Latest Free Templates

Kamis, 31 Desember 2009

HAPPY NEW YEAR 2010!

Happy New Year!
Shinnen Omedetou Gozaimasu Minna san~!!
Let's draws a dream^^

Senin, 21 Desember 2009

Fanfic. Nega - This is Love

Title : This is Love
Author : Saia
Fandom : Jrock Nega
Pairings : Jin x San
Genre : Romance
Chapter : 1/2
Rating : All of u
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Saia, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu^^:
Note : Fyuh! Akhirnya selese jg ni penpik, *kipas-kipas*
Fanfic ini terinspirasi dari Movie Warkop (Dono,kasino Indro) dan sebuah lagu yg gak tau apa judul nya n siapa penyanyinya cz Saia cuma kebetulan ja denger di radio dan dibumbuhi sedikit dg film mini seri yg gak sengaja q tonton saat liburan XDDDDD *padahal q gak begitu demen ma semacam sinetron2 gitu, tp gak tw napa pas ketemu ni film Saia jd tertarik nonton X3*. Enjoy it!

###

Jin memandang dosen matematikanya yg sedang menulis dipapan tulis dengan tatapan kosong. Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Sedetik kemudian tampak wajah San yg tersenyum manis terpancar dari papan tulis.

“San?...”. *kucek2 mata*.
“Haa-ah, cuma halusinasi ku saja rupanya…”. Jin memandangi papan tulis yg kini kembali normal. Dia balik memandang buku catatannya yg tiba-tiba muncul wajah San lagi di sana.
“astaganaga~, kalo gini terus aku jadi gak bisa konsen ni”. Jin berdiri dari bangkunya dan mengacungkan tangan kanannya.
“ya, kenapa Jin?”.
“maaf pak, saya mau ijin pulang duluan soalnya ambean saja kumat ni pak”. Kata Jin asal.
“ya sudah, kau istirahat saja di rumah”.
“terima kasih pak”.
Jin segera memberesi buku dan alat tulisnya lalu bergegas keluar kelas. Ray memandang kepergian Jin sambil geleng-geleng kepala. “Dasar bocah sarap”.

Jin tidak langsung pulang ke rumah, dia berbelok ke warung angkringan langganannya.
“masih pagi kok udah pulang mas? Bolos kuliah ya?”. Selidik sang pemilik angkringan.
“mau tau aje lu, pesen kayak biasa bang, pizza isi tuna, keju, sosis, wortel,sawi,super pedes sama es copyor dua ya?”.
“Beres bos!”.

Jin membuka HP nya mencoba mengirim pesan singkat pada San
Hi San, lama gak ketemu, gimana kabar mu?
“kok gak dibales-bales sih!”. Jin marah-marah sendiri.
“yaelah mas, kan sms nya barusan lima detik yg lalu, butuh waktu kan buat ngetik balasannya”. Jin memandang mandor angkringan itu dengan sebal.
“kelamaan…”. Jin langsung menelpon San, tapi hanya nada mbak tut-tut yg menjawabnya.
“kenapa gak diangkat sih?”. Jin mencoba sampai tiga kali tapi tetap tak ada sahutan. Dengan sebal dan penasaran Jin melahap pizza nya dengan masam.

“Yang sudah berlalu, biyarlah berlalu, jangan sampai terperangkap dalam masa lalu, kalau terlalu dipikirin tar bisa makan hati, karna cinta itu gak harus saling memiliki, kembalilah semangat menatap masa depan, dan mengejar mimpi mu hingga akhir zaman”. Bang angkringan mulai memperagakan puisi nya dengan penuh perasaan yg mendalam. Jin sampai melongo di buatnya.
“puisi baru lagi rupanya,,,”. Jin meneguk habis es kopyor keduanya.
“aku ikut prihatin atas bencana yg menimpa mu,nak…”. *tepuk2 punggug Jin sampai Jin hampir tersedak*.
“emang gue kena semburan gunung meletus?!”. Seru Jin, yg membuat Bang angkringan tersontak mundur. Namun beberapa saat kemudian Jin sudah kembali tenang.
“Terimakasih atas saran dan kritiknya bang, untuk saaat ini akan saya tampung dulu”.

Jin kembali melanjutkan perjalanan nya kerumah, saat membuka pintu rumahnya dia langsung terpeleset kaget setengah mati melihat Ray sudah duduk manis di ruang tamu, tangan kirinya memegang koran terbitan hari ini dan secagkir kopi hangat ditangan kanannya. Menyeruput kopinya dg damai.
“Wah, sudah pulang kau rupanya”. Katanya santai.
“apanya yg sudah pulang?! Justru aku yg mestinya tanya sejak kapan kamu ada di rumah ku? Perasaan kamu tadi ikut kuliah deh!”. Jin menyambar kopi Ray dan meneguknya sampai habis.
“waduh, habis narik ojek bang? Sampe dehidrasi gitu”. *giggles*.
“kamu nyolong kunci rumah ku ya?”. Tuduh Jin. “ano~, lebih tepatnya menduplikatnya tanpa sepengetahuanmu..”. *tendang*.
“lo ngapain sih pake acara mbolos gak ajak-ajak aku pula?”. Tanya Ray ganti poles Jin.
“daripada gak konsen kuliah, mending aku pulang aja”. jawab Jin meninju lengan Ray.
“pasti masih gara-gara permasalahan yg sama kan? dasar bodoh! Sesulit itukah nglupain dia?”. Ray acak-acak rambut Jin.
“lo tu emang gak pernah tau perasan gue ya?!”. Jewer-jewer kedua pipi Ray sampai molor memerah.
“stop-stop-sto~p! Wajah gue bisa berubah jadi anjing klewer ni”. *elus2 pipinya*.

“Gue tau gimana perasaan lo, tapi jangan pake acara penganiayaan gini dong! Btw lo udah coba semua jurus-jurus yg udah gue turunin ke lo seminggu yg lalu tu belom?”.
“Udah! Mulai dari ketempat mbah dukun, maen bola pe bola satu keranjang cebol semua, minum obat tidur ampe over dosis, nyelem di sumur, liat cewek-cewek seksi di pantai, sampai hampir mati babak belur digebukin orang dah gue jalanin tapi tetep aja wajah San selalu nampang di jidat gue…”.
Ray menyamarkan suara kikik nya dg batuk-batuk kecil.

“kalo gini terus lama-lama aku bisa harakiri ni bro…”. Kata Jin pelan.
“apa?!lo mau kebiri?!!!”. Ray berteriak histeris *dilempar ulek-ulek*.
“ehem! Gue tau lo maksud hara-kiri kan? tapi masa depan mu masih panjang Jin, karier mu menjanjikan! Mahasiswa teladan, idola para cewek di seluruh kampus di Jepang, penyanyi top yg sedang bersinar abad ini dan yg terpenting lo punya temen terbaik kayak gue ini, sayang banget kan kalau ditinggalin begitu aja!”.
“teman terjelek maksud lo?”.
“Terserah lo mau bilang apa pokoknya lo jangan langsung ambil jalan pintas gitu aja bro!”.

“Aku benar-benar bingung, apa ada yg salah saat aku mempertemukan San dg ayah dan ibu? Kenapa dia tiba-tiba langsung mutusin aku tanpa alasan gak jelas gitu…”.
“Maksud lo, lo berniat mau nikahin San gitu?”.
“Aku benar-benar yakin bahwa San adalah cinta sejati ku, karna itu ku pikir tidak ada salahnya kan kalau aku mempertemukannya dg kedua orang tua ku?”.
“apa kamu sudah bilang sebelumnya dg San?”. Tanya Ryuu menyalakan pipa rokonya yg datang entah darimana kemudian mengatupkan kedua tangannya, siap mendengarkan kelanjutan kisah Jin.
“tidak, aku tidak memberitahu San sebelumnya, karna aku ingin buat surprise”.



_TBC_








“Klonteng-klonteng-klonteng-teng-teeeng-teeeeeeng…..”. Ray menggoyang-goyang lonceng besar di depan pintu rumah San.
“sepertinya San tidak ada dirumah”. Kata Jin sambil mengintip dari gorden jendela yg sedikit terbuka.
“Iya, sepi banget ni! kalo gitu kita langsung meluncur ke rumah Yuu aja gimana?”.
“Ok!”.
Saat mereka bersiap pergi tiba-tiba Yuu mendatangi mereka.
“Yuu!”. Seru Jin.
“Jin, akhirnya gue nemuin lo juga..”. Kata Yuu lega.
“yg bener, akhirnya kita nemuin lo juga”. Potong Ray.
“Jadi, sekarang San ada di mana Yuu?”. Tanya Jin panik.
“itu dia, sejak San putus dari mu dia benar-benar memprihatikankan…”.
“apa maksud mu? Bukannya sekarang kaliyan dah jadian ya?”. Tanya Jin bingung.

“Sebenarnya, San meminta ku pura-pura jadi cowok nya biyar kamu gak menghubungi dia lagi, dan akupun setuju karna kupikir dg jalan itu hati San bisa agak tenang dan berhenti minum-minum…”.
“Minum?!”. Seru Jin dan Ray bersamaan.
“cewek imut baik hati dan selugu San, minum?”. Teriak Ray tak percaya.
“ya begitulah, San sering mabuk sekarang dan keadaannya makin hari makin parah, aku sudah tak sanggup lagi untuk menghentikannya, dan kupikir hanya kau yg bisa melakukannya Jin…”.

Pintu café menjeblak terbuka. Seseorang berjalan cepat menuju seorang gadis yg sedang asyik menikmati botol-botol anggurnya.
“Tambah satu botol lagi...”.
“tapi kamu udah mabuk San, berhentilah dan segeralah pulang”.
“Kamu mau semua botol-botol anggur kebanggaanmu itu hancur lagi ya?! Atau mau café mu sepi pengunjung karna tiap hari aku buat keributan disini?! Hah?!!!”.
“eh, ya- satu botol lagi kurasa tidak masalah”. Dg terpaksa bartender mengambil sebotol Vodka lagi untuk San. San bersiap meminumnya ketika tiba-tiba seseorang merebut botol itu dg paksa.

“Yuu! Sudah kubilang aku gak mau pulang!kamu pulang aja sendiri…”.
“San, Lihat aku! apa yg telah kau lakukan hah?!”. Jin berteriak marah.
“Jin? Kau…”. Kata San kaget.
“Mas, chocolate dingin pake es batu yg banyak ya?”. Pesan Jin.
“I,iya mas…”. Jawab bang Bartender kaget.
“Kenapa kau kesini? Siapa yg menyuruhmu?!”. Tanya San Sebal.
“Oh, jadi ini kerjaan mu tiap hari? Minum-minum dan buat kekacauan!”.
“Itu bukan urusan mu!”. San memandang Yuu dg tajam.
“ Heh! Yuu, kenapa kau diam saja? Cepat usir pengganggu ini!”.

Yuu dg santai malah duduk disamping Ray dan meminum whisky nya dg tenang.
“jadi sekarang kau berpihak pada Jin rupanya!”.
“ini bukan masalah siapa berpihak pada siapa, kita semua datang kesini karna ingin menolong mu San..”. kata Jin prihatin.

“Hah! menolong? kau malah makin memperburuk keadaan Jin!”.
“San, apa maksud semua ini? kalau memang semua ini gara-gara kesalahan ku, ceritakanlah pada ku, jangan kau tiba-tiba menghilang begitu saja lalu berubah menjadi seperti ini…,ini bukanlah San yg dulu ku kenal…”.
San tertawa terbahak. “kau masih belum mengerti juga Jin?!”. Menatap Jin dg sengit.
“Ha-ha! Katanya kau mahasiswa teladan, tapi ternyata blo’on juga!.”
“San, kau sudah sangat mabuk, ayo kita pulang…”. Jin menarik lengan San, tapi San mencoba berontak.
“Siapa lo? lo gak berhak ngatur-ngatur gue! Pergi!!!”. *Claps*. San meringis menahan perih tamparan Jin yg mendarat tepat di pipi kanannya. Suasana café langsung sepi senyap, semua pandangan tertuju ke arah mereka.

“San, maafkan aku…, tapi kurasa hanya ini satu-satunya cara agar kau bisa sedikit tenang..”. Jin memalingkan mukanya tak ingin melihat airmata San yg sudah mengenang dikedua bola matanya.
“sekarang kau sudah puas hah?! sudah cukup puas dg membuat hidup ku makin menderita!”. San tak kuat lagi menahan luapan perasaan sakitnya, perlahan airmata mulai mengalir di kedua pipinya.
“Jin, apa kau tau? Setelah aku bertemu dg kedua orang tua mu, aku jadi berfikir dan mulai tak tahan membayangkan kehidupan ku bila aku selalu berada di sisi mu, dengan segala kehidupan mu yg mewah, keluarga mu yg terhormat, dan berhadapan dg fan-fans ganas mu yg setiap hari mengerubungi mu, aku gak mau hanya jadi pesuruh yg selalu taat mengekor kemana pun kau pergi!”.

Jin menggenggam erat tangan San. Ditatapnya wajah San dengan pandangan sayu. “San, aku sangat mencintai mu lebih dari apapun di dunia ini…aku yakin semua kekhawatiran mu itu akan musnah bila kita tetap saling percaya dan mencintai…”. Suasana hening sesaat.
“tapi kalau memang kau tidak bahagia bersama ku, akupun tdk akan memaksa….,kau boleh pergi ,San…”.

San menatap Jin dg perasaan bimbang, airmata makin deras mengalir di pipi nya…, dg cepat San memalingkan mukanya, melepas genggaman erat Jin, berbalik dan berlari keluar café. Jin tampak merana melihat kepergian San, di teguknya es coklat nya sampai habis.

“Apa kau yakin dengan keputusan mu itu?”. sesosok pria berjaket coklat panjang dg topi kotak-kotak yg serasi dg jaketnya berdiri memunggungi San. San sempat kaget dg kemunculannya yg tiba-tiba. Pria itu membalikkan tubuhnya, menatap San dg tajam sambil mengepulkan asap dari pipa rokoknya.

“Ray?”. San makin kaget dg sosok di hadapannya.
“San, aku tau bagaimana perasaanmu saat ini…”. Ray memandang ke langit, pandangannya seakan menerawang dibalik awan yg mengumpal bergerak beriringan dg perlahan.
“aku punya seorang adik perempuan yg sangat kusayangi, tiga bulan yg lalu dia datang pada ku dg wajah berbinar dan mengatakan bahwa dia akan segera menikah. Aku sangat senang mendengarnya, tapi di satu sisi aku merasa tidak rela bila dia pergi meninggalkan ku, aku sempat berpikir… untuk apa sih dia menikah? Kan masih ada aku yg bisa selalu di sisinya dan melindungunya? aku ingin dia tetap bersama ku…, tapi kemudian di sisi lain aku juga sadar bahwa adik ku juga punya kehidupan sendiri yg harus dia lanjutkan, kalau aku menghalanginya sama saja dengan mengubur semua harapan dan masa sepannya. Karna itu hati ku pun menjadi sangat lega saat melihatnya menikah dan kini hidup dg bahagia….”.

San tertunduk berpikir sejenak.
“kau pun juga harus melanjutkan hidup mu San, dalam kehidupan itu pasti ada resikonya, kita harus berani menghadapinya dg berani, apapun akibatnya bila itu baik untuk kehidupan kita selanjutnya kenapa kita tidak berusaha memperjuangkannya?”.
San menatap Ray penuh arti…,
“Jin itu anak yg baik, dia benar-benar serius dg mu, aku yakin bila kaliyan saling mencintai apapun halangan di masa depan pasti akan mudah untuk kaliyan lewati, percayalah”. *wink*.

“tapi sekali lagi, seperti yg tadi sudah dikatakan Jin, aku pun juga tdk mau memaksa mu, kalau kau memang merasa bahagia dg terus membohongi perasaan mu kau boleh pergi, aku hanya ingin mencoba membantu mu San…”.
“Ryu…”. San mengambil nafas dalam-dalam.

Tiba-tiba pintu café tebuka terlihat wajah Jin yg kesakitan, di sampingnya Yuu merangkul Jin membantunya agar bisa tetap berdiri tegak.
“Jin? Kenapa kau?”. Ryu bertanya kaget.
“gak tau ni, habis minum ice coklat tiba-tiba dia jadi kayak tercekik gini”. Jawab Yuu.
Jin mencoba untuk berbicara, tapi kemudian dia mengerang kesakitan, tangan nya yg bebas memegang tenggorokannya yg seakan menusuk tajam di lehernya.
“jangan bicara dulu Jin, sepertinya kamu tersedak sesuatu…”. Kata Yuu.
“oh, cepat bawa Jin ke rumah sakit!”. Seru San panik.
Mereka bersama-sama membantu Jin naik pick up milik Yuu. San menemani Jin di bak belakang. Sementara Ryu dan Yuu duduk di didepan.

“Jin, kau tersedak apa? kenapa bisa sampai seperti ini?”. tanya San panik, memangku tubuh Jin dan menatapnya takut bila sesuatu terjadi padnya. Jin yg tidak bisa bicara berpantomim dg tangannya.
“oh, biyar ku tebak, saat kau minum er.., ice coklat tadi itu ya?”. Jin manggut-manggut.
“ok! jadi saat kamu minum tadi kamu langsung tersedak karna…”. Jin mengatupkan jari tangannya membentuk seperti huruf ‘O’.
“maksud mu.. Es batu?”.
Jin menjentikkan tangannya.
“pasti es batu itu sangat tajam apalagi kau meminumnya dg terburu-buru kan?”. Jin memandang San dg sayu mencoba bicara tapi tak ada suara yg keluar dari mulutnya.

“Jin, aku yakin e situ bisa dikeluarkan! Bertahanlah!”. San menggedor-gedor jendela dinding kursi sopir.
“Ryuu! Cepetan donk nyupirnya!”.
“iya, iya ini juga udah gas penuh”.
“ Harusnya kamu beri ferari Yuu, jgn beli kura-kura ginian”. Ejek Ryu.
“udah untung ya gue pinjemin pick up, lo mau Jin mati menggelepar di jalanan?”. Jawab Yuu asal.
“Oi! Jangan ribut sendiri! Cepat nyopirnya!”. Seru San kesal.

San tidak tega melihat Jin yg kesakitan.
“Jin, jangan memandang ku seperti itu, ini tidak akan lama lagi, rumah sakit sudah dekat, aku sangat mencintai mu Jin, karna itu ku mohon bertahanlah…”. San memandang Jin dg mata berkaca-kaca.
Tiba-tiba Jin tersedak seperti ingin muntah.
“Oh, tunggu! Sini biyar kubantu…”. San menepuk-nepuk dada Jin yg langsung terbatuk dan sesuatu tiba-tiba meluncur keluar dari mulutnya.
“oh, jadi cincin berlian ini yg tadi membuatmu tercekik?”. San memungut cincin yg tadi menggelinding keluar dari mulut Jin.
“apa kau menyukai cincin itu San?”. Tanya Jin tiba-tiba.
“eh?”. San kaget mendengarnya.
“maksudmu, cincin ini untuk ku?”. San memandang Jin tidak percaya.
“ya, jadi…maukah kau menikah dengan ku?”.
San menatap Jin dg berbinar, tersenyum bahagia dan dg yakin menganggukkan kepalanya.

“Trimaksih ya Tuhan!!!”. Jin memeluk erat San.
“Fyuh! syukur, semua berakhir menyenangkan”. Ryuu bersiul senang.
“oi-oi! Jangan berbuat macam-macam di pick up gue ye?!”. Teriak Yuu.
Jin dan San tertawa terbahak. Mereka saling pandang bahagia.


_FINISH_


PETA!!!

Ni adalah peta yg kudapatkan dari beberapa ma-mas Jrock.
udah lama c, tp baru inget mw posting sekarang ni XDDDDD


ni dia! Masato mang rajin banget peta fansnya X3

dari Mas2 Alsdead X3

ni dari Ryuto Cleirveil X3


ada Shinpei n anak2 The Gallow jg X3


Ko-ki Vivid n Masato lagi ^W^




Sebenarnya pas awal-awal bikin ameba tu pernah jg dapet peta Soan Moran, tapi q belum tw kalo tu peta lama-lama nyungsep kalo da peta-peta yg lain,hu-hu....TT

Rabu, 02 Desember 2009

Ameba pigg q

Gomen karna aku keburu mau pulang jadi baru ke post avatar ku aja,
nantikan picu2 rumah dan berbagai adegan Geje Reiru di ameba pigg!
CU XD

Meja Gazet XD

Yak! daripada poster mungil Gazette q nganggur
tak pajang ja di meja lipat baru ku!
JREEEEENGG!!!!!



Makin semangat belajar aku XDDDDDDD

Fanfic Vidoll. BLUE STAR

Title : Blue Star
Author : Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairings : Jui x Shun
Genre : Humor ,Romance
Chapter : One shoot ja deh! Aku dah gak sanggup menahan amukan massa X3
Rating : siapa aja yg nemuin penpik ini baik di sengaja maupun yg tidak disengaja.
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.
Note Akhirnya kelar juga maksud hati ku untuk membuat penpik ini setelah sempat tertunda beberapa minggu karna tugas kul. Yg tak kunjung berhenti. Penpik ini terbit karna penulis lagi nostalgia dengan lagu-lagu jadul Vidoll, dan kali ini sasaran jatuh pada ‘Blue Star’. XDDD
Thx buat yg udah baca dan jangan lupa kasih comment ya?


###

“Jueee~k! mau kemane lu! Ayo bayar uang kos!”. Teriak Pakdhe Giru saat baru keluar dari kamar mandi, dia masih memakai handuk putih yg membalut bagian bawah tubuhnya itu saat mencoba mengejar Jui yg buru-buru menuruni anak tangga. “Tar pakde, kalo udah gajian, saya mau pergi dulu, dadah!”. Jui langsung ngacir dengan sepatu rodanya. “Sontoloyo! Lo udah nunggak tiga bulan ni! awas kalo sampe bulan depan kagak bayar juga, gue kasih lo ke Densus 88!”. Teriak Pakdhe Giru melambai-lambaikan penyedot WC nya sambil mencak-mencak marah karna tak berhasil mengejar Jui yg berhasil lolos. Dan tanpa disadarinya segerombolan siswi SMU lewat di depan rumahnya terkikik-kikik geli melihatnya. “suit-suit! Sexy banget bang”. Goda para siswi. “Astaganaga! Gue cuma pake jaket kulit gini?”. Buru-buru dia masuk kembali ke rumah diiringi tawa para siswi SMU.

*sigh*, “haduh, aman deh gue…”. Jui meluncur cepat dg sepatu roda black silvernya, Jaket hitamnya melambai-lambai oleh terpaan angin, dg kaos putih funky, topi coklat ala Letto, Kacamata riben besar berwarna hitam, kalung rantai bandul D&G tersandang dileher, headset ditelinga, tas slempangan berayun-ayun dibahunya dan cincin akek rugby yg menghiasi jari tengah tangan kirinya, membuatnya tampak full gaya anak muda masa kini. Jui menengok arloji ditangan kirinya. “akhirnya tanggal 20 juga! Gue udah gak sabar nunggu jam5 sore nanti, Tapi duit lagi amblas gini, uang kos dah nunggak tiga bulan…”. Merogoh kantong celananya yg hanya berisi beberapa uang receh. “bah, makan apa gue tar? Malu-maluin banget nih! Udah lama kita gak ketemu masak tar pas ketemuan gue musti utang dulu? Bisa-bisa tar dia ngambek trus ninggalin gue lagi! haduuuh…”.

Hati Jui sedang kusut pagi ini, sibuk memikirkan masalah keuangan dan rencananya bertemu dg seseorang sore nanti. Tubuhnya meliuk-liuk diantara keramaian orang dan kendaraan yg lalu-lalang di jalanan Shibuya yg tak pernah terlihat sepi. “Hei!!!”. Teriak seorang cewek marah saat Jui meluncur cepat disampingnya menghasilkan angin sepoi-sepoi yg mengakibatkan rok cewek itu menyibak sedikit terbuka. Jui berputar cepat melihat reaksi gadis itu, tersenyum jahil. “Sorry bebeh!”. Kembali meluncur santai, tubuhnya yg kurus itu meliuk lincah ke tikungan dan sampailah dia di sebuah Toko Pizza Vidoll.



“Telat lima menit!”. Pemilik Toko Pizza Vidoll melambai-lambaikan jam pasir keramatnya di depan wajah Jui. “maap bos! Ada sedikit kasus di jalan”. Jawab Jui murung. “Ywdah cepet ganti kostum trus antar ni pesanan pizza”. Tero menepuk tujuh tumpukan kardus pizza yg siap diangkut. “Oke…”. Jui menaruh tas, topi dan kacamata riben nya ke locker dan berganti dg seragam Pizza Vidoll nya. Tero memperhatikan Jui yg terlihat tidak semangat kerja. “Jangan sampe telat ya? Ni pizza mau buat acara meeting pak gubernur pelanggan setia kita, kalo lo berhasil mengantarnya tepat waktu besok gue kasih bonus deh!”. Tero memberikan secarik kertas berisi alamat yg harus Jui tuju. “Beneran bos?!”. Seru Jui senang. “iya, makanya buruan anter sana, sebelum gue berubah pikiran ni”. “Ok!Rebes Bos!!”. Tero memandang kepergian Jui sambil tersenyum. “kasihan tu anak, selalu hidup pas-pasan, dan hari ini kayaknya spesial banget buat dia…”. Memandang kalender kecil di pintu locker Jui, terlihat angka 20 bulan ini dilingkari dg spidol warna merah.

Jui kembali meluncur cepat dg sepatu roda nya. Berlenggak-lenggok bak penari balet membuat kaget orang-orang yg dilaluinya dan beberapa pengendara jalan mengerem mendadak saat Jui lewat begitu saja menyeberang jalan. “Hoi! Hati-hati donk!!”. “Maap om!”. Jui mlirik arlojinya. “Yap! Masih seperempat jam lagi, tujuan dah dekat, gue gak bakalan telat!”. Tiba-tiba Jui mengerem langkahnya mendadak saat melewati sebuah toko bunga dipinggir jalan. “Mari mas, mau beli bunga yg mana?”. Gadis berpakaian Lolita penjaga toko bunga itu tersenyum manis pada Jui. “Oh iya mbak…”. Wajah gadis itu langsung merona merah saat Jui balas tersenyum padanya.

“Mas, sering banget nganter pizza ke kantor pak gubernur…”. “iya, beliau itu langganan TOP kami. Wah! Ternyata mbak ini merhatiin saya juga, btw. Kalo boleh tau nama mbak siapa?”. Gadis itu langsung salah tingkah saat Jui tiba-tiba menanyakan namanya. “Rame,oh! Iya, panggil saja saya Rame tan”. Jawabnya kemudian. “Saya Jui, cowok paling ganteng sekomplek sini”. Wajah Rame makin merah saat Jui kembali memberi senyum termanis padanya. Sebenarnya sudah lama Rame menyukai Jui, tepatnya saat Jui pertama kali lewat di depan toko bunganya untuk mengantar pesanan Pizza ke kantor pak Gubernur, tapi baru kali ini Jui akhirnya nyamperin juga toko bunga nya.

Kemudian mata Jui langsung tertuju pada sekuntum bunga berwarna biru, yg tadi sempat membuatnya berhenti sejenak dan mampir ke toko bunga Rame. “Kayaknya gue baru liat bunga ini, it’s so beautiful…”. Jui mengambil bunga itu, perasaannya yg sedang suntuk nan galau langsung damai dan bahagia saat melihat bunga itu, rasanya dia tertarik kesebuah taman bunga yg luas dipenuhi dg bunga biru itu Jui merentangkan kedua tangannya, menutup matanya mencoba merasakan angin sepoi-sepoi yg menyibakkan rambutnnya dan menyapu mukanya dg lembut, benar-benar suasana yg sangat nyaman…
”mas Jui suka sama bunga itu?”. Pertanyaan Rame langsung membuyarkan lamunannya dipadang bunga biru. “eh, iya! Ni bunga apa sih?”. Tanya Jui. “oh, itu adalah Blue Star, Blue Star memang bunga yg baru kami sediakan di toko hari ini”. Jelas Rame. “ah! Pas banget ni! Rame tan, pinjem bunga nya bentar ya?”. Jui memotret bunga itu dg HP nya dan mengirimnya pada seseorang yg diberinya nama ‘Ai’ di phonebook HP nya.

Beberapa saat kemudian datanglah pesan balasannya:

n.., bunga yang indah, aku sangat menyukainya♥

‘Kyaaaa!’. Jui bersorak dalam hati. “ni harganya berapa Rametan?”. “5000 yen”. “apa?! 5000 yen?!!”. Hati Jui langsung retak terbelah menjadi dua lalu berjatuhan dan menghilang tertiup angin, impiannya akan padang Blue Star langsung berubah menjadi gurun pasir yg tandus . “Mahal ame~t, apa gak da korting? Diskon sebagai perkenalan gitu…”. Bujuk Jui. “maaf mas, tapi ini udah harga pas, stok Blue Star tdk selalu tersedia tiap hari, soalnya bunga impor dan banyak pelanggan yg mencarinya, karna itu harganya mahal”. Tubuh Jui lemas lunglai tak berdaya. “yaaa~h, gimana dong…”.

“kalo mas Jui belum bawa uang sekarang, saya bisa simpan Blue Star untuk mas Jui sampai mas Jui punya uang…”. Kata Rame yg tak tega melihat wajah Jui yg merana. “Tapi kapan gue punya uang sebanyak itu…, belum sempet ngumpul uangnya pasti udah di embat ma pakdhe Giru buat bayar kos…”. Tiba-tiba Jui teringat dg bonus yg akan diberikan Bos Tero padanya. “Oiya! Bonus Bos Tero! Wah, cucok banget tu!”. Jui lompat-lompat kegirangan. “Rametan, simpenin satu Blue Star buat aku ya? Besok gue ambil, Ok!”. “Beres mas!”. Rame tersenyum manis. “tapi, kalo saya boleh tau, ini Blue Star mau buat siapa sih mas? Buat bos Tero biyar gajinya di naikin ya mas?”. Tanya Rame iseng. “

“ya enggak la yaw! Si bos mang baik ma gue, tapi saat ini gue belum da rencana buat kasih oleh-oleh ma dia, tar aja kalo dia dah bener-bener naikin gaji n pangkat gue”. *lol*. “trus buat siapa mas?”. “buat yayang ku yg manis dan selalu ku nanti yg tar sore mau pulang setelah sekian lama dia sekolah ke luar negri!”. Jui jadi senyum-senyum sendiri gak jelas. Hati Rame langsung hancur berkeping-keping, wajahnya terlihat merana sekali. “oiya, gue musti kasih tau Honey dulu nih!”. Jui kembali mengirim pesan singkat pada ‘Ai’.

Abang senang karna ternyata kamu juga suka sama Blue Star, tapi abang lagi gak bawa duit ni, besok aja ya abang bawaan buat kamu.
Beberapa saat kemudian pesan jawaban pun tiba:

Iya, gak pa-pa kok! ^­­__^

“Nyaaa~, yayang ku emang pengertian, tau aja keadaan krisis suaminya ini”. Jui nari-nari balet didepan mata Rame yg terpuruk berdiri mematung memandangnya penuh dg hawa memangsa dan kekecewaan yg mendalam. “Rametan, lo kenapa? kok wajah lo jadi putih pucat kayak vampire gitu?”. Tanya Jui dg wajah tak bersalah. “Eh, enggak kok! Rame cuma gak enak badan aja…”. “oh, kalo gitu istirahat ja dulu, mintalah cuti beberapa hari sampai kau kembali sehat”. “ya, trimakasih atas sarannya”. Rame meremas-remas celemeknya dg kuat. Jui memandang arlojinya. “waduh! Gawat! Gue bisa telat nganter pizza ni! Rametan, gue pergi dulu ya? Jangan lupa Blue Star nya besok gue ambil! Thaks ya? Bye-bye!!!”.




DI SORE HARI YANG CERAH…..
Hisashiburi ni futari sunao ni naretane
Nan daka ureshiku te chopiri setsunakute
Hora saigo na no ni yasashiku suru kara
Kakko yoku kimetai no ni
Namida afureta……

Jui berdendang riang dengan Shun bersandar mesra di punggung nya. Diiringi suara Jui nan merdu mereka pun saling melepas rindu sambil menari-nari ala India di bukit kecil dengan lapangan hijau terbentang luas, bunga berwarna warni dan beberapa ekor kelinci yg menyembul dari lubang nya untuk menyaksikan dua insan yg sedang mengadu kasih.

“My Habibie, kamu kok nganggep aku mantan sih! aku pergi kan buat nerusin kuliah bukan berarti mutusin kamu, lagunya gak cocok tu!”. Shun cemberut.
“Tapi kan depan2nya cocok, kita dah lama gak ketemu, ya to? Selebihnya ya anggap sebagai pelengkap aja, lagunya dah dipublikasikan dan terjual ke seluruh dunia ni, masak mau ditarik lagi…”. *ditonjok Shun*.
“ Intinya aku kan tetap mencintai mu dan kan selalu menunggu janda mu, eh! lulus mu”. *uwel2 pipi Shun*.

Shun tertawa manis. “Jui, maaf ya sudah membuat mu menunggu terlalu lama, aku benar-benar bangga pada mu…,aku tresno marang slira mu…”.(Red: I ♥ U) *blushing*.
Jui makin mendekati Shun, memeluknya dan mengusap pipiya dengan lembut bersiap mencium bibir Shun yg merona merah…
“Ups! Sepertinya kamu melupakan sesuatu honey..”. Shun buru-buru menghindar.
“Eh?”. kata Jui berpikir sejenak.
“Oiya, aku lupa! Bentar ya”. Jui berjalan ke balik semak-semak tidak jauh dari tempat mereka dan kembali dengan membawa seikat Blue Star.

“ku persembahkan Blue Star special ini untuk mu bebeh”. Jui duduk bertumpu diatas kedua lututnya menengadah memandang Shun penuh cinta.
“oh, its so beautiful flowers”. Shun mengambil Blue Star yg diberikan Jui dan menarik Jui bangkit.




I’m happy to meet u
You’re my destiny
So I will sing this song for u
Yeah- let’s go get Blue Star…
If I could stay with u forever,
There is nothing else I want
Close ur eyes…Can I kiss u?

Jui membelainya lembut dan Shun pun menutup kedua matanya…

*cekiiiiiiiiit!*.
“Aww!”. Shun berseru kaget.
“Apa yg kau lakukan honey?”.
“a-aku belum ngapa-ngapain kok! Bibir mu kenapa bebeh?”. Tanya Jui panic
“Hwaaaa~ sakiiit!”. Mata Shun yg indah berkaca-kaca

“Ngggg…,ngueng-nguenggg, nnggggg……”

Dan tiba-tiba dari dalam Blue Star keluarlah seekor lebah, mencibir ke arah Shun dan Jui. Lalu terbang terkikik-kikik kealam bebas.

“Kyaaa! Bibir ku!!!”. Shun terpekik kaget memandang bibirnya yg monyong di cermin kecilnya.
“mati tujuh kali gue!”. Jui menjotos jidatnya
“Dasar tawon geblek! Bebeh, kamu gak papa kan? sini biyar aku obatin…”.
“gak usah, aku mau pulang aja”. Shun lansung pergi meninggalkan Jui.
“Adinda ku tercinta, kanda sama sekali gak tau kalau didalam Blue Star ada lebahnya, maafkan kanda bebeh…”. Berlari mengejar Shun dan berusaha membujuknya kembali. Tapi Shun terus mempercepat langkahnya tak menghiraukan Jui.

……………………………………………………………………………………………

Sementara itu dibalik pohon cemara yg rindang Rame tan glundungan terkikik geli memandang kencan Jui yg dengan sukses digagalkannya.
“ha-ha! Rasakan senjata ampuh Rame tan!hi-hi-hi….”. *tertawa ala mak lampir *



FINISH

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com