Latest Free Templates

Senin, 28 September 2009

Fanfic Vidoll. Love fool (One Shoot)

Title : Love Fool

Author : Reiru

Fandom : Jrock Vidoll

Pairings : Shun x OFC

Genre : Romance or apa ya? Ada ide?? XDDD

Chapter : One shoot , kalo

diterusin aku bisa mati kebanyakan nose bleed, XDDD. Tapi kalo ada diantara kaliyan yg pengen ada season ke-2 nya, author siap lembur sama bang Shun. *dicekek Kai*.

Rating : for every one

A/N : Setelah nyelesein penpik ni ku baru ingat, kalo ni cerita cocok banget ma PV Ayabie: sakura moukisetsuna^^. penpik ini hanya berisi ke narsisan author yg ingin menyalurkan imajinasi di dunia antah berantahnya, siapkan peralatan P3K dkk untuk mengantisipasi hal-hal yg tdk diinginkan dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter!.


Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.

Enjoy it!


###


Siang ini matahari bersinar dengan teriknya, seperti biasa jalanan kota Tokyo terlihat ramai dg para pejalan kaki dan segala aktivitas penduduknya. Ku percepat langkah ku saat dari kejauhan ku lihat lampu untuk menyeberang pejalan kaki menyala. Tapi karna jalanan sangat padat, sesampai disana lampu lalulintas itu sudah berganti lampu merah . dengan menghela napas panjang, aku ikut menunggu lampu hijau berikutnya menyala bersama belasan orang yg juga ingin menyeberang.


Dibarisan belakang ku terlihat segerombol siswi SMU yg terkikik memandang ke arah ku, aku balas pandangan mereka dg senyum sekenanya dan wajah mereka pun langsung memerah kegirangan. Aku jadi menyesal kenapa tadi aku harus memandang ke arah mereka. Siswi-siswi SMU itu mulai mencoba menyapa ku, tapi tiba-tiba sosok seorang gadis di seberang jalan mengalihkan pandangan ku. Gadis itu sedang asyik melihat lihat di etalase toko. Penampilannya yg khas itu benar-benar sudah taka sing lagi bagi ku.


Ku pandang lampu lalulintas yg akhirnya berganti warna hijau bagi pejalan kaki. Dengan tergesa-gesa aku menyerberangi jalan berharap gadis itu masih tetap berdiri disana tanpa mempedulikan segerombol siswi SMU tadi yg sebal dg sikap acuh ku. Setengah berlari aku mencoba menghampiri gadis itu, dan aku tersenyum lega saat gadis itu masih melihat-lihat baju yg terpajang dietalase toko.Aku berdiri tepat di belakangnya sekarang, ku atur napas ku sejenak, memegang bahunya.


“Reiru…”. Gadis itu balik memandang ku.

“ada apa mas?”.

“Masya Allah”, Aku terpental kaget, ternyata cewek itu tdk lain tak tdk bukan adalah seorang nenek tua ompong berumur sekitar 70an th dg dandanan menor menghiasi wajahnya.

“gimana mas? Gaya saya keren kan? kayak gadis muda jaman sekarang, sampe mamas ganteng ini aja kesemsem ama nenek”. *ketawa mak lampir*.

“eh, maap mbah, saya salah orang”. *ngacir kabur*.

“kepiye to? bocah saiki pancen ora sopan, di takoni malah mlayu”. (red: gimana sih? anak muda jaman sekarang emang gak sopan, ditanya kok malah lari) *memanyunkan muka lampirnya*.


“amit-ami~t, untung gue gak kena cipok maut tu mak lampir, bisa-bisa muka gue langsung ketularan mengkeret lagi”. *elus-elus dada*.

‘kenapa sejak kepergian dirinya aku tetap merasa bahwa dia selalu ada disamping ku, hadir di setiap tempat dan peristiwa yg pernah kami lalui bersama. Padahal aku sudah mencoba untuk tdk memikirkannya lagi, berusaha hidup wajar sebagimana mestinya tanpa kehadirannya. Tapi ternyata sangat sulit menghilangkan baying-bayangnya yg selalu saja mengikuti setiap langkah ku’.


Aku kembali berjalan menyusuri jalanan Tokyo, sekali lagi aku melihat gadis yg telah berhasil mencuri hati ku itu sedang tersenyum ceria menikmati ice cream kerucut coklat dan wafer favorit nya. Lagi-lagi alam bawah sadar ku mulai berpikir cepat, rasa rindu yg begitu menggebu memenuhi dada ku. Aku berjalan cepat menghampirinya saat gadis itu tersenyum manis kearah ku. “Reiru!”. Aku berseru memanggilnya.


“eh? kakak cakep ini siapa ya?”.

“ho???”. Aku berdiri melongo saat melihat kenyataan bahwa gadis itu bukanlah Reiru, tapi anak perempuan berusia 5 th yg melihatku penuh tanda tanya dan memasang tampang aho nya.

“e-enggak kok dek, kakak kira kamu tadi adik temen kakak, soalnya wajahnya mirip banget


*sighs*, “sebenarnya aku ini kenapa sih?”. memegang keningnya. “panas enggak, demam enggak, jangan-jangan gue kena syndrome puri nirmala lagi! Ogah banget gue!”. *sighs*.

“krocok-krocok-kukuruyuuu~k”.

“aku sampe lupa tadi belum sempet makan siang…”. *toel2 perutnya*.

“enaknya makan apa ya?”.

“Teng-tereng-teng-teng!!!!”. Suara khas yg belum lama ini ku kenal terdengar di kejauhan. Akhrinya aku nongkrong di taman bakso dan mie ayam, tempat fav. Ku dan Reiru dulu…, tempat itu sore ini ramai dengan pengunjung, kebanyakan adalah orang Indonesia yg menikmati bersama rekan kerja, teman, keluarga dan kekasih mereka. Aku jadi merasa seperti anak hilang diantara keramaian itu.


“tumben sendirian aja mas? Mbaknya mana? O~ jangan-jangan udah putus ya? Asyik dong! Btw any bus way,eke juga lagi jomblo lo say”. *toel-toel pipi*.

“Hush-hush! Pergi lo!”. *kipas2 tangan*. ‘mampus gue! Biasanya kalo da Reiru ni bancis kagak berani ma gue, haduh-duh!’.

“hei Sonia! Kamu mau bikin pelanggan kabur lagi ya? Awas nanti ku aduin bos lo!”. seorang pelayan perempuan lain akhirnya datang menyelamatkan ku.

“iya! Balik sono ketempat enyok lo! gue jadi gak napsu makan ni”.

“iii~h!handsome2 kok galak sih!”. *ngeloyor pergi dg genit*.


“alhamdulillah tu kutu kampret dah pergi…”. Membenarkan letak kacamatanya.

“selamat sore, mau pesen apa mas?”. Cewek yg tadi menyelamatkanku bertanya dg ramah sambil menyodorkan buku menu. Lagi-lagi wajah cewek itu menjelma menjadi sosok Reiru.

“Rei, maafkan aku ya? Aku mohon kamu jangan pergi lagi…”. Tanpa sadar kata-kata itu keluar dari mulut ku dan dengan spontan ku raih tangan cewek itu, kupegang erat-erat biyar gak meletus,eh! gak kabur.


“mas, saya ini Yatmi! Bukan mbak Reiru! Eleng mas, lepasin Yatmi, Yatmi udah ditunggu anak-anak di rumah, eleng mas,eleng ngo…”.

Sontak aku kaget mendengar seruan Yatmi. “Ya-yatmi???”. Cepat-cepat ku lepas tangannya.

“maaf ya, aku bener-bener gak sengaja. Aku bener-bener minta maaf…”.

“yaudah gak papa, kayaknya mas Shun lg ada masalah sama mbak Reiru ya? Lebih baik ngobrol bareng secara baik-baik serta musyawarah mufakat, pasti masalah bisa tuntas”. Nasehat mbak Yatmi dg logat jowonya yg kental.

“eh, iya mbak makasih”.

“pesen mie ayam super duper jumbo dan es teller seperti biasa to mas? Bakso nya mau rasa apa?”.

“isi daging ayam rasa coklat aja, Makasih ya mbak…”.


*sigh*, “lama-lama gue beneren jadi penghuni puri nirmala ni kalo gini terus…”.

Sekali lagi tiba-tiba di hadapan ku duduk Reiru yg sedang menikmati mie ayam bakso nya dg khikmad.. “ayo Shun coba dulu deh! Ini enak banget lo! mirip-mirip ramen gitu, tapi kalo yg ini ada meet ball aneka rasanya, ni aku pilihin bakso isi daging ayam rasa coklat!”.

“kamu kayak doraemon ngeluarin alat barunya aja”.

*lol*, “atau Shun mau nyoba yg rasa buah-buahan? Durian enak banget tu!”.

“ogah, aku ini aja!”. ku ambil mangkuk Reiru, lalu ku gigit sedikit bakso rekomendasi Reiru.

“gimana? Enak kan?”.

Aku diam saja, terus memakan bakso itu sampe habis, Reiru langsung uring-uringan mencoba meraih mangkuk bakso nya dari ku tapi tdk berhasil. Aku tertawa terbahak melihat wajahnya yg cemberut lucu.


“akari kirameru temo kimi ni tsukemaretetei

chiisana de boku no ega mao fukureba

hayasuku hasurenai kini wa hitori de itte…”.


Nada dering Puzzle Ring, membuyarkan lamunan ku.

“oh, ada email dari Jui rupanya…”.

woi dol! Kuwe nangdi? Cepet muleh, awakdewe ono proyek lagu anyar ki! Jo lali tukokke tiwul nang stasiun yo?. (Red: woi bro! lo dimana? Cepet pulang, kita ada proyek lagu baru ni! jangan beliin tiwul di stasiun ya?)

_penyuk kisu Jui_


“Wek!dasar Juek”.

Segera ku lahap mie ayam bakso pesanan ku, dg ditemani bayang-bayang Reiru yg sekali lagi hadir dihadapanku, dia tersenyum, menatapku penuh sayang dari balik kacamata…

*sighs*. Setelah membayar bakso, ku lanjutkan perjalannku menuju stasiun kereta. “ini semua memang salah ku, hanya gara-gara masalah sepele aja, aku sampai harus memberi kesan buruk di hari terakhir Reiru di Jepang, bahkan aku kemarin tdk sempat mengucap selamat tinggal untuk nya dan parahnya lagi gara-gara emosi no HP nya gak sengaja kehapus lagi”. *geleng-geleng kepala*.

“gue mang bener-bener payah, kalo mau minta ke anak-anak…”. *membayangi muka ke empat temannya yg ngomel dan menceramahinya dg muka sanggar*.

“waduh! Bisa mati idup mati idup 7 kali ni”.


Suasanan stasiun sangat ramai karna bertepatan dg waktunya warga yg pulang kerja ataupun sekolah.

“Bang, tiwulnya lima bungkus sama bubur sumsum campurnya jg ya bang”.

“Ok! mas, ditunggu sebentar ya?”.

Sambil menunggu tiwulnya dibungkus, aku melihat-lihat keramaian orang-orang yg lalu lalalng di depan ku. Dan lagi-lagi aku melihat sosok Reiru di sana…


Segera ku pejamkan mata ku erat-erat. ‘Bukan Shun, dia bukanlah Reiru! Manamungkin Reiru tiba-tiba ada disini? Dia sekarang merasa nyaman dan bahagia berkumpul dg keluarganya di Jogja. Apa yg kamu lihat itu hanya halusinasimu saja! Sadarlah Shun!’.

Setelah merasa manthab dg mata batinku, ku buka mataku pelan-pelan, aku kembali memandang kearah gadis itu, dan tepat saat itu gadis itupun menoleh memandang ku, mata kami saling bertemu dan aku kini tdk ragu lagi bahwa gadis itu memang benar-benar Reiru! Dia terlihat terkejut melihat ku, lalu mempercepat langkahnya menuju kereta jurusan Osaka yg sebentar lagi mau berangkat.


“Reiru!”. Aku berteriak memanggilnya, namun Reiru tak menghiraukanku.

“titip bentar ya pak!”. Seru ku sambil berlari mengejar Reiru tanpa mempedulikan abang tiwul yg berteriak-teriak minta ongkos.

Pengejaran ku sedikit terhambat karna banyaknya orang hilir mudik disana, aku kehilangan jejak Reiru. Aku berhenti sejenak memandang keseluruh penjuru stasiun, dan aku temukan dia, tepat saat bagian informasi memberi peringatan bahwa kereta menuju Osaka akan berangkat. Ku lihat dia berdiri didepan pintu kereta yg baru saja tertutup.

“Oh, No!”.


Aku berlari sekuat tenaga, berusaha mengejar kereta yg mulai berjalan perlahan….


(NB:Cerita akan mengharukan dan segera berakhir kalo Shun berhasil menemui Reiru, tapi nanti kita jadi gak ada cerita lanjutannya! XDDD *gak penting bgt c!* ). Ok! lanjut ma~ng!


Apa daya aku tak sanggup mengimbangi cepatnya laju kereta express itu, namun aku ingin Reiru tau bahwa perasaan ku padanya sampai saat ini belumlah berubah….

“REIRU! AKU SAYANG KAMU!!!!”. (Red:Shun berteriak sekuat tenaga dan pikirannya dg bhs.Indonesia plus medhok Jepunnya yg kental)

*author kojel-kojel jatuh pingsan* XD


Semua orang distasiun memandangku penuh tanda seru, tapi aku tak peduli, aku hanya berdoa dan berharap smg Reiru mendengar apa yg ada dlm uneg-uneg ku selama ini, dan semoga dia kembali dan selalu berada di sisi ku…


FINISH






































Reiru :”haduuu~h, kalo ada orang kayak gini di seputar jalanan Jogja, bisa mati nabrak-nabrak aku”.

*dijedotin kai ke tiang listrik*

Selasa, 15 September 2009

Piku2 Geje!!!




bingung mw upload apa sambil nunggu donlotan, ywdah jadilah postingan ini.

Enjoy it!




Anjing Aoi Ayabie



Jui Vidoll dan anjing2 mainannya



Anak2 Kaggra menatap bunga sakura
*co cweeeeet*

Donlotan vidoll q udah selesai,jd piku2 geje ckup sampe di sini...

Jaaa.....

*Reiru pulang boncengan sepeda ma Kai*

Kamis, 03 September 2009

Fanfic The Gazette. Gomen ne…

Title : Gomen ne
Author : Reiru
Pairings : Kai x Reita, Aoi x Uru
Genre : Romantic, angst
Random : Jrock The Gazette
Rating : for every one
Warning : Jangan di baca sebelum buka puasa XDDD
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.


Reita :”Cepet keluarin semua duit lo!”. Reita menodongkan pistol ke leher seorang pemuda culun ber kacamata tebal dan rambutnya yg acak-acakan, bibirnya bergetar saking takutnya.
Boy : “Sa,sa-saya dah gak da duit lagi bang…”
Reita: “Alaa~h, bo’ong lo! Aoi, periksa dia!”
Aoi:”Oce!”. Dg cekatan mencopot semua pakaian si korban hingga tinggal segitiga pengaman yg menempel di badannya.
Aoi:”suit-suiiiit! lo keliatan sexy pake pengaman gbr lope2 pink tu!”.
Aoi&Reita: *lol*
Reita:”Oi, Baby!”. (red:bayi)
Kai :”eh”. Memandang Reita dg muka innocent nya
Reita :”ngemut ice cream aje lu! Bantuin Aoi sono!”.
Kai :”Yosh!”. *giggles*.
Kai :”maap ya mas…”. Pemuda itu pasrah saja saat Kai mencopot kaos kaki dan sepatunya.
Kai:”Busyet!ni kaos kaki gak di cuci seabad ya?”. *melambai2kan kaos kaki*.
Reita:”buang aja tu sampah busuk! Di loakin juga kagak laku!”.
Aoi:”tu lope2 lu copot jg donk!”.
Boy:”jangan bang…, kasihanilah saya…”. badannya menggigil saking takutnya sambil terus memegangi satu2nya kain yg menempel ditubuhnya itu.
Kai : “Aoi emang keterlaluan, biarin ajalah kolor bau juga masih diembat”.
Reita *laugh*, “Udah2, qt pulang sekarang, hasil buruan qt hari ini sudah banyak”.
Aoi n Kai :”Yosh!”.
Boy :”Tunggu! Gimana dg nasib saya bang…,masak ditinggalin ja dlm keadaan seperti ini, gimana saya pulangnya bang…”.
Reita : Berbalik memandang pemuda itu sambil terkikik. ”harusnya lo bersyukur masih gue biarin hidup, apa lo mw gue plorotin sekaliyan kolor butut lo? hah?!”.
Boy:”e-enggak bang, ampu~n…” *begs*
Aoi:”suit-suiiii~tt! Da cow sexy ni~h!”. Aoi berteriak keras berharap orang2 disekeliling gang itu datang.
Reita :”pake pelepah daun pisang sono!”.
Kai : Berlari menghampiri pemuda malang itu. “ups! Da yg ketinggalan”. Mengambil kacamata pria itu dan kembali ketempat Reita n Aoi.
Reita :”good job baby!”. *menepuk punggung Kai hingga Kai hampir jatuh*.
Aoi :”malam ini qt mabok lagi sampe pagi ya?!!”.
Pemuda malang itu berjalan sempoyongan mencari sesuatu disekitarnya yg bisa untuk menutupi badannya, beberapa kali dia tersandung, menabrak dinding, dan akhirnya saat menabrak tong sampah dg cepat diambilnya tutup sampah itu untuk menutupi bagian bawah tubuhnya sambil lari terbirit-birit.
All: *lol*.

Ke Esokan Harinya
Reita bersiul-siul keluar dari kamar mandi. masuk kekamar nya sambil mengencangkan lipatan handuknya. Dia berhenti sejenak memandang Kai yg asyik berkutat dg buku pelajarannya. Reita memandang pemilik wajah cute itu lekat2, perlahan mendekatinya. Kai masih sibuk mencoret menggarisi tiap kalimat yg dianggapnya penting dg bolpen warna merah dan membacanya dg serius, hingga tak sadar saat tiba2 Reita sudah memeluknya dari belakang.
Kai:”Reita kun…”
Reita :”buat apa sih belajar, toh duit tiap hari juga udah datang sendiri…”.
Kai:”Ortu kan ngirim gue ke sini buat belajar, aq gak tega bohongi mereka…”.
Reita :*giggles*, “Buat apa mikiran perasaan mereka, mereka tega2 aja tu buang lo ke Tokyo, tanya kabar aja gak pernah, pa lagi nengokin lo ke sini, lo tu cm dianggap pengganggu aja. Mereka lebih senang dg bisnis dan segala macam pekerjaan mereka, bahkan kau bilang ortu mu sekarang dah pisah rumah kan?”.
Kai :”terserahlah mrk mw anggap gue apa, yg penting gue pengen nunjukin ke mrk kalo gue bisa berhasil dg jerih payah gue sendiri tanpa mengharapkan bantuan mrk…”.
Reita : “itu yg gue suka dr lo honey…”. Mendorong Kai ke tempat tidur, menciumnya lembut.
Kai : jangan sekarang Rei…”.
Reita :”ayola~h, gue jamin ujian lo sukses dah!”.
Kai :*laugh* ,”gak ngaruh kali”. Kai tak bisa melawan tubuh kekar itu dan perlahan mengikuti irama gerakan Reita.

“Bip-bip..bip-bip-bip,,,bip-bip-bipbiribiiiiip,,,,”

Reita : gapai2 meja sebelah tempat tidur, mengangkat hp nya
Reita : “moshi2…”.
Aoi:”Reita! Ni bener2 gawat darurat!”.
Reita :”Ah elo! Gangguin ja! Pending dulu deh kabar lo, lg nanggung ni…”.
Aoi:”hei,hei,,,gue serius! Ni menyangkut kelangsungan hidup kita”.
Reita:”ampuh juga kata2 lo, kabar apa-an sih?!”.
Aoi : “saat ini kepolisian telah mengangkat ketua baru untuk menyelidiki kasus kita, dan sialnya ni ketua baru dah mulai berkeliaran disekitar kita…”
Reita :”maksud lo???”.
Aoi :”kebetulan UruChan ketemu tu polisi yg lg nyamar di Bar langganan kita, dg jurus pamungkas Uru, akhirnya tu polisi mabok n Uru berhasil mengorek beberapa berita darinya…”.
Reita :” terus?!”.
Aoi:”menurut hasil penyelidikan Uru, polisi itu bernama Ruki, calon inspektur yg banyak ngeGombal dan si Ruki tolol itu udah tau markas kita bro! dia berencana akan menangkap kita dg serangan gerilya yg belum bisa dipastikan waktunya…”.
Reita:” Gokil bgt tu polisi, baru kali ini kita kecolongan sebanyak ini, kita mesti hati2 ma tu polisi…, btw Ok! baget cewek lo!”.
Aoi:”ya iya dong!”. *kisu Uru yg sedang berbaring dipangkuannya*.
Reita:”Ok! tar malem kita adakan rapat pleno!”.
Aoi:”sip bos!”.
Reita:”tu polisi mau cari mati rupanya…”. *smirks*
Kai :”Reita kun, ada apa?”.
Reita :”ada satu polisi bodoh lagi yg mau mengantarkan nyawanya dg sukarela, kayaknya kita bakal berburu habis-habisan lagi ni... *laugh*. Bangkit, membuka lemari pakaiannya.
Kai:’membunuh lagi?, sebelumnya aku benar2 tdk mengira Reita melakukan semua pekerjaan ini…,saat pertama kali tiba di Tokyo aku benar2 merasa asing, dan Reitalah orang pertama yg langsung berteman dekat dengan ku. Bahkan dia mengajakku untuk tinggal dirumahnya, Reita sangat baik, begitu perhatian dan selalu melindungi ku.itulah yg saat itu sangat ku butuhkan dibalik konflik keluarga serta urusan study yg sedang membebaniku…’. *memandang Reita yg sudah cool dg pakaiannya, kini dia sibuk menata rambutnya*.
Kai: ‘sampai akhirnya akupun terjebak masuk kedalam dunia Reita…,pemakai dan Bandar narkoba, mabuk, mencuri,menjambret,mendukung suatu pembunuhan,bahkan menjadi kekasihnya…’.
Reita: “oi Kai! Lo kok malah bengong? Kenapa? gue terlalu keren ya..”. *laugh*
Kai:”eh,,,”.
Reita:*smile*, duduk disamping Kai dan merangkulnya. “lo pasti bisa ngerjain ujian gak penting itu! Kalo dosen lo macem2 biyar tar gue yg urus, Ok!! Ganbatte ne!!!”.
Kai:”Yosh! Sankyuu Reita”. *smile*
Reita:*mencium pipi Kai n mengacak2 rambutnya*. “Gue pergi dulu ya?mau kasih kabar ma anak2 yg lain”.
Kai:”hati-hati Reita kun!”. *lambai2*
TBC

Fanfic The Gazette. Gomen ne…(Chap.2)

Di Angkringan…..
Reita: *meminum habis kopinya*. “nasi kucingnya lima bungkus ya mang!”.
“Ok! bos!”.
Aoi:”jadi markas untuk sementara pindah ke rumah gue dulu ni?”.
Reita:”ya mw gimana lagi, si kunyuk Ruki itu dah terlanjur tau kan?”.
Reita,Aoi&Uru : menonton TV yg menyiarkan berita telah ditemukannya markas mereka dan beberapa anggota Gaze yg kebetulan ada di markas ikut di ringkus.
Aoi:”cih! Kurang ajar tu kunyuk!”.
Uru:”padahal pas pertama ketemu Ruki, ku pikir dia anak orang kaya yg lagi stress n gak betah di rumah, maksud hati sih pengen mlorotin dia, ternyata aku malah dapat kakap besar!”. *smile*. Aduk2 es teh nya.
Reita: “tenang ja, kita masih belum kalah. seperti biasa, Kai sudah bekerja cepat, dia berhasil mengecoh perhatian polisi, dan coba lihat! kini mereka mengikuti jejak yg salah”.
Reita,Aoi&Uru: melihat berita berikutnya yg memastikan bahwa pengemis, pemulung dan tukang monyet jg bagian dr Geng ‘Gaze’ dan beberapa warung makanan kecuali warteg dan warung ramen jadi markas baru geng ‘Gaze’.
Uru:*lol*, “ternyata dia gak rela kalo Ramen nya disita polisi juga”. *giggles*
Aoi:”ngomong2 soal Kai, aku ingin membicarakan satu hal penting pada mu Reita…”.
Reita:*mlongo*, “penting bgt y? lo kok jadi serius gitu?”.
Aoi:”bukannya apa-apa sih, cuma aku perhatiin sifat Kai akhir2 ni agak berubah, dia jadi jarang minum n nge-pil, usul-usulnya pun lebih ke arah bagaimana akibatnya kalau tindakan kita sampai diketaui polisi, dia seperti takut kalo ‘Gaze’ sewaktu waktu bakal digrebek polisi, sifatnya yg terlalu hati2 itu benar2 seperti sifat seorang pengecut, gue rasa dia seperti menyembuyikan sesuatu…”. *smirks*.
Reita:”hei! maksud lo Kai mau berkhianat gitu!!”. *bangkit, mencengkeram kerah jaket Aoi*.
Uru:”Reita, hentikan!”.
Reita :mengepalkan tangan kanannya siap memberi Aoi pukulan gratis
Uru:”Aoi! Jangan buat keributan disaat seperti ini, kau ingin kita ditangkap sekarang! Bicaralah baik2…”.
Aoi:”Ok2! Sorry, kayaknya gue terlalu berlebihan ya..”.
Reita:Kembali duduk dan meminum es tehnya sampai habis. “jaga omongan lo ya?!”.
Aoi:”gue kan cuma mengutarakan pendapat pribadi dan sebagian anak2 ja, kalo sifat kehati-hatian Kai yg berlebihan itu masih terus berlanjut aku takut nanti anak2 bakal demo dan minta Kai di DO dari organisasi, gue tau lo sayang bgt ma Kai jadi gue kasih saran lo buat ngebicarain hal ini sama Kai”.
Reita:”cih! jujur aja deh, gak usah cari kambing hitam segala! Gue tau sejal awal lo dah gak demen ma Kai, lo iri kan ma dia karena aku begitu mempercayainya dan telah memutuskan untuk menjadikannya sebagai ketua organisasi menggantikan ku kelak bila masa jabatan ku sudah habis. Aku juga tau kalau selama ini kamu begitu berambisi untuk menguasai organisasi dan begitu kecewa saat Kai masuk dilingkungan kita dan berhasil menarik hati ku serta anggota geng yg lain…tak bisa ku pungkiri anak itu memang cerdas, ide2nya selalu cemerlang dan memberi banyak keuntungan untuk kita..”. *melahap bungkus kelima nasi kucingnya*.
Reita:”sampai akhirnya kau pun bisa menerimanya kan? dan karna sikap Kai sekarang kau rasa mulai agak menyimpang, menjadikan perasaan benci mu pada nya tumbuh kembali dan berusaha untuk menyingkirkannya…”. *meminum habis es teh Aoi*
Reita:”benar begitu kan Aoi?”.
Aoi:”hah! Terserah kau Rei, aku hanya mencoba untuk memperingatkan mu saja!”.
Aoi:*menarik tangan Uru*. “ayo kita pergi”.
Uru:*memandang Aoi dan Reita bergantian dg cemas*
Reita:”Bye-bye!”.

Dalam Perjalanan Pulang…
Reita: mulai memikirkan kata2 Aoi…’sebenarnya apa yg dikatakan Aoi td ada benarnya juga, Kai memang sedikit demi sedikit mulai berubah, dia seperti berusaha ingin keluar dari organisasi, isi pembicaraannya pun kadang2 terselip kata2 yg mengajak ku untuk ikut bersamanya keluar dari dunia kelam yg sudah melekat lama sejak aku lahir…’.
Matahari mulai tengelam, Reita Berhenti sejenak memandang danau kecil diseberang jalan. memejamkan matanya, menikmati angin sore yg menerpa wajahnya sambil mendengarkan suara burung yg beterbangan kembali ke sarangnya.
Reita:*sighs*. “kurasa, aku perlu bicara dg Kai…”.
“Bip-bip..bip-bip-bip,,,bip-bip-bipbiribiiiiip,,,,”. Tiba-tiba ponsel Reita berdering.
Reita :”Hello baby..”.
Kai : “moshi-moshi Reita kun! Apa kau sudah lihat berita hari ini?”.
Reita:”yosh! Kerja yg bagus baby!”.
Kai:”sekarang Reita kun ada dimana? Malam ini Reita kun pengen makan malam apa?”.
Reita:”aku dalam perjalanan pulang ni,Hmm..,terserah Kai aja deh! Apapun yg dimasak Kai pasti enak”.
Kai:*laugh*. “Ok!”.
Memanggil nama mereka bersamaan.
Reita :”Kai!”.
Kai:”Reita!”.
Reita :”eh, Kai aja deh yg ngomong duluan”.
Kai:”enggak-enggak, Reita kun dulu aja yg ngomong dulu…”.
Reita:”udah lah, kamu dulu aja baby…”.
Kai:”hmmm…,iya deh! Anou~ aku pengen buat suatu dinner yg spesial buat Reita…”.
Reita:”wah, ada acara apa ni? kayaknya hari ini kita gak da yg ulang tahun…,or kamu habis menang lotre lg ya?”.
Kai:”Bukan…, dinner ini bukan untuk merayakan sesuatu, tapi aku berharap malam ini akan begitu berharga bila Reita ikut diskusi menyangkut khalayak hidup orang banyak…”.
Reita:???

TBC



Fanfic The Gazette. Gomen ne…(Chap.2)

Di Angkringan…..
Reita: *meminum habis kopinya*. “nasi kucingnya lima bungkus ya mang!”.
“Ok! bos!”.
Aoi:”jadi markas untuk sementara pindah ke rumah gue dulu ni?”.
Reita:”ya mw gimana lagi, si kunyuk Ruki itu dah terlanjur tau kan?”.
Reita,Aoi&Uru : menonton TV yg menyiarkan berita telah ditemukannya markas mereka dan beberapa anggota Gaze yg kebetulan ada di markas ikut di ringkus.
Aoi:”cih! Kurang ajar tu kunyuk!”.
Uru:”padahal pas pertama ketemu Ruki, ku pikir dia anak orang kaya yg lagi stress n gak betah di rumah, maksud hati sih pengen mlorotin dia, ternyata aku malah dapat kakap besar!”. *smile*. Aduk2 es teh nya.
Reita: “tenang ja, kita masih belum kalah. seperti biasa, Kai sudah bekerja cepat, dia berhasil mengecoh perhatian polisi, dan coba lihat! kini mereka mengikuti jejak yg salah”.
Reita,Aoi&Uru: melihat berita berikutnya yg memastikan bahwa pengemis, pemulung dan tukang monyet jg bagian dr Geng ‘Gaze’ dan beberapa warung makanan kecuali warteg dan warung ramen jadi markas baru geng ‘Gaze’.
Uru:*lol*, “ternyata dia gak rela kalo Ramen nya disita polisi juga”. *giggles*
Aoi:”ngomong2 soal Kai, aku ingin membicarakan satu hal penting pada mu Reita…”.
Reita:*mlongo*, “penting bgt y? lo kok jadi serius gitu?”.
Aoi:”bukannya apa-apa sih, cuma aku perhatiin sifat Kai akhir2 ni agak berubah, dia jadi jarang minum n nge-pil, usul-usulnya pun lebih ke arah bagaimana akibatnya kalau tindakan kita sampai diketaui polisi, dia seperti takut kalo ‘Gaze’ sewaktu waktu bakal digrebek polisi, sifatnya yg terlalu hati2 itu benar2 seperti sifat seorang pengecut, gue rasa dia seperti menyembuyikan sesuatu…”. *smirks*.
Reita:”hei! maksud lo Kai mau berkhianat gitu!!”. *bangkit, mencengkeram kerah jaket Aoi*.
Uru:”Reita, hentikan!”.
Reita :mengepalkan tangan kanannya siap memberi Aoi pukulan gratis
Uru:”Aoi! Jangan buat keributan disaat seperti ini, kau ingin kita ditangkap sekarang! Bicaralah baik2…”.
Aoi:”Ok2! Sorry, kayaknya gue terlalu berlebihan ya..”.
Reita:Kembali duduk dan meminum es tehnya sampai habis. “jaga omongan lo ya?!”.
Aoi:”gue kan cuma mengutarakan pendapat pribadi dan sebagian anak2 ja, kalo sifat kehati-hatian Kai yg berlebihan itu masih terus berlanjut aku takut nanti anak2 bakal demo dan minta Kai di DO dari organisasi, gue tau lo sayang bgt ma Kai jadi gue kasih saran lo buat ngebicarain hal ini sama Kai”.
Reita:”cih! jujur aja deh, gak usah cari kambing hitam segala! Gue tau sejal awal lo dah gak demen ma Kai, lo iri kan ma dia karena aku begitu mempercayainya dan telah memutuskan untuk menjadikannya sebagai ketua organisasi menggantikan ku kelak bila masa jabatan ku sudah habis. Aku juga tau kalau selama ini kamu begitu berambisi untuk menguasai organisasi dan begitu kecewa saat Kai masuk dilingkungan kita dan berhasil menarik hati ku serta anggota geng yg lain…tak bisa ku pungkiri anak itu memang cerdas, ide2nya selalu cemerlang dan memberi banyak keuntungan untuk kita..”. *melahap bungkus kelima nasi kucingnya*.
Reita:”sampai akhirnya kau pun bisa menerimanya kan? dan karna sikap Kai sekarang kau rasa mulai agak menyimpang, menjadikan perasaan benci mu pada nya tumbuh kembali dan berusaha untuk menyingkirkannya…”. *meminum habis es teh Aoi*
Reita:”benar begitu kan Aoi?”.
Aoi:”hah! Terserah kau Rei, aku hanya mencoba untuk memperingatkan mu saja!”.
Aoi:*menarik tangan Uru*. “ayo kita pergi”.
Uru:*memandang Aoi dan Reita bergantian dg cemas*
Reita:”Bye-bye!”.

Dalam Perjalanan Pulang…
Reita: mulai memikirkan kata2 Aoi…’sebenarnya apa yg dikatakan Aoi td ada benarnya juga, Kai memang sedikit demi sedikit mulai berubah, dia seperti berusaha ingin keluar dari organisasi, isi pembicaraannya pun kadang2 terselip kata2 yg mengajak ku untuk ikut bersamanya keluar dari dunia kelam yg sudah melekat lama sejak aku lahir…’.
Matahari mulai tengelam, Reita Berhenti sejenak memandang danau kecil diseberang jalan. memejamkan matanya, menikmati angin sore yg menerpa wajahnya sambil mendengarkan suara burung yg beterbangan kembali ke sarangnya.
Reita:*sighs*. “kurasa, aku perlu bicara dg Kai…”.
“Bip-bip..bip-bip-bip,,,bip-bip-bipbiribiiiiip,,,,”. Tiba-tiba ponsel Reita berdering.
Reita :”Hello baby..”.
Kai : “moshi-moshi Reita kun! Apa kau sudah lihat berita hari ini?”.
Reita:”yosh! Kerja yg bagus baby!”.
Kai:”sekarang Reita kun ada dimana? Malam ini Reita kun pengen makan malam apa?”.
Reita:”aku dalam perjalanan pulang ni,Hmm..,terserah Kai aja deh! Apapun yg dimasak Kai pasti enak”.
Kai:*laugh*. “Ok!”.
Memanggil nama mereka bersamaan.
Reita :”Kai!”.
Kai:”Reita!”.
Reita :”eh, Kai aja deh yg ngomong duluan”.
Kai:”enggak-enggak, Reita kun dulu aja yg ngomong dulu…”.
Reita:”udah lah, kamu dulu aja baby…”.
Kai:”hmmm…,iya deh! Anou~ aku pengen buat suatu dinner yg spesial buat Reita…”.
Reita:”wah, ada acara apa ni? kayaknya hari ini kita gak da yg ulang tahun…,or kamu habis menang lotre lg ya?”.
Kai:”Bukan…, dinner ini bukan untuk merayakan sesuatu, tapi ini menyangkut khalayak hidup orang banyak…”.
Reita:???

TBC


Fanfic The Gazette. Gomen ne…(Chap.3)

Reita :”ho?. *confuse* kenapa kamu hobi baget maen kata berkait sih!”.
Kai: *laugh*, “Pokoknya nanti Reita kun harus berpikir dg baik dan bijak!”.
Reita:”teka-teki lagi…, apa kita gak bisa langsung makan normal seperti biasa aja?”.
Kai:*laugh*
Reita :”btw aku nanti juga pengen ngomongin sesuatu sama Kai…”.
Kai:”Oya? wah! Jadi gak sabar nunggu makan malam nanti”. *smile*
Kai:”tapi Reita kun pulangnya tar aja jam 8 ya? Soalnya ada satu hal yg perlu ku dibereskan nih!”.
Reita:”Ok! kalo gitu aku ke casino dulu”.
Kai:”bye-bye…”.
Kai : mematikan HP dan tersenyum misterius.
Kai:”Hah! dasar pengecut! beraninya hanya menggertak dari belakang saja”. Melirik moncong pistol yg bertengger di sebelah kanan kepalanya.
Kai: “tak kusangka kau bergerak secepat ini sobat…”
Aoi:”cih! masih bisa berlagak kau! Hu-hu…, sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini, melihatmu terkapar tak berdaya”. *lol*.
Aoi :”Semua rahasia mu telah terbongkar Kai! Dasar kau iblis licik!”. Menarik pelatuknya.
Kai:”wah! Sudah ketauan rupanya”. *smirk*
Aoi :”ha-ha! God bye little baby…”.
Dengan gerakan secepat kilat, Kai berhasil menyodok dagu Aoi dg sikutnya, pistol pun terlempar, dan berkelahian sengit pun tak bisa terhindarkan. Mereka saling serang tapi Kai lebih gesit! Beberapa pukulannya sempat mengenai Aoi. Namun Aoi tdk menyerah begitu saja. kemudian. mereka sama-sama melakukan tendangan yg sangat kuat sehingga keduanya terjatuh tdk jauh dari tempat pistol Aoi yg tadi terlempar.
Spontan mereka langsung berebut menyambar pistol itu! namun Kai lebih cepat, dan kini pistol telah berbalik berada ditanggannya dan langsung mengarahkan moncong pistol pada Aoi. Mereka diam sejenak terengah-enggah…
Kai:”well, sebaiknya kau menyerah saja Aoi, aku tdk mau ada korban di sini…”
Aoi :”Menyerah?”. *lol*
Aoi:”kau lah yg akan mati Kai!!!”.
Menarik pistol dari balik jaketnya, tapi Kai dg cepat menarik pelatuknya, dan sebutir pelurupun mendarat tepat dikepala Aoi.
Aoi:”kau …”.
Darah mengalir membasahi wajah Aoi, seketika itu juga Aoi terjatuh, pistol terlepas dari tangannya. Aoi jatuh telentang menatap Kai dg terbelalak dan wajah yg dipenuhi rasa benci luar biasa. Kai mendekati tubuh Aoi memegang denyut nadi tangannya yg telah berhenti dan menutup mata Aoi…..


Fanfic The Gazette. Gomen ne…(Chap.4)

DI RUANG MAKAN
Reita : “benar-benar payah, hari ini aku kalah main”.
Kai :”ini minum dulu”. Menuangkan segelas whisky di gelas Reita
Reita:”sankyuu!”. memandang meja makan dg berbinar-binar.
Reita:”Haiyaaa! Lo emang chief sejati Kai!!!”.
Kai:*smile*
Reita :”ada apa aja ni?!”. *ngiler*
Kai:”Bebek peking, sup iga sapi, udang mentega goreng, sambal goreng daging cincang,sambal teri jengki, Kari ikan, Bolu cokelat lembut, telur gabus,kolak, dan ice cream campur sari ala Kai!”. *impian author untuk lauk buka puasa*.
Reita :”ambil persediaan anggur kita donk baby!”.
Kai :”Ok!”. Berjalan kedepan perapian, lalu berjongkok dan mengambil remot kecil dari dalam saku celananya. Saat Kai menekan tombol remot itu, ubin didepan Kai bergeser terbuka…”.
Reita:”Anggur kita masih banyak kan sayang?”.
Kai:”Iya, tapi untuk malam ini dua botol aja ya? Tar sebelum kita ngobrol kamu udah terkapar tidur lagi”.
Reita:”ya sudahlah! Tar habis ngorol kita minum lagi, kalo habis mah besok tak ambilin lagi dr gudang toko sebelah…”.
Kai :”ambil secara sembunyi2 diToko Prancis maksudnya?”.
Reita:”ya, kalo bisa besok sekaliyan Eiffel jg mau gue angkut!”. *ngeces liat Bebek Peking yg seakan2 menari dihadapannya*.
Reita:”ITADAKIMASU!!!”.
Kai:”Reita kun! Tunggu dulu…”. *memandang arlojinya dg pasrah*. Reita dg cepat memboyong semua makanan,Kai menganggkat kedua bahunya lucu dan ikut berebut makanan dg Reita.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Akhirnya semua makanan itu berhasil dihabiskan keduanya tanpa sisa sedikitpun.
Reita:”Gleee~K! haduh, habis ini gue musti lembur fitness ni…”. *mengelus2 perutnya yg buncit*.
Reita:”bener2 manthab! Maknyus tak tertandingi! Beruntung bgt gue dapet lo…”
Kai:*lol*, “aku juga senang Reita kun bisa menghabiskan semua masakan Kai!”. *smile*
Reita:”btw, kamu mau kasih aku pertanyaan apa sih?”.
Kai:”anou~, biyar adil sekarang Reita kun dulu aja deh!”.
Reita :”ha-ah,kau ini…”. Memandang Kai penuh arti.
Reita :”aku hanya ingin menyampaikan satu pendapat dari anak-anak Gaze, mereka merasa tingkah mu di organisasi akhir2 ini agak berubah, jarang ikut party dan pemikiran mu pun lebih condong pada hal2 yg ya…,semacam pencegahan satu program organisasi gitu de~h…”.
Kai :”orang yg paling dekat dg ku kan Reita kun, jd kalo menurut Reita kun sendiri?”.
Reita:”eh?kalo gue sih…”. *garuk2 kepala dan mengalihkan pandangannya*. ‘aduuuh, liat rabbit eyes nya itu gwe kok jd gak tega ya?’.
Kai:”Reita kun…”. Kai memandang tajam Reita.
Reita:”yah! Kalo karna kamu maksa apa boleh buat…, sejujurnya aku sendiri jg sependapat dg anak2…”.
Kai :”ya, kalo Reita kun sudah bicara begitu, lebih baik aku terus terang saja…”. Lama mereka saling diam.
Kai:”aku sudah merasa tdk nyaman dg ‘Gaze’. Demi Reita kun, awalnya aku mencoba untuk membiasakan diri melihat dan melakukan semua tindak criminal itu, perut ku terasa mual setiap kali ada pembunuhan dihadapan ku, rasanya aku ingin melakukan sesuatu untuk menolong orang yg tiap kali memohon, merintih, dan menangis dihadapan ku. Dan selama tiga tahun ini kau sudah berhasil membuat sosok Kai yg lain…,Kai yg tdk punya perasaan dan Kai yg selalu tertawa bahagia diatas penderitaan orang lain…”.
Reita:*laugh* “Bukankah itu sudah jd konsekuensi kalo kau masuk ‘Gaze’ heh? Lagipula aku tdk pernah memaksa mu, setau ku selama ini kau bergabung dg sukarela kan?”.
Kai:”mulanya sih begitu, itu semua karna aku begitu benci dg kedua orang tua yg telah menelantarkan ku sejak aku lulus SMP,sampai akhirnya aku kabur dari rumah,bertemu dan bergaul dg berbagai macam orang dan sampai akhirnya aku merasa begitu berarti saat bertemu dg mu…”. Suasana hening sesaat.

TBC

Fanfic The Gazette. Gomen ne…(Chap.5)

Kai :”Tapi sebenarnya sejak tiga bulan yg lalu, ibu ku tiba-tiba saja menghubungi email ku yg aku tak tau dia mendapatkannya dari siapa. Kami banyak bercerita, dan aku pun secara sembunyi2 sering minta pendapat dan bimbingan dg pak ustad, pak kyai,dosen, dan beberapa teman kampus pun juga ikut membantu ku…”.
Reita :”jadi ini satu hal yg ingin kau bicarakan pada ku?!”. Suara Reita terdengar sedikit meninggi.
Kai :”aku ingin mengajak mu keluar dari lembah kematian ini Reita kun, aku yakin kita akan hidup lebih bahagia tanpa harus masuk dlm organisasi”.
Reita:”apa kau gila! Sejak lahir aku sudah ditakdirkan untuk hidup di lingkungan ini menjadi penerus keluarga dan pemimpin ‘Gaze’. kau pikir gampang keluar dari organisasi?! Kau lihat sendiri kan? beberapa orang yg berusaha keluar dari organisasi akan di beri surat beramplop merah dan dalam surat itu berisi Kematian yg tertulis dg darah…, dan beberapa hari kemudian orang itu sudah tewas yg penyebab kematiannya tdk pernah terlacak oleh polisi. Walaupun kau pergi melarikan diri atau bersembunyi dimanapun, ‘Gaze’ pasti akan menemukan dan menghabisi mu!”.
Kai :”aku tau benar itu…, selama ini kau sudah begitu baik pada ku, aku benar2 berterimakasih dan tak ingin melihat mu hidup dibalik bayang2 organisasi Reita kun…”.
Reita:”baguslah kalo kau ternyata masih sadar! Tapi…, apa ini balasan mu?! Pasrah dan menyerahkan diri pada polisi?!!”.
Kai:”tidak! Aku sudah merancang suatu cara untuk melarikan diri…polisi tdk akan tau! Percayalah pada ku Reita kun!”.
Reita :”Bah! Lebih baik aku bunuh diri daripada harus kabur seperti pengecut!”.
Kai :”Aku sudah menyiapkan satu penyamaran yg hebat! Ayolah Reita! sebelum terlambat! tepatnya…*melirik arlojinya*.
Kai:”10 menit lagi sebelum polisi masuk menggerebek rumah kita…, sebenarnya mereka sudah mengawasi kita sejak kita makan malam tadi…”.
Kai: “karna itu.., Ikutlah dg ku… ”. Kai memohon dg pandangan antara memelas dan kasihan pada Reita.
Perasaan Reita campur aduk, keinginannya untuk mempertahankan ‘Gaze’ dan mengikuti Kai bertarung hebat dalam benaknya. Bibir Reita bergetar menahan rasa kesal dan berusaha untuk mengambil satu keputusan yg begitu sulit dia ucapkan. Sementara itu diluar, puluhan polisi sudah bersiap dg senjatanya berjalan perlahan mendekati rumah.
“apa kita bisa menyerang sekarang pak? Mumpung mereka sedang asyik ngobrol”.
Ruki :”jangan terburu-buru, kita tunggu tujuh menit lagi, seperti petunjuk dari pelapor tadi…”.*memandang arlojinya*.
Ruki mengawasi dua buronannya yg tiba-tiba saja satu pihak memukul keras temannya.
“Pak, mereka berkelahi?!”.
Ruki:”ssstt! Biarkan saja…”. Memandang dua bayangan buronannya yg kini terdiam sesaat terenggah enggah.
Kai : *menyeka darah yg mengalir dibibirnya*. ”aku mencintai mu Reita…”.
Reita :”Pergi kau dari sini!”. Reita berusaha untuk tdk melihat ke arah Kai.
Kai :”dasar keras kepala…”. *tersenyum pahit*.
Reita :”Kalau aku punya perasaan kuat dan setegar dirimu, sudah sejak lama aku keluar dari organisasi. Tapi sayangnya aku terlalu sombong untuk mengakuinya…, masa depan mu masih panjang Kai…,jadi ku mohon pergilah sekarang!”.
Kai:”tidak! Kita akan pergi bersama Reita!”.
Reita:” Ku bilang P E R G I!!!!”. Tiba-tiba Reita mencabut pistol dari balik bajunya dan menembakkannya tepat dilengan kiri Kai.
Ruki:”suara tembakan! Cepat dobrak!! Jangan sampai mereka kabur!!!”.
Polisi menerobos masuk ke ruang tamu dan berjalan cepat menuju ruang makan.
Kai :”Reita kun…”. Terakhir kalinya Kai memohon sambil berbisik pelan.
Reita berbalik memunggunginya, menjatuhkan senjatanya.
Ruki:”Ayo cepat! Jangan sampai mereka lolos!”.
Melihat tak ada harapan lagi, Kai berlari kebalik korden jendela, dan saat polisi berhasil mengepung Reita, dg gerakan secepat kilat Kai ikut bergabung diantara lusinan polisi itu, menyamar dg sangat sempurna dg seragam polisinya.
Ruki:”Ayo angkat tangan!”. *mengacungkan pistol ke arah Reita*
Reita:”mengangkat kedua tangannya dg tenang”.
Uru :”Reita…”. Terlihat lemas diantara dua polisi yg mengapitnya, dia tak berdaya dg borgol yg telah mengikat kedua tangannya.
Reita:”Uruha? Bagaimana kau…”.
Uru :”Mana Aoi?”.
Reita :”Aoi? Mene ke tehe’…”.
Uru :”dia pasti bersama mu kan? tadi dia bilang pada ku mau kesini…”.
Reita :”gue bener-bener gak tau Uru”.
Ruki :”mana teman mu yg satu lagi tadi hah?!! dan si Aoi yg kaliyan bicarakan tadi!”.
Reita :”teman? Gue dari tadi cuma sendirian aja kok!”.
Ruki :”jangan bohong! Jelas2 kami tadi melihat bayangan dua orang dari luar jendela! Salah satu dari mereka ada yg tertembak!”.
Uru:”APA?!”.
Uru :”Reita, jangan bilang kalau itu Aoi!”. *panic*
Reita :”mungkin pak polisi salah liat kali!”.
Ruki:”kamu pasti menyembunyikan teman mu itu kan?!”.
Reita :”Hah! kasihan lo, masih muda udah rabun, ada petugas P3K tu!”.
Reita :”oi paman! Tolongin tu pak polisi butuh obat tetes air…”.
Ruki: wajahnya merengut lucu*. ”Hei! petugas P3K! sini kamu!”.
Kai :”siap pak!”. Berjalan mendekati Ruki. Kai memakai wajah palsu seorang bapak yg terlihat sabar, bermata sipit dan berkumis tipis.
Ruki:”kenapa kamu disini?bukannya ini khusus untuk pasukan huru hara!”.
Kai:”tadi inspektur mengutus saya untuk ikut dalam misi ini pak, siapa tau nanti ada korban dalam misi ini sehingga butuh penanganan secepatnya pak”.
Ruki :”Oh, benar juga..,semuanya! Cepat geledah tempat ini!!!”.
Beberapa polisi berpencar menggeledah seisi rumah.
Ruki:”Sayang ya kita belum sempat berterima kasih pada pemuda yg telah memberi tau lokasi ini, dia benar2 sangat berjasa pada Jepang…”.
Kai :”Ya, memang lebih baik kita tdk mengikutsertakannya dlm misi ini pak, karna kehidupannya bisa terancam kalo anggota ‘Gaze’ yg lain sampai tau”.
Ruki:”pintar juga kau”.
“Pak, kami menemukan mayat di depan perapian dan dari identitas yg kami temukan orang ini bernama Aoi”.
”kata pemuda yg melapor tadi, pemimpin ‘Gaze’ bernama Aoi! Berarti itu adalah mayatnya pak!”.
Reita :”yah, mungkin suara pistol yg lo denger tadi adalah suara pistol gue waktu menghabisi si brengsek itu, yah! Biasalah pak, rebutan posisi leader”.
Uru : “TIDAAAK!”. *menangis terisak*. Uru berusaha melepaskan diri dari pegangan dua polisi disampingnya. Tapi dua polisi itu lebih kuat menahannya.
Uru :”i-itu tdk mungkin…..,kenapa jadi begini…”. *terduduk lesu, air mata terus membanjiri wajahnya*.
Uru:”padahal sebelum pergi, dia berjanji, akan memberikan suatu surprise padaku, bukan ini kan surprise yg kamu maksud Aoi?..., tidak! Aoi tidak mungkin mati!!”.
Reita :”Uru, maafkan aku…”.
Uru :”Kau…,kau benar2 keterlaluan Reita! Kau lebih memilih membela cow’ ingusan itu daripada teman sendiri hah?!”.
Uru :”aku bersumpah akan mengirim mu ke tiang gantungan!”. Berteriak histeris, wajahnya berubah mengerikan, penuh dendam dan amarah.
Reita: Memandang petugas P3K cepat lalu mengalihkan pandangannya.*pura-pura gak dengar*.
Ruki:”Diam kaliyan semua! Kita lanjutkan pemeriksaan ini di kantor polisi”.
Reita dan Uru digiring menuju mobil patroli. Sementara Kai, berhasil menyelinap dibalik semak, melepas topeng dan seragam polisi P3K nya dan berganti dg kemeja putih dr dalam tas nya. Memandang kecewa satu lagi seragam polisi lengkap dan sebuah topeng wajah palsu dg wajah galak dg kerutan yg memenuhi kepalanya di dalam tasnya. Tersenyum kecut, membayangkan seandainya Reita jadi memakai topeng itu, kemudian cepat-cepat dia pergi terlihat seolah dia orang awam yg ikut berkumpul di antara para warga sekitar di depan rumah yg berbondong-bondong melihat proses penangkapan Reita dan Uru.
Mobil yg ditumpangi Reita pun berjalan lambat, karna warga berusaha memukul-mukul kearah mobil itu sambil memaki-maki Reita, beberapa polisi terlihat menenangkan warga. Dan saat itulah pandangan mereka saling bertemu. Kai memandang Reita sayu, dia merasa sangat bersalah dan Reita membalas pandangannya dg cengiran lebar lebar,menganggukkan kepala dg bersemangat seolah berkata agar Kai tak usah khawatir dan tetap semangat.
Melihat senyuman Reita, hati Kai sedikit lega, dia balas mengangguk kuat-kuat, memberikan senyum termanisnya. Kai terus memandang mobil itu hingga Reita tak terlihat lagi. Kemudian mobil patroli yg ditumpangi Uru pun mengikuti di belakang mobil patroli yg ditumpangi Reita.. Kai menundukkan wajahnya saat mobil itu lewat tepat di depannya. Sekilas Kai bisa melihat wajah Uru yg menahan marah dan dendam yg begitu membara.
Kai lalu keluar dari kerumunan, berjalan perlahan menatap bintang-bintang yg malam itu berkerlip begitu indah……




DUA TAHUN KEMUDIAN….
Petugas: “Hoi! Ini jatah makan siang mu!”. *menyodorkan piring dg lauk beberapa ikan teri dan sambel terasi*. (author jadi inget pv Redeemer Despa).
Reita tdk peduli dg petugas penjaga sel itu.
Petugas :”ayo cepat dimakan! Belagu banget lo, Udah untung dikasih makan, pa mau gue ambil lagi ni makanan?”.
Reita :”berisik lo!”.Reita menggeret piring buthek itu dg enggan.
Petugas:*smirks*
Petugas :”jangan cuma dipelototin ja, lo bisa cara makan gak sih?!”.
Reita:”lauknya yg enakan dikit donk! Steak or barbeque kek!”.
Petugas:”emang ni penjara punya emak lo apa? dah! Gue mau kencing dulu!”.
Reita :”oi! Mamot! Pena lo jatoh tu!”. Sayangnya Pak petugas berbadan gembul itu sudah keburu pergi.
Reita :”huh! Nyebelin bgt tu mamot”.

Reita kaget saat mengangkat piringnya terlihat secarik kertas terlipat dibawah piring itu. memandang keadaan sekitar, yakin tak ada polisi yg mengawasinya, mengambil surat itu dg cepat dan menyembuyikannya dibalik bantal kasurnya. Malamnya saat jam tidur Reita berlahan mengambil surat yg tadi disembunyikannya dibalik bantal. Badannya miring menghadap dinding agar polisi yg kebetulan lewat tdk melihatnya. Hatinya berdebar-debar saat membuka lipatan kertas itu. Surat itu ada dua, yg satu ada tulisannya dan yg satu hanya kertas kosong. hatinya terlonjak bahagia saat melihat tulisan yg sudah sangat begitu di kenalnya.

Dear Reita kun,

Gimana kabar mu? Kai harap baik-baik saja. Kai rindu sekali sama Reita kun. Maaf ya, Kai baru bisa ngasih kabar sekarang, penyelesaian kasus yang memakan waktu lama dan berita yang terus menerus membicarakan kasus mu itu benar-benar tak ada hentinya, pengamanan di kantor kepolisian metropolitan pun benar-benar sangat ketat, untung saja Kai cerdik dan akhirnya bisa menyelinap juga

Reita berhenti membaca sejenak, teringat olehnya senyuman Kai yg langsung menentramkan jiwanya.

Apa Reita kun marah atas semua perbuatan Kai ini? Kai cuma gak ingin liat Reita terus-terusan seperti itu, dan Kai jg sudah tdk tahan lagi melihat penderitaan warga. Itu semua Kai lakukan untuk kebaikan kita semua, ku harap Reita kun bisa mengerti. Kai benar-benar deg-degan waktu pengadilan dengan agenda putusan hakim buat Reita kun dibacakan, dan untungnya Reita kun terselamatkan dari hukuman mati. Kai benar-benar bersyukur. Waktu itu Kai datang ke pengadilan lho! Masih ingat gak sama kakek-kakek yang mengaku kakek Reita kun. Kakek yang saat Reita kun dibawa keluar sidang, tiba-tiba saja langsung peluk Reita kun, menangis gak karuan habis itu malah marah-marahin Reita kun
Reita :”jadi kakek aneh yg waktu itu…”. *lol*
Reita :”dasar anak bodoh!”. *smile*.

Reita kun pasti juga bingung kan saat anak-anak organisasi mengaku bahwa pemimpin mereka adalah Aoi dan Reita kun hanya angota biasa yg gak ada artinya?. Karena sebelumnya, aku menyamar menjadi salah satu anggota organisasi memanas-manasi Aoi agar berkhianat pada Reita kun, kemudian mengajak para anggota yg termakan omongan adu domba Aoi untuk ikut bergabung dan akhirnya mereka semua mengangkat Aoi menjadi ketua tanpa sepengetahuan mu dan sepertinya UruChan juga belum tau, karna kulihat saat kaliyan ditangkap wajahnya begitu marah dan benci. Aoi mencuci otak para anggota yg lain agar membenci mu dan juga aku, dia mengatakan bahwa kita sekarang hanya anggota buangan dan cuma jadi ‘ondel-ondel’ aja di organisasi. Aoi membuktikan dg rekaman yg ku buat sendiri dari hasil usil ku selama ini yg selalu merekam semua telpon dan maki-makian Reita kun, cz rencana tu rekaman mau buat hadiah ultah Reita kun tahun depan.buat nada dering organisasi.

Reita :*lol*. “hadiah yg aneh, aru-aru dake!”. *smile*

pokoknya kita dijelek-jelekin abis-abisan deh ma Aoi. Kai yakin kalo Reita kun dengar Aoi bisa mati berkali-kali. Intinya usaha Kai memprovokator gerakan anti Reita dan Kai berhasil dan saat dipengadilan mereka mengaku bahwa Aoi lah pemimpin Gaze

Reita :”kadang-kadang ada gunanya juga ulah anak itu”. *smile*

Setelah peristiwa itu aku kembali ke Amerika menemui ibu ku yg berulang kali meminta maaf karna selama ini tdk pernah memperhatikan anak semata wayang nya ini, ayah ku ternyata sakit lifer dan kondisinya sudah sangat parah. Dia begitu bahagia saat melihat dan bertemu dg ku, ayah pun sampai mau turun ranjang untuk bersujud minta maaf pada ku, karna telah menelantarkan ku dan ibu. Aku benar-benar bahagia saat itu karna akhirnya keluarga ku bersatu lagi, keluarga yg selama ini hanya ada dalam impianku akhirnya telah menjadi kenyataan. Tapi itu tdk berlangsung lama, seminggu kemudian ayah ku meninggal dunia, aku benar-benar sedih karna harus kehilangan ayah dalam waktu sesingkat ini, di masa saat keluarga kami benar-benar merasa utuh setelah sekian lamanya ku nantikan saat bahagia ini.

Reita memejamkan matanya, dia dapat merasakan begitu sedihnya Kai saat ayahnya meninggal

Oya, disamping merintis karier menjadi lawyer, sekarang Kai sudah punya restaurant masakan Prancis sendiri lo! rencana sih Kai pengen meluaskan pemasaran ke seluruh Jepang, atau ke luar negri malah, doakan Kai ya? Nanti kalau Reita kun sudah keluar dari situ, Kai akan memberikan menu special buat Reita kun, setelah itu kita kan ngorol dan bercerita banyak, jadi gak sabar menanti saat itu. Kai selalu berdoa agar Reita kun selalu sehat, dan selalu semangat menjalanani hari-hari di sana. Seperti biasa, Kai juga mau ngingetin buat makan yang teratur, jaga kesehatan, jangan suka bikin keributan, perbanyaklah kawan bukan lawan, jaga sopan santun, jangan lupa berdoa trus kalo ada apa-apa ingat Kai selalu ya!.

Reita :*lol*, “masih tetap bawel dia rupanya”.

Hmm, apa lagi ya? Kayaknya Kai dah ngomong panjang lebar deh, doakan saja kapan-kapan da kesempatan lagi buat menyelinap and kasih Reita kun surat lagi, kalo Reita kun mau balas besok pagi saat makan pagi selipkan surat balasannya pada petugas pemberi makan Reita kun tadi.
Reita kun, baik-baik disana ya? Walaupun 20 tahun itu waktu yang lama, tapi aku akan selalu menunggu mu, selamanya… sampai saat itu tiba, Kai akan tetap setia menunggu.




Hug kisu,


Kai

Reita :”Kai…”.
Mata Reita berkaca-kaca, antara bahagia, dan kesal pada dirinya sendiri bercampur-aduk dalam dirinya. Berkali-kali Reita membaca ulang surat itu dan pada akhirnya dia sadar bahwa dia harus segera menulis surat balasan nya. Reita langsung merapikan kertas kosong yg sengaja Kai selipkan disuratnya tadi.
Reita :”trus, gue nulis nya pake apa-an ni?”. *muter2 sel*
Reita :”gak ada yg bisa buat pengganti pena ya?”. *terduduk lesu*
Reita :”oiya! Dasar Aho! Pena si mamot tadi kan jatuh pas mau kasih makan siang!”.
Ke pojok ruangan sel.
Reita :”yatta!!!!, kayaknya ni suruhan Kai jg deh!”. *nyappy*


Dear Honey,
Gue disini baik-baik aja, ni semua juga berkat doa lo. thx banget ya, Gue bener-bener gak nyangka lo bisa nyelipin ni surat ke sini, Kai ku memang benar-benar brilliant! Gue makin cinta mati ma lo. dan gue juga turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu, semoga arwah ayah mu diterima disisi Nya. Yg sabar dan tabah ya honey, aku yakin itu semua ada hikmahnya kau jadi bisa berkumpul lagi dg keluarga mu kan? walaupun yah..,endingnya tdk seperti yg kita harapkan. Tetap semangat dan slalu tersenyum, itulah Kai yg ku kenal

Reita :*smile*. berhenti sejenak wajahnya berkerut memikirkan sesuatu.

Ohya, lo gokil banget waktu di pengadilan itu,waktu itu gue sebel banget ma tu kakek yg pintar memanfaatkan keadaan buat jadi terkenal and masuk tv! Sok deket sok kenal baget sih! orang gue kagak kenal, tetep aja maksa kalo gue tu cucu semata wayangnya yg telah lama menghilang. Borok-borok ye, semua kakek gue dah kagak ada, pada stress mikirin kebandelan cucu nya yg satu ini. tau tu kakek-kakek lo, dah gue piting and gak bakal gue lepasi.
And thanks ya buat semua rencana awesome mengenai pemimpin Gaze yg kau limpahkan pada Aoi. Aku yakin yg menghabisi Aoi adalah kamu kan Honey, dan ku rasa pasti Aoi yg memulainya dulu. Aku tau benar sifat mu yg tdk akan menyerang kecuali hanya untuk bertahan. Tenang ja, gue restui kok perbuatanmu itu. gue sebenernya cukup terganggu jg dg tingkah Aoi yg sering sok dan berusaha dekat dg ku agar bisa menjadi pemimpin organisasi kelak. Sekali lagi, gue akui ur amazing baby.Lo dah nyelametin gue dari tiang gantungan.tapi sayang Uru yg malah jadi penggantinya. Tapi kurasa itu semua memang sudah takdir, benarkan?
Aku sama sekali gak marah padamu honey, akulah yg bodoh karna selama ini gak pernah ada nyali untuk bisa keluar dari organisasi, mengikuti saja semua tradisi yg telah turun temurun itu,mengunci mati hati nurani ku dan pasrah, yakin bahwa takdir ku menjadi seorang penerus pemimpin satu organisasi Jahannam itu tak bisa diubah. Saat pertama mendengar rencana mu itu aku benar-benar shock, tak habis pikir kau bisa punya pikiran seperti itu. tapi setelah berada disini aku jadi sadar,bahwa Tuhan tidak akan mengubah suatu takdir hambanya, kecuali bila hambanya itu sendiri yg berusaha untuk memperbaiki takdirnya.Kita tidak boleh menyerah dan pasrah pada takdir yg telah diberikan Tuhan, bila kita mampu mengubahnya menjadi lebi baik, kenapa tidak kita coba dan berusaha sekuat tenaga untuk mengubah nasib kita sendiri. Dan kurasa jalan inilah yg terbaik buat ku. kau sudah berhasil membantu ku untuk mengubah takdir ku itu honey

Reita : ”ternyata bisa jg gue nulis kalimat kayak gini y?”. *kagum pada diri sendiri*
(author:itu kan salah satu materi yg di ajarin guru agana gue bang Rei)

Lebih baik ‘Gaze’ memang dibinasakan karna sudah bertahun-tahun mencengkeram anggotanya dan warga sekitar dg ketakutan dan kengerian yg tiada hentinya. Aku malah berterimakasih karna kau sudah menghilangkan ‘Gaze’ dari hidup ku. Thanks a lot honey…
Lo tenang ja,Gue di sini jadi anak didik yg baik kok!. Maaf sudah membuat mu jadi menunggu begitu lama akibat perbuatan bodoh ku ini. kau benar-benar kekasih dan sahabat terbaik yg pernah ku milik Kaii, aku tak akan pernah mengecewakan mu. Aku kan berusaha yg terbaik agar bisa segera bertemu dengan mu. Love u! tak sabar ingin segera mengajak-ajak rambut mu.


Hug Kisu,


Reita


Di Versailles Resto
“persiapan acara peresmian café Versailles Resto cabang Osaka sudah selesai pak, acara sudah bisa kita mulai. Dan ini ada surat dari klien yg ingin bertemu dg anda nanti sore pukul 16.00”.
Kai: *smile*. Menatap surat yg ada ditangannya.
Kai:”ya. Trimakasih. Sebentar lagi saya akan menyusul ke hall restaurant”. Melipat surat dari Reita yg baru saja di bacanya. Memasukan dalam saku jaketnya. Tersenyum bahagia dan berjalan mantab menuju ibu nya dan para tamu yg sudah menunggu kedatangnnya.
Kai :’Reita kun, aku juga tidak akan menyerah untuk meraih impian ku dan membahagiakan ibu, sampai saat pertemuan kita itu tiba….’





FINISH

Tele Gazette

Tingki Uru, Dipsi Aoi, Lala Rei, Poo Ruki,,,,,
TeleGazette,,,TeleGazette,,,,,
Berpenyukaaa~n!




Kai sang sutradara :”Berkat film baru ku ini, aku meraup keuntungan banyak! Sampai bisa beli persediaan cake setahun! *smile sambil melahap cakenya*.
Reiru : “My husband memang hebat!”. *ngelapin bibir Kai yg belepotan”.
Ruki,Aoi,Uru&Reita :*timpuk Reiru*




Coba tebak! Siapakah pemeran tukang becak, tukang bengkel dan pemuda kelaparan ini???
























































reita,uru,ruki

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com