk ada orang yg melihat dirinya berbicara dg Jui.
“Wuih! Ikan bakar disini emang enak!”. Rame langsung makan dg lahapnya.
“kamu doyan pepes gak Jui?”. Tanyanya sambil menyodorkan ikan pepes nya.
“enggak, aku Cuma makan wortel! Makanan yg lain terasa pahit dilidah ku”. Jawab Jui sambil mengeluarkan wortel dari mantel jaketnya.
“Baguslah kalo gitu, aku bisa makan sepuasnya!”.
“Btw, apa rencana mu selanjutnya Rame tan?”. Ju menggigit perlahan-lahan wortelnya.
“sudah pasti buat Giru mau nikah sama aku dg tulus dan tanpa paksaan”. Rame meneguk orange juice nya sampai kandas.
“ha-ha! Itu tidak akan mungkin berhasil”. Jui tertawa menyeringai.
“apapun usaha mu, akan selalu gagal. Semua gadis yg memilihku menjadi Dewa cintanya belum pernah berhasil mendapatkan cinta sejatinya...”.
“Tungu dulu!”. Rame menghentikan suapan terakhirnya.
“maksudmu sebelum aku udah banyak cewek yg milih lo?”. Tanya Rame kaget.
“aku pernah bilang
“bego bgt sih tu orang yg milih lo jadi Dewa cintanya?”.
“bukannya kamu jg milih aku?”.
“kalo aku
“ ya, kebanyakan mereka memilih ku karena sebelumnya dia punya masalah dg pacarnya, ada yg karena dikhianati, selingkuh, cerai, penganiayaan KDRT, dll…mereka begitu sangat terpukul dan tak ingin sakit karna cinta lagi, karna itu mereka memilih ku berharap tanpa suami, istri, pacar cowok atau ceweknya hidup mereka menjadi lebih damai…”.
“tapi ketika mereka kemudian tiba-tiba saja tertarik dan jatuh cinta dg lawan jenis atau setelah lama mereka hidup sendiri tanpa ada pasangan hidup di sisi mereka,akhirnya mereka baru sadar bahwa Cinta sangat berarti bagi hidup mereka…..”.
“mereka pun lalu berusaha mendapatkan cinta sejatinya dg berbagai cara,berkali-kali mereka mencoba memulai hubungan baru dg orang yg berbeda tapi tdk pernah berhasil, aku sudah sering dimaki, dilempari, diusir, tapi aku sih malah senang karna itu tandanya tugas ku berhasil..”. Jui tersenyum bangga.
“derita kisah cinta mereka terus berlanjut hingga mereka jadi frustasi, stress, gila dan bahkan sebagian besar diantara merekapun akhirnya bunuh diri karna tak tahan dg penderitaaan cinta yg terus saja menimpa mereka”. Jui melahap potongan wortel terakhirnya.
Rame menelan ludah, ngeri membayangkan cerita Jui.
“tak kusangka kau bisa begitu kejam…”.
“Ho-ho, aku tidak pernah main2 Rame tan, sebenarnya aku sendiri jg agak kaget karna baru kali ini ada orang waras yg kelewat ceroboh hingga memilih ku jadi Dewa cinta nya”. Jui terkikik geli.
“jangan harap dg cerita mu barusan bisa buat niatku mendapatkan cinta Giru jadi mengkerut, itu semua gak mempan buat ku! Aku gak akan pernah mengalah begitu saja dg mu Jui! Ingat Itu!”. Rame menelan suapan terakhirnya dg berapi-api.
“Oyeah? Kita buktikan saja nanti, akan ku uji seberapa besar kekuatan cinta mu itu hingga bisa mengalahkanku”. Tantang Jui.
“OK! Mulai sekarang kita akan bertarung dg sportif! Akan ku pertahankan rasa cinta ku ini!”. Rame berteriak dg semangat hingga seluruh pengunjung menengok heran ke arahnya.
TBC_
Free Blog Templates
gazejogja-1412.blogspot.com
