Latest Free Templates

Rabu, 27 Januari 2010

Fanfic. Deluhi Ashikase

Title : Ashikase
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Deluhi
Pairings : Juri x Leda
Genre : Gado-gado
Chapter : 1/3
Rating : ~
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Saia, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu^^:

###

“padahal baru kemarin dia tertawa riang dan bilang kalau penyakitnya sudah sembuh total…, tapi kenapa?”. Aggy meletakkan rangkaian bunga di sebuh nisan kelabu yang sudah dipenuhi bunga-bunga yang lain.
“manusia memang tidak ada yang tau kapan ajal akan menjemputnya”. Leda mengatupkan kedua tangannya, terpejam sesaat memanjatkan doa.
Sujk melepas kacamata hitamnya, memandang makam di depannya dengan tatapan sendu. “selamat jalan kawan, semoga kau bahagia di alam sana…”.
Setelah memberi penghormatan terakhir, beberapa peziarah mulai berjalan meninggalkan makan.
“ayo, kita pulang…”. Juri memimpin teman-temannya meninggalkan pemakaman.

###

“sekali lagi, korban dari penyakit yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya kembali terjadi. Kali ini korban adalah seorang pria paruh baya yang hanya menderita penyakit flu biasa. Menurut keterangan keluarga, sore hari setelah berobat flu nya sudah sembuh, namun entah kenapa keesokan harinya tiba-tiba korban mengalami kejang dan akhirnya meninggal dengan seluruh tubuhnya berubah menjadi keriput seperti kakek-kakek berusia uzur…”.
“berita kakek dan nenek peyot lagi ya?gak henti-hentinya TV nyiarin tu berita ”. kata Leda sambil sibuk mengaduk-aduk es kopyor nya.
“benar-benar aneh ya? Akhir-akhir ini makin banyak orang mati dengan tubuh berubah jadi tua gitu”. Aggy ikut nimbrung sambil mengunyah syomai nya.
“bahkan orang habis suntik vitamin saja tiba-tiba langsung jadi kakek peyot juga, masih ingat kasus kematian teman kita Gohaku kemarin kan?”.
“mengerikan kalau sampai semua orang mati gara-gara penyakit peyot sialan itu! Sudah seminggu ini korban terus berjatuhan tapi tetap belum ada obat untuk mengatasi si peyot!”. Leda ngomel-ngomel sendiri.
“kata Dokter. Satoshi bapak tercintanya Juri, asal kita bisa selalu menjaga kebugaran dan kesehatan badan kita, maka kita tidak akan mati dengan muka peyot itu”. Jelas Leda.
“ya, tapi kan susah juga kalau dimana-mana banyak polusi gini, makanan banyak racun, lingkungan dah dikontaminasi, kalo mau sehat terus ya nyelem ja di kuburan”. Kata Aggy asal.
“ngawur lo!makanya olahraga dong! Perut aja yang dipikirin!”. Leda jitak kepala Aggy.
“Btw gara-gara kasus ini Juri sekarang jadi makin sibuk sama bokap nya mulu’ ya?”.
“Aah, beginilah resiko punya cowok pinter plus keren, jadi asisten dokter lagi…”. Leda menghela napas dalam-dalam.
“hmm,gimana kalo lo sama gue aja? mumpung gue masih nganggur ni”. *disepak Leda sampai keluar kantin*.
“Det-dere-retdeeeeet…. dere-retdeeeeet!”. Tiba-tiba ponsel Aggy berbunyi.
“astaganaga!”. Aggy tersontak kaget saat membaca email masuk.
“kenapa gy?”. Tanya Leda ikut kaget.
“Sujk pren, Sujk?”. Aggy mulai pasang tampang ngeri.
“kenapa Sujk?!”.
“ketabrak truk gandeng dipenggok penggok-an!, sekarang dia ada di rumah sakit kampus”.
“ayo kita kesana!”.Leda geret Aggy bergegas meninggalkan kantin kampus.

###

“Oi pren! Kaliyan semua kesini rupanya”. Kata Sujk saat Leda dan Aggy sampai diruang rawatnya, terlihat Juri yg sudah duduk disamping Sujk.
“kamu gak papa kan Sujk?”. Tanya Aggy sambil memandang Sujk yg kepala, tangan dan lutut kirinya diperban.
Sujk nyengir lebar.”aku gak papa kok!tadi pas mau nyebrang dari fotocopyan tiba-tiba da truk ngebut trus gue kesempret deh!dan langsung pingsan, pas sadar aku dah ada dirumah sakit”.
“syukurlah kalo kamu gak kenapa-napa”. Leda meletakkan sekeranjang jeruk di meja samping Sujk.
“ya, untungnya tadi Sujk cepat dibawa kesini dan dokter Satoshi segera menanganinya”. Jelas Juri.
“trus apa kata dokter Satoshi, honey?”. Tanya Leda.
“gak papa, cuma luka ringan aja kok!”.
“luka ringan kok sampe diperban dimana-mana gini?”. Aggy toel-toel kepala Sujk.
“Heh! mana gado-gado sama ketoprak nya? Kok cuma jeruk doang?”. Sujk memegangi perutnya yg keroncongan.
“Hu~! Dah untung tadi gak jadi tak bawain nuklir buat nambahin luka keren mu ini!”. Aggy dengan sengaja menduduki kaki kiri Sujk yang diperban. Bukannya menjerit kesakitan tapi Sujk malah tertawa terbahak.
“eh? lo kok malah ketawa sih?”. tanya Aggy heran.
“kan aku dah bilang kalo aku gak papa, aku dah sembuh kok!”. Sujk memainkan kaki dan tangan kirinya bergantian.
“mustahil! Masak? Secepat itukah?”. Tanya Leda curiga.
“ya begitulah, aku tadi membantu dokter mengobati Sujk, dan lukanya memang sudah sembuh sekarang”. Jawab Juri.
“gak mungkin, lo kan babak belur baru beberapa menit yg lalu? Masak dah sehat walafiat gini?”. Aggy memukul-mukul tangan kiri Sujk.
“pasti bo’ong lo! cuma berlagak sok jagoan ja kan?”. Leda ikut jotos-jotos Sujk.
“mungkin yg sakit sebelah sini”. Aggy injek-injek kedua kaki Sujk.
“kepala lo kali!”. Leda tepuk-tepuk jidat Sujk dengan cuek dan mundhu (tempat ulek-ulek bumbu).
“Enggak, gue dah sembuh total choy!”. Sujk berusaha menghindari serangan teman-temannya.
“kaliyan ni gak percaya banget sih!”. bela Juri.
“sini biyar gue tunjukin sama kaliyan semua”. Juri mulai buka baju Sujk.
“ah, yak!”. Aggy ikut plorotin celana Sujk.
“oi-oi-oooi! Kaliyan mau ngapain! Jangan main keroyok dong!”. Sujk berusaha mempertahankan celana nya yg hampir melorot.
Leda menutup muka dengan kedua tangannya pura-pura gak liat, tapi mengintip jahil dari balik sela-sela jemari tangannya, sambil senyum-senyum mesum.
“ogaaah! Lepasin gue~~~~!!!!”. Sujk berteriak keras hingga seorang suster berlari panik ke kamar dan langsung pingsan saat melihat Sujk hanya berbalutkan hot pans warna-warni nya.
“Awas kaliyan! Gue aduin ke Poltabes tar!”. Sujk kembali berpakaian diiringi suara cekikikan teman-temannya.
“honey, kok bisa Sujk langsung sembuh gitu?”.Leda menyeka air mata nya karna terlalu banyak tertawa.
“ini adalah vaksin baru penemuan Dokter Satoshi, dengan sekali suntik luka-luka Sujk lamgsung menghilang dan kembali sembuh total”.
“Wuiiiih!canggih bener!”. Aggy melongo takjub.
Benar saja, saat Juri membuka ikatan perban Sujk, sama sekali tidak ada bekas luka atau goresan pun di tubuh Sujk.
“Hebat! Kalo gitu tugas mu sekarang dah selesei dong honey, and kita bisa nge-date tiap hari lagi!”. Leda penyuk Juri.
“ya, semoga saja begitu”. Jawab Juri tak yakin.
“syukur deh! Dengan begitu penyakit peyot itu juga bakal bisa diobati kan?”. kata Sujk mengupas jeruknya.
“Pastinya dong!”. Aggy merebut Jeruk Sujk yg sudah siap diLeb.
“oi! Jeruk gue!!”. *rebutan jeruk*
“honey, Aku sempat denger dari kawan dan orang-orang rumah kalo berobat di sini emang makin lama proses penyembuhannya makin cepat ya? Apa gara-gara vaksin baru itu?”. tanya Leda sambil menggelanyutkan tangannya ke lengan Juri dg manja.
“Iya, jadi kamu gak perlu khawatir sayang, sebentar lagi kematian peyot itu akan segera berakhir…”.


KEESOKAN HARINYA….
“Dokter Satoshi, pasien ini sudah positif meninggal akibat penyakit misterius itu…”.
“Hmm, segera kasih kabar keluarganya”.
“Sujk!”. Pintu kamar menjeplak terbuka, Aggy menghambur masuk kedalam tapi dengan cepat Juri menahannya.
“jangan sentuh mayat Sujk, Aggy…”.
“Dokter, ada apa dengan Sujk? Kenapa dia bisa meninggal dengan keadaan seperti ini?”.
“tenanglah Aggy, biyar aku, Juri dan para medis yg mengurus teman mu ini…”.
Beberapa perawat memasuki kamar Sujk membawa tandu, menggotong tubuh Sujk yg sudah terbujur kaku dg muka keriput, rambut putih, dan tubuh yg kurus kering.
Leda menangis terisak dipelukan Juri, tak tahan melihat keadaan temannya yg meninggal dengan menggenaskan.
“sayang…,ada apa dg Sujk? Bukankah dia kemarin sudah sembuh? Bagaimana mungkin dia bisa tiba-tiba mati…”.
“ini tidak apa-apa sayang, sebentar lagi dokter Satoshi dan aku akan mendapatkan obat penawar itu…”.
“benarkah?”.
“ya, aku yakin itu…”.


_TBC_

Title : Ashikase
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Deluhi
Pairings : Juri x Leda
Genre : Gado-gado
Chapter : 2/3
Rating : All of u
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Saia, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu^^:

###

“Honey, apa kamu dah tau kalo doker Satoshi ditemukan tewas pagi ini di rumahnya?”. Tanya Leda panik saat memasuki kamar Juri.
“eh? sayang? Subuh-subuh gini kamu kok udah ada dirumah ku?”. Juri menggosok-gosok matanya yg masih mengantuk.
“kayaknya kamu emang belum dapat info ini ya?”. Leda menunjukkan email dari temannya pada Juri.
“dokter Satoshi? Ini…gak mungkin!”. Juri kaget saat membaca email itu.
“karna itu aku buru-buru kesini, soalnya HP mu kuhubungi gak aktif-aktif, aku takut terjadi sesuatu pada mu honey…”.
“aku gak pa-pa sayang”. Juri memeluk Leda dengan lembut.

DI RUMAH SAKIT

“Menurut keterangan polisi, dokter Satoshi meninggal akibat luka tusuk benda tajam di sekujur tubuhnya”. Jelas Aggy.
“apakah ini kasus pembunuhan?”. tanya Leda ngeri.
“sepertinya begitu, saat ini polisi masih mencari pelakunya yg diperkirakan adalah orang dalam”.
“kurang ajar! Siapa yg berani-beraninya membunuh dokter!”. Seru Juri geram.
“jangan-jangan ini ada kaitannya dg vaksin penemuan dokter Satoshi itu”. kata Aggy curiga.
“maksud mu, ada orang yg tidak suka kalau dokter Satoshi berhasil menemukan obat penawar si peyot? Kalo gitu bisa jadi orang itu juga penyebab munculnya si peyot juga dong!”. Kata Leda yakin.
“bisa jadi…”.
“lalu bagaimana dg pisau untuk membunuh dokter? Apa ditemukan sidik jarinya?”. Tanya Juri.
“aku tadi dah tanya polisi, katanya sih gak ada sidik jari…sepertinya pelaku menggunakan sarung tangan saat beraksi”. Jawab Aggy.
“wah, sepertinya kau sudah tau banyak tentang kasus pembunuhan
Ini ya Aggy”. Tanya Juri menyodok lengan Aggy.
“Ha-ha! Itung-itung latihan buat jadi detektif or pengacara kelak”. *lol*.
Kemudian seorang polisi mendatangi Juri dkk. “Siapa diantara kaliyan yg bernama Juri?”. Tanya nya.
“saya pak”. Jawab Juri cepat.
“tolong ikut saya untuk dimintai keterangan seputar dokter Satoshi ya? Karena menurut keterangan, kamu adalah asisten pribadi dokter Satoshi, benar begitu?”.
“iya pak, saya siap memberi keterangan apapun untuk membantu menemukan siapa pembunuh dokter Satoshi pak”.
“Bagus, mari ikut saya”.
“hati-hati Honey, semua pasti akan baik-baik saja”. Kata Leda menghibur.Juri mengangguk mantap.



BEBERAPA JAM KEMUDIAN

Di kantin kampus…

“jadi malam saat terjadinya pembunuhan itu kamu sempat ketemu sama dokter Satoshi, honey?”. Tanya Leda kaget.
“iya, waktu itu aku dan lima orang dokter plus asistennya sedang meneliti vaksin penawar itu dan seperti biasa pukul 9 malam kami pun pulang. Aku orang terakhir yg bersama dengan dokter Satoshi untuk membereskan peralatan laboratorium. Setelah itu aku pulang dan tidak tau kalau ternyata ada seseorang yg ingin mencoba membunuh dokter…”. Jelas Juri.
“apa kamu lihat sesuatu yg mencurigakan malam itu?”. Tanya Aggy.
“gak ada, semua berjalan normal seperti baisanya, tidak ada hal yg mencurigakan..mungkin pelaku memang benar orang dalam yg sudah tau jadwal kegiatan dokter , saat dokter pulang dia mengikuti dokter sampai rumah dan membunuhnya…”.
“Aku juga berpikiran begitu…”. Aggy menatap Juri lurus-lurus.
“aduuuh, aku jadi gak bisa nelen makanan ni gara-gara kasus ini”. Leda menyudahi makannya dengan meneguk separo es dawet nya.
“aku bermaksud ingin kembali ke rumah sakit, karna aku menemukan sesuatu yg mungkin bisa membantu penyelidikan polisi”. Kata Aggy serius.
“yang bener lo?jarang banget lo ngomong serius gini”. Kata Leda kaget.
“wah, aku jadi tertarik”. Juri tersenyum misterius.
“jadi, tar malem kamu mau ikut dengan ku kan Juri?”. Tanya Aggy tenang.
“Tentu”.
“aku ngikut juga yak?”. Leda geret lengan Juri.
“jangan sayang, kalau terlalu banyak orang nanti kita bisa ketauan kalau lagi menyelinap masuk kerumah sakit”.
“ho~, yaudah deh! Besok pagi segera kabari aku hasil kerja kaliyan ya?”.
“Sip!”. jawab Juri dan Aggy bersamaan.

###

Juri menyibakkan kain putih yang menyelubungi sesosok pria yang begitu dikenalinya. Nampak matanya terpejam dengan wajahnya yg dingin terbujur kaku, terlihat luka memar berwarna keunguan didahi kirinya.
“Aggy…”. Leda menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Juri.
Juri menutup kembali kain putih itu, “maafkan aku Aggy…, aku ini bukan sahabat yg baik…,aku tidak bisa melindungimu…”.
Seorang polisi datang menghampiri Juri. “aku turut berduka atas meninggalnya sahabat kaliyan, menurut penyelidikan kami, pelaku adalah orang yg sama dengan pembunuh dokter Satoshi”.
“Kenapa? kenapa harus Aggy? Dia kan tidak tau menahu soal vaksin penawar itu?”. tanya Leda terisak.
“mungkin ini ada hubungannya dengan kedatangan Aggy dan Juri kerumah sakit semalam, karna itu sekali lagi kami mohon Juri untuk memberikan keterangannya menyangkut hal ini”.
Juri duduk disebuah ruangan dirumah sakit, inspektur yg duduk didepannya membolak balik surat laporan dari anak buahnya.
“hmm, jadi..apa sebenarnya yg kau lakukan dg Aggy semalam di rumah sakit, Juri?”. Tanyanya kemudian.
“sebenarnya itu usul Aggy, dia bilang ingin memberitahu saya suatu petunjuk pada pembunuhan dokter Satoshi”.
“lalu apa yg ditunjukkan Aggy saat kaliyan ada disana?”.
“sesampainya dirumah sakit, kami langsung ke TKP tempat dokter Satoshi terbunuh, ruangan itu gelap, kami sengaja tidak menyalakan lampu karna takut ketauan polisi yg sedang berjaga disekitar rumah sakit. Aggy baru akan mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba muncul seseorang dari belakang Aggy dan dengan cepat memukul kepala nya dengan guci yg kebetulan ada diruangan itu, saya sama sekali tidak bisa menolong nya karna kejadiannya begitu cepat, orang itu muncul dg tiba-tiba,inspektur”. Jelas Juri.
“lalu,apa kau melihat wajah sipelaku?”.
“saya tidak bisa melihat wajahnya karna pelaku menggunakan cadar. Dia berpakaian warna hitam ala ninja, saya sempat berkelahi dengan nya dan yakin kalau orang itu seorang laki-laki..”.
“oh, kau sempat berkelahi dg nya?”. Tanya inspektur tertarik.
“iya, dia sangat gesit dan jago beladiri, hampir saja dia berhasil mencekik saya, tapi untungnya saat itu saya berada tepat disebelah bel alarm kebakaran. Dan dengan sedikit kekuatan yg tersisa saya berhasil memencet tombol kebakaran itu, dg cepat terdengar langkah para polisi menuju ruangan kami dan saat itulah si pelaku langsung kabur meloncat dari luar jendela”.
“menarik sekali!”. Inspektur mengelus-elus kumis nya yg lebat.
“apa kau sama sekali tidak ingat hal lain berkiatan dg si pelaku? Mugkin di bajunya ada symbol atau tulisan apa begitu?”.
“saya sama tidak memperhatikan dg jelas inspektur, karna saat itu ruangan gelap dan saya lebih berkonsentrasi untuk berusaha melawannya dan meraih tombol alarm kebakaran”.
“baiklah, kurasa sudah cukup, trimakasih atas keterangannya Juri”.
“ya sama-sama inspektur, silahkan panggil saya kapan saja kalau inspektur memerlukan bantuan saya”.
“ya, tentu saja”.

###

“honey, sebaiknya untuk sementara waktu kau tinggal disini saja bersama ku, berbahaya kalau kau hanya dirumahmu sendirian, aku yakin target pelaku berikutnya pasti kau karna kau adalah asisten dokter Satoshi yg tau banyak mengenai vaksin itu”. pinta Leda.

“aku tidak apa-apa sayang, kau tidak perlu khawatir”. Juri membelai pelan wajah Leda
“tidak, aku gak mau kehilangan orang-orang yg kucintai lagi, terlebih kau Juri…”.
Juri menidurkan Leda dikasurnya dan memeluknya dg erat mencoba menentramkan hatinya. “semua akan segera berakhir, percayalah pada ku…”. Bisiknya pelan.
“Juri, berjanjilah kau tidak akan meninggalkan ku”.
“aku janji…”. Juri mencium Leda dg lembut membuat perasaan Leda langsung kembali tenang dan Leda pun mulai mengikuti setiap irama gerakan Juri kepadanya.

_TBC_

Title : Ashikase
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Deluhi
Pairings : Juri x Leda
Genre : Gado-gado
Chapter : 3/End
Rating : All of u
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Saia, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu^^:

###

Keadaan kota Tokyo makin kacau, warga berlarian tanpa arah mencoba menyelamatkan diri dan keluarganya dari entah apa yg selalu mengikuti mereka. Terlihat sorot wajah mereka yg ketakutan dan dipenuhi kegelisahan.
“Kyaaaaa!”. Leda berteriak kaget saat tiba-tiba orang yg lewat didepannya terjatuh dan tewas dengan wajah yg perlahan-lahan mengerut dan akhirnya menjadi sosok yg tua keriput dan kurus kering. Juri memeluknya dengan erat dan memberi bisikan menenangkan.
Di beberapa tempat lain terdengar pula jeritan yg sama saat tiba-tiba orang yg berada disampingnya atau orang yg hanya sekedar melintas tiba-tiba saja jatuh tewas dg wajah yg lama-lama berubah menjadi tua dan keriput.
“ini mengerikan sayang…”. Leda bergidik ngeri.
“ kini semakin banyak orang yg mati mengenaskan dg cara seperti ini, aku…aku sudah muak dg semua ini!”. Leda melepaskan pelukan Juri dan berjalan cepat meninggalkannya.
“kau mau kemana Leda?”.
“aku gak tau! Aku…aku tidak ingin tetap berdiam diri disini, setiap hari melihat mayat-mayat bergelimpangan dihadapanku, bahkan kini aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, kedua orang tua ku dan orang-orang disekeliling ku jg sudah menjadi korban si peyot brengsek itu!”. Leda mengepalkan kedua tangannya dg perasaan penuh dendam.
“Tenanglah sayang, kau lihat sendiri kan? sekarang ini para ahli termasuk aku sedang berusaha membuat vaksin penawar itu agar lebih sempurna…”.
“kau selalu saja bilang begitu padaku, tapi mana buktinya?! Vaksin itu tidak bekerja, dan menurutku vaksin itu malah membuat si peyot lebih cepat menghabisi korbannya! Polisi pun sampai saat ini belum berhasil juga menangkap pelaku pembuat kematian peyot itu, bahkan para polisi itu juga jadi korban si peyot kan?”. Leda berseru marah..
“apa penyebab semua ini honey?Katakanlah semua pada ku?!”. Leda menatap Juri penuh harap.
“kenapa kau memandang ku seperti itu sayang, berkata seolah aku menyembunyikan sesuatu…,aku sama sekali tidak tau mengenai kematian peyot ini, yg ku tahu kematian ini menyerang siapa saja tanpa pandang bulu,dan alasan yg pasti, jadi siapa pun bisa terkena kematian ini sayang…”.
“Makin hari makin banyak warga yg meninggal, bahkan para ahli, dokter dan teman-teman seprofesimu juga ikut menjadi korban kan? apa kau tidak sadar itu Juri!”. Leda mendorong Juri hingga mundur beberapa langkah.
“seharusnya kau bersyukur karna kau dan aku sekarang masih hidup, sayang…”. Juri memandang Leda dg prihatin.
“aku sudah tidak tahan lagi honey, aku ingin pergi meninggalkan kota ini, ke luar negri atau kemana pun asal terbebas dari kematian mengerikan ini”. Leda langsung berlari diantara kerumunan raturan penduduk yg sedang panik.
“Leda! Tunggu! Kau mau kemana?!”. Juri berlari mengejarnya, namun leda tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya. Juri berjalan berkeliling mencari sosok Leda diantara kerumunan warga tapi tak berhasil menemukannya.
“Sial! Kemana dia? Cepat sekali diakabur..”.

###

Juri berjalan tanpa arah, bertanya pada setiap orang yg ditemuinya mengenai ciri-ciri Leda dan berharap diantara mereka ada yg melihat sosok mungil itu.
“Leda, kenapa HP mu juga kau matikan? Kau pergi kemana sih!”. Juri melipat HP nya dengan kesal.
Juri berjalan pulang kerumahnya dg langkah penuh amarah. “menyebalkan! Kemana perginya anak itu! sudah ku hubungi semua teman dan orang-orang yg dikenalnya, tapi Leda juga tidak ada disana!”. Juri membanting pintu laboratoriumnya dg keras hingga sebuah tabung reaksi yg terletak dimeja dekat pintu jatuh pecah dihadapannya. Suasana hening pun terpecahkan dg sebuah teriakan keras.
“kyaaaaa!!!”.
Juri diam beberapa saat. “Leda? Kau kah itu?!”. Seru Juri.
Tapi suasana hening, tak ada sahutan. Juri memandang ke seluruh ruangan mencari asal jeritan tadi, pandanganya menyapu seluruh ruangan yang dipenuhi tabung-tabung reaksi dengan cairan warna-warni, meletup letup keudara menghasilkan kepulan-kepulan asap berwarna kelabu.
“sayang, aku tau itu adalahkau, ini aku Juri…kau tidak perlu takut”.
Terdengar suara berderit pelan dan Leda dengan takut-takut keluar dari balik lemari besar tempat persembunyiannya, menyembunyikan kedua tangannya dibelakang punggungnya. .
“disana kau rupanya…”. Juri berjalan menghampiri Leda.
“berhenti Juri! Jangan mendekat!”. Teriak Leda bergetar
“ada apa sayang? Kenapa kau terlihat ketakutan begitu? Dan kenapa kau tadi menghilang begitu saja, aku sangat cemas mencari mu kemana-mana”. Juri memandang ekspresi wajah Leda yang amat sedih atau lebih tepatnya amat sangat ketakutan.
“aku sudah tau semuanya Juri, kau adalah dalang dari semua kejadian mengerikan ini!”. Leda berjalan mundur perlahan, pandangannya tidak lepas dari Juri yg kini tersenyum licik kepadanya.
“mungkin kau sedikit shock dengan semua kejadian ini sayang, ayo duduklah dulu, akan kuambilkan kau secangkir teh untuk menenangkan dirimu”. Juri berusaha mendekati Leda, tapi Leda makin melebarkan langkahnya menghindar sejauh mungkin dari Juri.
“apa yg sebenarnya selama ini kau lakukan Juri! Dan… apa ini?!”. Leda mengeluarkan sebuah tabung reaksi berwarna merah kehitaman yg sedari tadi disembunyikannya dibalik punggung nya.
“Jangan sentuh tabung itu! kembalikan padaku!”. Juri langsung marah saat melihat tabung itu ada pada Juri.
“oh, jadi benar kalau ini adalah bahan vaksin yg selama ini kau bilang sebagai penawar kematian peyot itu, padahal ramuan ini ternyata adalah penyebab timbulnya kematian peyot itu sendiri, benar kan Juri?!”. Teriak Leda
Juri tertawa terbahak mendengar penjelasan Leda. “kau ini bicara apa sayang, itu hanya ramuan penelitian biasa, sekarang serahkan ramuan itu padaku dg pelan-pelan sayang…”. Juri merentangkan tangannya mencoba mengambil tabung itu, tapi Leda lebih sigap dg cepat dia menghindar.
“kau tidak perlu berbohong lagi padaku Juri, aku sudah meneliti seluruh ruang laboratorium mu ini, dan aku menemukan semua catatan yg menjelaskan bahwa kau membuat semacam ramuan agar bisa hidup abadi!”. Leda melempar tumpukan kertas yg tergeletak dilaci meja disampingnya.
“wah, aku tidak menyangka kau bisa tau sampai sejauh ini sayang…”.
“kenapa kau melakukan semua ini Juri? Kenapa?!”. Leda berteriak penuh kekecewaan yg mendalam.
“aku sudah mulai curiga dg mu saat dokter Satoshi meninggal…, kau bertanya pada Aggy mengenai pisau yg digunakan sebagai alat membunuh dokter, padahal Aggy dan polisi sama sekali belum memberitahu kita kan?”. Leda berusaha bersikap tegar, dipandanginya Juri dg sengit.
“tapi karna aku begitu mencintaimu dg cepat segera ku hapus rasa curiga itu, tapi kemudian Aggy jg meninggal, semua orang yg tau megenai vaksin itu satu persatu juga mulai meninggal dg cara misterius, bahkan aku berani bertaruh…Sujk meninggal karna kau jadikan kelinci percobaan jg seperti korban-korban yg lainnya kan?!”. Leda berteriak diantara isakan tangis yg kini takbisa dibendungnya.
“yah, kurasa sudah tidak ada gunanya lagi kusembunyikan semua ini dari mu…”.
Juri memandang keluar jendela yg menggambarkan suasana kelam oleh awan gelap dan petir yg menyambar nyambar, beberapa detik kemudian hujan pun turun dg derasnya.
“jadi benar kalau selama ini kau membuat ramuan agar bisa hidup abadi? Apa maksud dari semua ini Juri? tega sekali kau mengorbankan orang-orang tak bersalah hanya demi ramuan konyol seperti ini!”. Leda memandang tabung yg dipegangnya itu dg jijik.
“semua orang pasti menginginkan kekayaan, kekuasaan dan tentu saja hidup kekal abadi…,aku ingin menguasai dunia ini, membuat kerajaan ku sendiri dimana tidak ada kemiskinan, kelaparan dan dunia yg dipenuhi kejahatan…,tidak akan ada orangtua yg menyia-nyiakan anak nya seperti orang tua ku yg tak pernah mau mengakui ku, tidak akan ada orang yg merasa hebat yg selalu menindas yg lemah, aku akan mengendalikan dunia ini membuat satu dunia baru yg damai…bukankah itu hebat, eh?”. Juri tersenyum menakutkan.
“Juri, jadi hanya karna masa lalu mu yg kelam lalu kau mengorbankan semua orang yg tak bersalah termasuk sahabat-sahabatmu sendiri? apakah hidup abadi akan membuat semua orang bahagia dan dunia menjadi lebih damai? Tidak Juri…, kini kau membuat semua orang malah makin menderita dg semua perbuatan bodoh mu ini!”.
“kau tidak pernah tau bagaimana penderitaan masa kecil ku Leda!”
.Teriak Juri.
“Aku memang tidak begitu paham tentang masa lalu mu, tapi aku tau bahwa Juri adalah sosok pria yg baik, begitu perhatian dan setia dg teman-temannya…, kembalilah Juri…aku ingin orang yg dihadapan ku saat ini adalah Juri yg dulu pernah kukenal…”. Air mata makin deras membanjiri kedua pipi Leda.
“hah! kau jangan coba-coba merayu ku ya? Semua sikap manis kaliyan padaku selama ini hanya bohong saja kan? kaliyan hanya merasa kasihan saja padaku! Sama seperti kedua orang tua ku dan orang-orang yg dulu begitu kupercayai, tapi ternyata mereka hanya memanfaatkan kecerdasan ku saja, mereka mempekerjakan ku bak mesin pembuat royalty-royalti untuk mereka, dan setelah puas maka mereka membuang ku begitu saja!”.
“itu tidak benar Juri! Sujk, Aggy dan aku benar-benar tulus ingin menjadi sahabat terbaik mu, tak ingatkah kau Juri, sejak kita berempat saling mengenal sama sekali tidak ada perasaan benci, susah dan senang kita lalui bersama…, kami sudah menganggapmu seperti saudara kami sendiri Juri, sadarlah!”.
“Diam kau!”. Juri dg cepat melompat kearah Leda mendorong tubuhnya hingga jatuh.
“Juri! Hentikan!!!”. Leda tak bisa bergerak, Juri berada tepat diatasnya, tangan kirinya mencekik leher Leda kuat-kuat, sementara tangannya yg bebas mengambil tabung reaksi dari tangan Leda dan meminumnya.
“Ju-ri…”. Leda tak bisa berkata-kata hanya terlihat airmata yg terus membasahi pipinya.
“apa kau tau sayang, aku sudah berhasil menyempurnakan ramuan ini karna aku sudah mendapat bahan terakhir nya yaitu darah orang yg paling lama bertahan hidup setelah kuberi ramuan kematian peyot itu…”. Juri tertawa seperti orang kesetanan.
“apa kau ingin tau darah siapakah yg mendapat penghormatan besar dg menjadi ramuan utama hidup abadi ini?”.
Leda berusaha melepaskan diri, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, namun dia tak bisa bergerak, cengkeraman Juri terlalu kuat untuknya.
“tepat sekali sayang…,bahan terakhir dari ramuan ini adalah darah mu…, aku membunuh dokter Satoshi karna terlanjur tau mengenai rencanaku ini, begitu juga dg Aggy, dia malah berusaha menyadarkanku, menyuruhku mengaku dan menyerahkan diri kepihak yg berwajib, dasar bodoh! Dan mengenai Sujk, semua yg kau katakan itu benar sayang, aku juga menjadikan Sujk sebagai kelinci percobaan…,tapi ternyata dia hanya bertahan selama sehari…,dan kau?”. Juri menatap Leda dg nafsu meledak-ledak.
”aku menyampurkan ramuan peyot pada minumanmu tanpa kau sadari dan ternyata tanpa ku duga kau masih tetap bertahan hidup sampai seminggu lebih sayang…ini benar-benar suatu penemuan yg hebat!”.
Leda membelalak ketakutan dan tak bisa berkata-kata saat Juri tiba-tiba menamparnya hingga pingsan.
“maafkan aku sayang, aku tidak ingin kau merasakan kesakitan mendalam sebelum kematian mu…”. Juri menggigit leher kiri Leda, darah segar mulai mengalir ketenggorokannya. Beberapa saat kemudian Juri melepas gigitannya, memandang wajah Leda yg pucat pasi kehabisan darah, mengelap darah yg menetes dari mulut dg lengan kanannya.
“Trimakasih sayang…, kamu memang cewek ku yg paling baik…”. Juri terenyum penuh kemenangan.
“KINI AKU HIDUP ABADI SELAMANYA!!!”. Juri merentangkan kedua tangannya, berteriak seperti orang kesetanan. Namun sejurus kemudian tenggorokannya terasa tercekik sakit luar biasa. Juri memegangi lehernya, alisnya bersimpah peluh, pipinya pucat pasi bagaikan perut ikan, dan matanya melotot beringas.
“kenapa…, ada apa ini…,tidak mungkin ada yg salah dg ramuannya!”. Juri mengobrak abrik laboratoriumnya mencari-cari sesuatu. Dan kemudian ditemukannya satu tabung kecil yg tergeletak disamping lemari besar tempat tadi Leda bersembunyi.
“tidak mungkin…,Leda…”. Juri melempar tabung kecil itu hingga pecah berkeping-keping.
“kurang ajar! Leda telah memasukkan bahan lain dalam ramuan ku!!!”. Juri memandang tubuh Leda yg sudah tak bernyawa itu dg penuh kemarahan.
“AAAAAAAAAAKKHH!!!”. Terdengar suara jeritan yg memilukan.
Juri tak kuasa lagi berdiri, tubuhnya terasa lemas, dia mencoba bertahan dg kedua lutut yg masih dapat menopang berat badannya…,dari mata dan hidungnya mengalir darah berwarna hitam pekat. Juri merangkak mendekati mayat Leda, dipandanginya wajah Leda yg terlihat seperti tertidur dg tenangnya.
Bibir Juri bergerak seakan ingin mengatakan sesuatu…,tapi tak ada suara yg keluar dari sana. Darah hitam terus mengalir dari mata, hidung dan telinganya, Juri jatuh tersungkur darah hitam mulai mengalir dari mulutnya. Matanya terbelalak tajam dan jantungnya pun berhenti berhenti berdetak.
Suasana kembali hening, kabut hitam seolah tersingkap, awan hitam berarak perlahan menghilang dan hujanpun mulai berhenti, terlihat sisa air hujan yg masih menetes didedaunan.

_FINISH_

peta from Iv

Yei! dapet peta dari Iv Vivid! X333


Jfes UKDW 14.Nov.(2)

Tas Miku lucu X3

Dementor juga ada XD


eH, MIKU LAGI :-P

Para pahlawan pembela kebenaran!!!



Ada yang Yaoi juga ternyata XDDD


Aksi kamen rider yg dahsyat! ^^






Henshin!!!










Sabtu, 09 Januari 2010

Hiatus-tus-tus!!!

Hoe minnasa~~~n
gomen ya buat bulan2 ni sgl penpik stop dulu
cz sibuk ujian n berbagai carut marut kuliah ni...TT
mohon doanya biyar smw cepet kelar X3
Sankyuuu^^

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com