Title : I Wanna Love
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : ??? ^w^
Chap : 7/END
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.
###
Jui berjalan pelan mengikuti dibelakang Rame sambil bersenandung mengenakan Head phone Rame.
Miageta tokai no yogareta sora wa
toosugite kokorowa surikire
Ah-hane wa mogarete soredemo
bokura waashita wo shinjite ikiru
Mado wo tatteku yuudachi naki
yamanu sora atarashikatta heya mo ima de wa
nandomo moyou wo kaete
kashikoku nareba aruhodokaketeku sunao sa
Toki ni wa uso no kotoba wo erabi
nandomo kujike sou ni natta
Ah-konna machi deitsudemo uwateku waraete iru darou ka
uchitsukeru ame no oto ni magirete wa
koe wa dashi naki tsudzuketa
“hmmm,indah sekali..”. Rame memejamkan matanya, berkata dalam hati.
“tapi suara ini seperti....”. Rame berbalik memandang kebelakang dan tak menemukan seorang pun dibelakangnya. Dia memandang kepenjuru taman kota dg kesal.
“Berisik tau!!!”. Teriak Rame.
“Rame!”. Tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya.
“eh”. Rame mencari-cari sosok yg tadi memanggilnya.
Tak berapa lama dilihatnya Giru berjalan terseok-seok, perut dan tangan kanannya terbalut perban putih.
“Giru?”. Rame berseru tak percaya.
Segera dihampirinya Giru, membantunya berjalan dan mendudukkannya dibangku taman.
“Giru, harusnya kau berada di rumah sakit…luka mu kan belum sembuh benar”. Kata Rame khawatir.
“kenapa Hp mu kau matikan? Tadi aku mencari mu dan kata orang2 di Game center kau sudah pulang…untung saja kau tadi teriak..”. Giru memandang se keliling Rame.
“kau sendirian saja?”.
“tentu saja aku sendirian, aku mau pulang ke Hokaido…”. Jawab Rame cepat.
“tapi, kenapa kau mencari ku? Bukannya kau marah sekali pada ku?”. Tanya Rame penasaran.
“Shun memberitau ku dan katanya akan lebih baik kalau aku bertemu dg mu sebelum kau pergi…”. Jawab Giru pelan.
“Shun?”. Rame kaget mendengarnya.
“Aku pulang karna sudah rindu sekali dg ayah dan kampung halaman ku, aku gak apa-apa kok! Lebih baik sekarang kau kembali saja ke rumah sakit”. Kata Rame buru-buru.
“matamu tdk bisa berbohong, aku sudah mengenalmu sejak lama Rame”. Giru memandang Rame dg tegas.
“Giru..,maafkan aku…semua kesialan yg menimpa mu itu karna kesalahanku…”. Rame menundukkan wajahnya.
“hei, jangan berkata seperti itu, aku sudah memaafkan mu..jadi kau tdk usah merasa bersalah begitu…”. Giru menggaruk-garuk kepalanya yg tdk gatal.
“benarkah?”. Rame berbinar tak percaya.
“iya,iya..sudah lupakan saja semua peristiwa konyol itu”.
Rame memandang Giru tak percaya dia sangat bahagia sekali.
“kata Shun, kau mau bilang sesuatu pada ku,heh?”. tanya Giru kemudian.
“ap-apa?!”. Wajah Rame langsung merah padam.
“sebenarnya apa yg dikatakan Shun pada Giru? apa mungkin Shun sudah tau permasalahanku dg Jui si Dewa sial itu dan menyuruh Giru menemui ku??”. Pertanyaaan2 itu berkecamuk dihati Rame.
“astaga naga! Kenapa aku tdk menyadarinya saat tadi ngobrol sama Shun ya?”. Rame kelihatan salah tingkah.
“hei! Kok malah bengong gitu sih! Kamu mau ngomong apa?”. Tanya Giru penasaran.
Rame memandang berkeliling, kemudian didapatinya Jui sedang bersandar dibawah pohon tepat dibelakang bangku mereka duduk.
“mati tujuh kali! Kelinci sial itu malah mejeng di situ di saat seperti ini….”. Rame membik-membik dalam hati.
“kalau gak ada yg diomongin aku balik kerumah sakit ni”. Pancing Giru.
“eh, tunggu-tunggu!”. Rame menahan Giru agar duduk kembali.
“aku memang mau bilang sesuatu padamu…”.
“Ok! Cepat katakan”.
Hati Rame langsung mencelos melihat Giru tersenyum penuh pesona.
“ya Tuhan! Mungkin ini adalah suatu anugrah besar yg kauberikan padaku, berilah hamba mu ni kekuatan untuk mengatakan semuanya…”.
Rame memejamkan matanya berdoa dalam hati. sekali lagi dipandanginya Jui yg manggut-manggut mendengarkan musik dari head phonenya.
“sepertinya kelinci itu tdk menyadari keberadaan Giru atau cuma pura-pura bodoh saja?”.Rame ragu-ragu memandang Giru.
“kok kamu jadi cemas gitu?”.tanya Giru.
“eh, gini aku…”. Rame sekali lagi memandang kearah Jui melihat kanan dan kiri.
“kelihatannya aman, tak terlihat tanda-tanda akan munculnya suatu bencana…”. Kata Rame dalam hati.
“Begini…, sebenarnya sudah lama aku igin bilang padamu…”. Rame memandang Giru dg mantab, Jantung nya berdegup kencang, sampai takut kalau-kalau Giru dapat mendengar suara detak jantungnya.
Suasana hening sejenak, Giru menunggu lanjutan perkataan Rame dg penuh minat.
“a-aku sangat mencintai Giru, sejak pertama kali kita bertemu dg mu aku langsug jatuh hati padamu”. Hati Rame langsung plong, tubuhnya serasa terbang ringan seakan semua beban yg selama ini dipikulnya telah musnah sudah.
“Kyaaa!! Akhirnya aku berhasil mengatakannya juga!”. Rame langsung menangis bahagia.
“Rame…”, Giru seakan baru tersadar dari rasa kagetnya.
“hmm, aku juga ingin tau bagaimana perasaan Giru terhadap ku…”.Wajah Rame merona merah tak berani menatap langsung wajah Giru.
“ Rame, maaf tapi aku sudah mencintai orang lain…”. Jawab Giru datar.
“apa?!”. Seru Rame kaget.
“kayaknya, kamu selama ini gak pernah terlihat jalan sama cewek deh!”. Kata Rame heran.
“aku…”. Kini giliran wajah Giru yg memerah.
“aku sudah jadian sama Shun sejak hari pertama masuk SMA…”.
“Apa?!!”. Rame hampir terlonjak dari tempat duduk saat mendengar pengakuan Giru.
“ja-jadi kaliyan…”. Rame jadi bingung sendiri membayangkannya.
“ya, begitulah…, maaf kan aku”.
“oh, gak…gak pa-pa kok! Aku sudah siap dg semua resiko kalau ternyata kau menolak ku..”. Rame tersenyum ceria.
“sudah berhasil mengunggkapkan rasa cinta yg selama ini ku pendam padamu iu sudah cukup bagiku…,aku sudah lega sekarang dan kurasa aku baru akan pulang ke Hokaido saat liburan musim panas datang”.
“Baguslah kalau begitu, selamat ya!”. Giru tersenyum lega.
“eh? Selamat untuk apa?”. Tanya Rame bingung.
“sebenarnya tadi waktu Shun menjenguk ku di rumah sakit dia menceritakan semua hal tentang dirimu mengenai Dewa cinta sial mu itu…”.
“Astaganaga! Darimana Shun bisa tau tentang kelinci sial itu?!!”. Rame makin terkejut mendengarnya.
“itulah Shun.., selama ini dia tdk pernah percaya kalau penyebab semua peristiwa buruk yg menimpa ku adalah kau Rame, apalagi setelah muncul gossip kau punya kekuatan sihir dan sering ngobrol2 sendiri, Shun mulai mencari tau apa yg sebenarnya telah terjadi pada mu, dia sering menghaiskan waktu di perpustakaan mencari2 buku dan browsing di internet…”. Giru menghela napas panjang.
“dan siang tadi dia datang menjenguk ku dg wajah berbinar-binar, menceritakan semua tentang link piggy sentimental romance, Dewa sial cinta bernama Jui yg baru-baru ini dipilih oleh seorang gadis Jepang yaitu kamu”.
Rame cengar-cengir, malu sendiri saat mengingat kecerobohannya memilih Jui.
“waktu itu aku lagi kesal sama fan girl mu yg tiap hari selalu bikin gaduh, aku iseng saja online sampai larut malam dan tanpa sengaja menemukan link itu, dan entah karna mengantuk atau apa aku jadi salah klik…aku benar-benar ceroboh, maaf kan aku…”. Rame membungkukkan badannya.
“aku juga minta maaf karna selama ini sudah salah sangka tentangmu, mulai sekarang kita berteman lagi kan?”. Giru tersenyum ramah.
“tentu saja!”. Rame bangkit dari tempat duduknya.
“aku sungguh berterimakasih pada Shun, berkat dia aku jadi terbebas dari kelinci jelek itu! Besok kalau kau sudah bisa keluar dari rumah sakit, aku traktir kaliyan makan deh!”.
Rame tertawa bahagia.
“Ok2! Sampai ketemu besok ya”. Giru pun beranjak pergi
“apa perlu ku panggilkan taksi?”. Rame menawarkan bantuan.
“gak usah, aku sudah suruh Tero menjemputku, sebentar lagi dia datang”.
“oh, segeralah istirahat dan cepat sembuh ya!”.
“pasti! Dan kau juga, berlatihlah untuk lebih teliti dan hati-hati ya”. Giru meninju pelan lengan Rame, mereka pun tertawa bersama.
###
Sepanjang perjalanan menuju rumah, Rame memandang berkeliling mencari sosok Jui yg tiba-tiba saja menghilang.
“kelinci jelek itu apa sudah kembali ke alamnya ya? Terakhir kali aku melihatnya saat mau menyatakan cinta ku pada Giru dia masih asyik dg head phone ku…”. Rame berpikir sejenak.
“Ohiya! Mungkin head phone itu kelemahan Jui! Dia terbuai saat mendengar lagu-lagu di head phone ku sampai lupa kalau aku sedang bersama Giru tadi!”. Rame melompat-lompat kegirangan.
“dasar Dewa kelinci gak sopan! Masak dia langsung pergi gitu aja tanpa pamitan dulu sih!”.
Tiba-tiba Rame menghentikan langkahnya. Dipandanginya seseorang berambut pirang dengan celana panjang dan kemeja berwarna putih sedang berbaring di padang rumput dibawah jembatan.
“itu kok kayak Jui ya?”.
Rame berlari kearah pemuda itu. Duduk disamping pemuda itu, mengatur nafasnya yg ngos-ngosan sambil memandanginya lekat-lekat sosok disampingnya yg terlihat sedang tertidur dg pulas, dilehernya tergantung head phone pink milik Rame.
“ah! Benar! Dia memang si Jui kelinci!!”. Seru Rame.
“ternyata kalau diperhatikan baik-baik Jui cute juga ya”. Batinnya dalam hati.
“haa~am…”. Jui mengerjap-ngerjapkan matanya, menutup matanya yg silau terkena sinar matahari yg mulai tenggelam dg tangan kanannya.
“Rame tan? Kenapa kau senyum2 sendiri heh?”. tanya nya.
“eh”. Rame jadi salah tingkah karna ketauan terlalu dekat memandangi wajah Jui
“Oi! Jui, kamu dari kemarin hobi banget tidur sih! Gara-gara tidurmu itu aku berhasil mengalahkan mu tau! Payah lo! Cuma denger lagu-lagu gitu aja langsung tidur”. Rame tertawa penuh kemenangan.
“jadi, kamu dah bilang ma Giru…”. Jui bangun sambil kucek-kucek matanya yg masih agak mengantuk.
“Iya dong!”. Rame senyum-senyum sendiri gak jelas.
“terus dia bilang apa?”. tanya Jui.
“ternyata dia dah jadian sama Shun…”.wajah Rame kembali mundung.
“Ha-haa~ kasihan deh lo!”. Jui terkikik geli.
“Waaa~! dasar kelinci jelek!!”. Rame memukul lengan Jui kuat-kuat.
“woi-woi! Sakit tau!”. Teriak Jui mengelus-elus lengannya.
“Kamu bisa merasa sakit?!”. Seru Rame kaget. Ditariknya lengan kemeja Jui hingga dilihatnya lengan Jui yg kemerah-merahan akibat bekas tinjunya tadi lalu disikut Jui terdapat bekas memar berwarna biru.
“Yg biru tu luka apa?”. Tanyanya lagi.
“ya gara-gara lo nubruk gue dipintu kamar tadi pagi…”. Jawab Jui meringis.
Rame memutar-mutar tubuh Jui.
“Sayap mu… Sayap mu mana?? Kok bajumu berubah jadi serba putih gini? Kamu gagal ganti sayap ya??”. Rame makin terheran-heran melihat perubahan diri Jui.
“sayap ku memang sudah tidak bisa tumbuh lagi…”. Jui memandang sungai didepannya yg berkilauan memantulkan wajah sang surya ygmulai bergerak ke ufuk timur.
“kenapa? Apa hukuman karna kau gagal menjalankan tugasmu kamu jadi gak punya sayap lagi?”.
“pasal.919, hukuman karna aku gagal membuat manusia menderita karna cinta adalah mati..”.
“oh, aku tau! Ini proses sebelum kamu perlahan-lahan…”. Rame tak tega melanjutkan kata-katanya.
“Bukan”. Sahut Jui cepat.
“eh?”.
“sekarang ini aku adalah seorang manusia biasa..”.
Rame melongo tak percaya. “apa?! Bagaimana bisa…”.
“aku minta maaf karna saat salah satu berandalan itu menusuk perut Giru aku tdk sempat mencegahnya, waktu itu indra ketajamanku sudah mulai melemah dan gerakan ku tdk segesit dulu hingga aku tdk menyadari gerak-gerik berandalan itu…”.
“itu bukan salahmu Jui, seandainya saja waktu itu aku menuruti nasehatmu agar tdk lewat gang itu..tapi sudahlah semua sudah terjadi dan yg penting tdk ada korban kan?”. Jawab Rame tersenyum.
“tapi kenapa semua bisa terjadi Jui? Kenapa kekuatanmu menghilang?”. Rame terus dibayangi rasa penasarannya.
“Ini adalah rahasia pribadi para Dewa di piggy sentimental romance jadi tdk dicantumkan di pasal-pasal dalam peraturan kontrak dewa cinta…”. Jui masih memandangi sungai dg wajah yg sulit di tebak.
“aku masih belum mengerti…,”. Rame memandang Jui penasaran.
“ini semua karna kau Rame…”. Jui tersenyum kearah Rame.
“eh?”.
“kau telah membuatku untuk pertama kalinya merasakan apa itu cinta, mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang…”.
“Jui…”. Rame makin bingung dg perkataan Jui.
“ya, tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu Rame”.
Rame serasa mimpi mendengar ucapan Jui barusan, perasaan tak percaya bercampur bingung bergejolak dalam hatinya.
“karna selalu berada didekatmu entah kenapa melihat mu yg selalu ceria, lucu, baik dan pantang menyerah sosok gadis yg selama ini belum pernah kutemui, membuat ku ingin menolongmu disaat kau kau berada dalam kesusahan dan pada puncaknya ku biarkan kau menyatakan cinta mu pada Giru…”.
“jadi tadi kau sengaja melakukannya?”.
“aku sudah berusaha sekuat mungkin untuk membuang perasaan cinta ku padamu, tapi yg terjadi malah sebaliknya…kau lihat? bulu sayap ku makin lama semakin menghilang, tubuhku menjadi lemah, aku kehilangan semua kekuatan ku…ya, aku tdk berhasil mengusir dirimu dari hati ku Rame…”. Jui tersenyum manis sekali.
“Jui…”. Mata Rame mulai berkaca-kaca.
“saat melihatmu benar2 hancur dan merasa terpuruk karna merasa bersalah atas kejadian yg menimpa Giru, saat itu juga ku putuskan bahwa biarlah aku yg menanggung semua resiko dari perasaan terlarang ku ini…,aku tdk mau melihatmu terus bersedih, aku rindu pada senyum ceria dan tingkah konyol mu itu, aku sangat mencintai mu Rame”.
Wajah Rame merona merah, dipandanginya Jui lekat-lekat .
“maaf karna sudah sering membuatmu menangis, aku janji akan selalu membuatmu tersenyum ceria”. Jui membelai pipi Rame perlahan.
“kau tau…”.kata Rame kemudian.
“kurasa, aku juga mulai jatuh cinta padamu”. Rame memandang Jui penuh cinta, dikalungkan kedua lengannya dileher Jui dan mengecup bibir Jui dg lembut.
FINISH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar