Latest Free Templates

Selasa, 20 Juli 2010

Fanfic Vidull. I Wanna Love (Chap.4)

Title : I Wanna Love
Author : Rechun a.k.a Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairing : Belum tau, karna masih dalam proses XD
Chap : 4/?
Genre : Romance, Humor
Rating : General
Note : Untuk siapa saja yg secara sengaja maupun secara tidak sengaja menemukan dan membaca penpik ini, diharapkan untuk memberi komen dan sarannya, (komen bisa ditulis di CBox) walaupun itu hanya sepatah kata atau satu huruf itu sangat berharga bagi saia untuk mengetahui seberapa besar minat teman2 pada penpik2 geje saia ini. Trimaksih.


###

“huh! Sebenernya apa sih yg bisa bikin tu kelinci sialan berhenti ngikutin aku…”. Rame berjalan perlahan menyusuri koridor sekolah.
“aku kasih obat tidur di wortelnya gak mempan, dipukul biyar pingsan badannya tembus pandang, dikurung bisa tembus tembok, semua wortel dirumah ku sembunyiin dia tetep bisa nemuin wortel2 itu, sekarang sih dia memang gak ngikutin aku, tapi pas aku ketemu Giru entah darimana dia bisa tiba-tiba saja muncul….”. Rame menghela nafas panjang.
Saat Rame melewati kamar mandi cewek, tiba-tiba seseorang menyeretnya masuk kedalam kamar mandi.
“Hei!”. Rame berteriak kaget.
“nah! Ni dia si pembawa sial itu!”. seorang siswi menarik kerah kemeja Rame dg kuat.
“Mika?!”. Teriak Rame kaget.
“Maksud kamu apa sih! Maen keroyok segala lagi!”. Rame memandang tiga orang teman Mika yg berdiri dibelakang Mika, menatapnya penuh dendam.
“lo gak usah pura-pura sok bego’ deh, semua kejadian yg menimpa Giru itu ulah lo kan?!”.
“jangan sok tau ya?itu semua Cuma kebetulan aja dan gak ada sangkut pautnya sama aku”. Bela Rame.
“halah! Ngaku aja deh lo!”.
“maap ya, aku gak ada waktu buat meladeni kaliyan”. Rame mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Mika.
“mau kemana lo?!”. Seru Mika. Serentak ke tiga teman Mika yg lain langsung memegangi kedua tangan Rame, hingga Rame tak bisa bergerak.
“apa-apaan sih kaliyan! Lepasin!”. Rame mencoba berontak tapi sia-sia, ketiga teman Mika memegang tangan Rame kuat-kuat.
“aku bilang lepasin! Sakit tau!!”.
“hah! Percuma kamu teriak2 gak bakalan ada orang yg mau masuk kesini karna dipintu sudah kami pasang tulisan ‘kamar mandi ini rusak’.”. Mika dan ketiga temannnya tertawa terbahak.
“sebenernya mau kaliyan apa hah?!”. Teriak Rame marah.
“permintaan kita gampang, kita pengen lo keluar dari sekolah ini dan kalo perlu lo musti pergi dari Tokyo dan jangan ganggu Giru lagi!”.
“cih! Kenapa gak kaliyan aja yg pergi dari sini dan berhentilah bersikap sok pahlawan!”.
“Claps!!”. Pipi kanan Rame memerah terkena tamparan Mika.
“Cuma segini aja?”. Darah segar mengalir dari bibir Rame yg mencoba tetap bersikap tenang.
“astaga Rame tan, kenapa kamu bisa nyasar kesini?!”. Seru Jui yg tiba-tiba sudah berada disamping Rame.
Rame tak mengindahkan Jui dia menatap Mika dg sengit.
“beraninya Cuma main keroyok, dasar pengejut!”.
“Diam kau!!!”. Mika menjambak rambut Rame, hingga Rame menjerit kesakitan.
“Dasar cewek sialan!”. Jui bersiap memukul Mika.
“Pergi kau dari sini! Ini bukan urusan mu!!”. Teriak Rame pada Jui.
“Apa?!”. Kata Jui kaget.
“kau mau dicincang habis2an sama cewek2 buas ini!”.
“ku bilang pergi!!!”. Rame berteriak marah.
Mika tertawa keras. “berteriaklah sepuasmu, disini tidak akan ada orang yg bisa mendengarmu”.
“dasar kau nenek sihir! Kau pikir dengan memukuli ku Giru jadi jatuh hati pada mu? Itu ga akan pernah terjadi!”.
“Diam!!”. Mika menonjok perut Rame, hingga Rame terbatuk kesakitan.
“Rame!”. Teriak Jui khawatir.
“pergi sana kelinci sialan…,Kau gak perlu ikut campur”. Kata Rame lirih dipandanginya wajah cemas Jui .
“heh? Kau tadi menyebut kami apa?! kelinci sialan kata mu?!”. Mika menjambak rambut Rame dan menamparnya lebih keras lagi.
Jui memandang Rame sejenak. “yah, kalau memang itu maumu, aku akan pergi…tapi kau harus janji padaku jangan mati dulu ya”.
Jui terbang menghilang menembus dinding kamar mandi, meninggalkan beberapa helai bulu sayap hitamnya.
Ada sedikit rasa menyesal dalam diri Rame saat memandang Jui meninggalkannya, tapi Rame tau kalau dia mengijinkan Jui menolong nya, pasti berita yg telah beredar mengenai dirinya yg punya kekuatan gaib akan dipercaya semua orang dan itu akan menjauhkannya dg Giru, selain itu Rame juga tdk ingin Mika dan teman2nya jadi terluka parah terkena pukulan Jui.
“apa susahnya sih bilang kalau kamu berjanji akan meninggalkan kota ini dan tidak menghubugi Giru lagi!”. Seru Mika sebal.
“aku bukan babu mu, jadi kenapa aku musti nurutin semua perkataan mu?!”.
“kamu pengen dibuat babak belur dulu ya!”. Mika mencekik leher Rame.
“Mi-mika, lepaskan…”. Leher Rame tercekik tak bisa bicara.
“kami akan melepaskan mu, kalau kamu sudah berjanji untuk tidak mengganggu ku dan Giru lagi!”.
“ka-ka…”.Mulut Rame membuka dan menutup tak bersuara, menahan cekikan Mika yg semakin kuat.
“Rame! Rame apa kau ada didalam!!”. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar kamar mandi.
“Rame, jawab kami!!!”. Seseorang menggedor-gedor pintu kamar mandi yg terkunci.
“itu suara Hyde dan Yukine!”. Seru Rame dalam hati.
“siapa yg memberi tau mereka kalau kita ada disini!”. Seru Mika marah memandang ke tiga tamannya.
“ka-kami gak kasih tau siapa-siapa kok!”. Jawab salah satu teman Mika diikuti anggukan yg lain.
“sial! Mika melepaskan cengkeramannya dari leher Rame.
Rame terbatuk-batuk, mengatur napasnya agar kembali teratur.
“Rame, kalau kau tidak menjawab kami akan mendobrak pintu ini!”.
“dengar!”. Mika mnegacungkan jarinya.
“kali ini kau selamat, tapi lain kali kami gak akan membiarkan mu kabur dg mudah, ingat itu!”. Ancam Mika menempeleng kepala Rame.
“satu,dua…”. Hyde dan Yukine mencoba mendobrak pintu dari luar.
“lepaskan Rame dan dudukkan dia di toilet, cepat!”. Mika mendorong tubuh Rame dibantu ketiga temannya. Rame tak bisa melawan karna badannya terasa sakit semua.
“tiga!”. Pintu menjeplak terbuka. Hyde dan Yukine masuk kedalam.
“Rame!!!”. Teriak mereka bersamaan.
“aduh, berisik banget sih!”. Mika dan ketiga temannya berlagak sedang berdandan di depan cermin, membetulkan letak jepit rambutnya.
“heh! Nenek sihir! Kau sembunyikan dimana Rame?!”. Teriak Hyde.
“oh, kaliyan cari Rame? Dia lagi di toilet tu”. Jawab Mika santai sambil menunjuk ke kamar toilet.
“awas kau kalau sampai terjadi sesuatu pada Rame!”. Teriak Hyde.
“ih, disini panas banget ya guys, kita pergi aja yuk!”. Mika dan ketiga temannya langsung pergi meningalkan Hyde dan Yukine yg menatap mereka dg sengit.
“Rame tan!”. Yukine memeluk Rame yg terduduk lesu ditoilet.
“teman-teman, trimakasih ya”. Kata Rame tersenyum.
“apa yg mereka lakukan pada mu Rame?”. Hyde membantu Rame berdiri.
“kaliyan tenang saja, aku gak pa-pa kok!”.
“gak pa-pa gimana? bibir mu sampai berdarah begini…”. Yukine terisak sambil membersihkan mulut Rame dengan tisu.
“besok kita kasih pelajaran ke empat nenek sihir itu!”. Seru Hyde.
“udah, gak usah Hyde.., yg penting aku sekarang baik-baik aja kan? Kalau kita membalas mereka itu artinya kita sama saja dg mereka”.
“Rame tan, mulai sekarang kau harus terus bersama-sama kami, kau jangan tiba-tiba menghilang gitu dong, untung kau tadi sempat sms aku …”. Yukine menyeka air matanya.
“iya,iya…, aku janji, maaf aku karna sudah membuat kaliyan cemas”.
Rame memeluk kedua sahabatnya.
“tunggu dulu, sms? Aku kan dari tadi dipegangi terus sama ketiga teman Mika, bagaimana mungkin aku bisa sms Yukine?”. Rame bertanya dalam hati.
“oh! btw, kaliyan berdua kuat juga bisa mendobrak pintu kamar mandi yg terkunci ini”.
“iya dong! Kita berdua kan pemain bassball handal”. Jawab Hyde diiringi tawa Yukine.
Sesaat Rame baru tersadar kalau Jui sedari tadi berdiri bersandar dipintu kamar mandi, beberapa helai bulu sayap hitmnya berguguran. Dia tertunduk lesu namun kemudian tersenyum lega memandang Rame.

###

Rame duduk termenung dikasurnya ditemani Jui yg duduk disampingnya, seperti biasa memakan wortel dg lahap.
“heh? nglamun aja lo, ntar kesambet baru tau rasa”. Tanya Jui.
Rame memandang Jui dg tajam hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa centi.
“apa ada yg aneh dg wajah ku?memang sudah sekitar 50th aku gak pernah facial dan ke salon merapikan rambut sih…”. Jui merapikan rambut dg jari-jari tangannya, sesaat terlihat wajah Jui memerah.
“ye? Sapa jg yg nanya! Aku Cuma pengen tau sebenarnya apa sih yg membuatmu paling ketakutan?”. Tanya Rame penasaran.
“takut?”. Jui terkikik geli.
“Dewa seperti ku tidak pernah takut pada apapun! tapi mungkin aku akan sangat ketakutan kalau sampai wortel punah dan musnah dari peredaran didunia ini”.
“yah! Kalo itu mah mustahil,kalaupun wortel benar-benar punah pastinya baru akan terjadi bepuluh-puluh tahun lagi saat manusia terlalu sibuk dg pekerjaannya hinngga mereka tdk sempat buat makan dan hanya mengkonsumsi pil-pil saja, dan pastinya saat itu aku juga udah jadi penghuni kuburan…”. Rame tertunduk lesu.
“ha-ha,haaaa!”. Jadi kau mau mencari2 kelemahan ku heh? walaupun kau sudah cari diberbagai buku dan sumber lainnya, semua itu sia-sia saja! Karna aku ini Dewa Jui yg agung!”. kata Jui bangga.
“gak mungkin! Aku gak percaya, setiap makhluk itu pasti punya kelemahan”.
“ya-ya-ya… kau bisa menang kalau kau berhasil menyatakan cinta mu pada Giru”. Jui nyengir dg nada meremehkan.
“baru kali ini aku ngerasa susah bgt ngomong didepan orang, Cuma buat bilang ‘aku cinta padamu’!”.
“Hyahahaaa~, itu salah mu sendiri dasar bocah ceroboh”. Jui mengajak-ajak rambut Rame.
“Menyebalkan!”. Rame merengut lucu.
“Btw, Bulu sayapmu ni bikin kotor kasur ku tau!”. Rame menunjuk beberapa helai bulu sayap hitam Jui yg bertebaran di kasur Rame.
“oh, sekarang emang musimnya ganti sayap prosesnya sama kayak ular yg ganti kulit gitu…”. Jawab Jui se kenanya.
“huh! Awas kau!” Rame memukul kepala Jui dg bantal. Dan Jui terus tertawa terbahak karna bantal itu tak bisa mengenai tubuhnya yg tembus pandang.

_TBC_


SHUN

Tidak ada komentar:

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com