Latest Free Templates

Minggu, 18 November 2012

Komentar Jurnalis lepas tentang JRock Evolution 2012: Perlawanan Seadanya Pada Korean Wave


Minggu, 7 Oktober 2012 @ Skenoo Hall - Gandaria City, Jakarta, Indonesia

Sejatinya, tak ada kesalahan berarti dalam gelaran JRock Evolution 2012 yang diprakarsai Trilogy Live di Skenoo Hall, 7 Oktober silam. Hanya saja, gig ini terlalu sepi untuk sebuah show J-rock yang biasanya dihiasi puluhan glow stick, penggemar yang dandan mati-matian seperti harajuku boys/girls, atau jeritan histeris —tentunya sembari mengacung-acungkan smartphone— di bibir panggung, penuh lengkingan dan terlalu seragam seperti dijumpai di gelaran konser J-rock atau —melihat tren dua tahun terakhir— K-pop.

Namun, saya hampir tak peduli. Layaknya, wartawan atawa reporter yang datang ke konser sekadar menggugurkan kewajiban, saya masuk ke Skenoo Hall tanpa harapan berlebih. Tak dinyana, kelas VIP —tempat saya duduk— lumayan penuh penonton. Bukan sesuatu yang jelek mengingat minimnya promo acara ini.

Saya melewatkan satu ben, UNiTE —setidaknya begitu kata rekan saya yang hari itu datang lebih awal. “Gue pikir Alice Nine, abis mukanya sama semua,” ujarnya sambil menyunggingkan senyum. Ah, mereka memang terlihat serupa di mata yang terlatih, mata yang melihat sambil lalu, serta mata reporter seadanya seperti saya. Tapi tidak di mata penggemar J-rock yang bergumul siang itu.

Sembari menunggu MUCC bersiap, mata saya singgah pada layar berukuran medium di sisi kiri panggung. Video yang bergantian muncul di layar itu berasal MUCC dan Alice Nine serta beberapa ben lainnya yang ikut dalam JRock Evolution 2012. Lagi-lagi, di mata saya ben-ben tersebut terlihat itu seperti ben kelas dua dibanding L'Arc~en~Ciel atau Laruku yang datang beberapa bulan lalu. Tapi, itu dari mata saya, mata penikmat J-rock mainstream.

Di mata mereka—mungkin fan J-rock sejati—yang duduk bersama saya siang itu, MUCC dan Alice Nine bukan ben kelas dua. Buktinya, ketika kelir dibuka, merekalah yang merangsek ke bibir panggung dengan semangat dan segala properti berbau MUCC [baca: Muku atau six nine], mulai dari poster, glow stick, hingga ponsel android ber-screensaver “MUCC” yang menyala (merah muda warnanya). Jelas, bagi mereka MUCC bukan band kelas dua.

Saya hanya duduk menunggu MUCC di balik keriuhan itu. Beruntung, pesan singkat kawan saya masuk. Isinya mewartakan kehebatan MUCC. Katanya, MUCC adalah kolektif pembuka show The Smashing Pumpkins di Jepang sana. Dasar hipster! Setelah dewanya (The Smashing Pumpkins) disebut, mata saya menyala lantas segera menyapu panggung.

Di sana, empat lelaki dengan dandanan mencolok sudah menunggu. Sepintas repertoire mereka terdengar biasa saja. Namun, dengan mata yang kini memandang dengan fokus berbeda, mata yang mencari sebab kenapa The Smashing Pumpkins rela dibuka oleh sebuah ben dengan vokalis mirip Sujiwo Tejo muda, saya menonton dengan seksama.

Awalnya nihil. Mereka tak ubahnya ben Visual Kei yang dandanan dan chorus lagunya bombastis. Saya hampir putus asa. Akhirnya, setelah melewati berbagai klise konser—salah satunya berusaha mati-matian mengucapkan “Aku Cinta Kamu”, saya kini punya mata baru untuk memandang ben asal Ibaraki, Jepang ini. Mendadak, Tatsurou, dkk menjadi sebuah unit musik unik yang membaurkan dance-rock, alternative rock, reggae, serta groove metal—sebuah kombinasi yang mengerikan. Namun, di tangan MUCC, semua sub-genre itu dilebur tanpa menghasilkan musik yang susah ditelan. Yang tersuguh malah repertoire dengan dengan sensibilitas pop.

Walhasil, saya berhasil menikmati aksi MUCC yang memiliki diversitas repertoire selebar (atau mungkin lebih) The Smashing Pumpkins. Diversitas yang membuat saya lupa betapa kurang baiknya akustik ruangan Skenoo. Diversitas yang membuncahkan teriakan di sisi panggung, teriakan yang semoga saja tidak sekadar dipicu fakta bahwa MUCC dari Jepang dan berdandan bombastis.

Sayang, saya tidak mendapatkan kesan yang sama pada Alice Nine. Alih-alih disuguhi pertunjukkan enerjik dengan frontman yang menari layaknya, sekali lagi, Sujiwo Tejo, saya dihadapkan pada sekelompok pria kemayu yang berseragam. Tak pernah salah menjadi kemayu. Namun, naik panggung tepat setelah MUCC membuat Alice Nine terlalu kusam atau standar di mata saya. Jika MUCC memajang beberapa genre, maka Alice Nine lebih simplistik, alternative rock/pop rock yang standar. Okelah, ada beberapa solo gitar yang lumayan menggigit, tapi, saya rasa, yang lebih menggigit adalah aksi panggung mereka. Gitaris mereka melepas seragam, penonton teriak tak terbendung.

Opini saya bisa saja salah. Pasti ada bias yang berlebih pada tulisan ini. Pasti ada beragam influence yang diserap dan disulin jadi suara baru dalam suguhan Alice Nine. Biar mereka saja —fan sejati J-rock— yang menunjukkan Anda betapa uniknya Alice Nine, UniTE., atau MUCC. Saya menyerah. Dengan alasan keterbatasan waktu, saya gagal memaknai keragaman pengaruh dalam musik Alice Nine, segagal ben-ben J-rock lokal mengadaptasi sub-genre ini yang berakhir menjadi sekadar epigon atau bahkan ben cover version abadi.

Ngomong-ngomong tentang keterbatasan waktu, mempromosikan acara JRock Evolution 2012 hanya dalam hitungan minggu terasa seperti perlawanan seadanya pada Korean Wave yang makin menjadi-jadi. Lagipula, timpang rasanya saat acara ini dipromosikan dalam beberapa minggu, konser Bing Bang diwartakan dalam hitungan bulan. Dan perlawanan ini makin seadanya ketika digelar di Gandaria City yang sudah terlalu Korea.


credit: JURNALICA dan twitter para fans jejerokan XD

2 komentar:

Rechan mengatakan...

Owalah ini to cerita lengkapnya! selama ini aku cuma dapet kabar dr twitter tmn2 aja XD
dan kayaknya semua uneg2 ku sdh diluapkan oleh2 teman2 jejerokan emang nyebelin sih! tapi yg bikin ngakak adalah kata2 "vocalis MUCC yg mirip sujiwo tejo muda", sujiwo tejo tu sapa ya? sastrawan dan dalang gondrong rambut putih yg sering jd narasumber dan komentator di TV berita itu bkn c? LOL *maap kalo salah*
terus Alice nine dikatain "sekelompok pria kemayu" BUahahaaaa XDD *ngakak nglundung2*.
yah sudah lupakan saja berita itu, semoga pas konser GLAY yg rencana mw digelar bulan maret 2013 bsk gak ada artikel aneh2 gini lagi XD

Kyrie Keka mengatakan...

Keka rasa gak ada yg salah dlm tulisan ini (sebelumnya maaf buat para fans Alice Nine)

Keka, walau bkn seorang pengamat musik (dan yg ngerti musik luar dalem), yg dlm hal ini hanyalah seorang pendengar musik Visual Kei dan J-Rock, jg spendapat dengan tulisan di atas.

Knp Alice Nine banyak diidolakan? itu memang krn para personilnya yg berkilau. Jujur kalau dari musik, sejak dulu Keka biasa2 aja dgn Alice Nine. malah di awal2 karir, mrk langganan Keka hujat2 *diinjek nchou*

Musik mereka simple dan datar kalo Keka menilai. Tapi gak jelek sih. Banyak jg lagu mereka yg Keka suka, tapi bkn favorit :D

Beda dgn MUCC. Dari dulu di hati Keka hanya bersaing 3 band. MUCC, D'espairsRay, dan Kagrra,. Tapi ujung-ujungnya tetap menang MUCC. Krn itu Keka sedih gak bisa nonton JRock EVO. Padahal Keka udah ngarep bisa nonton MUCC dan D'espa sejak Taste of Chaos 2008 T^T

Keka suka baca/mendengar pandangan org yg awam dgn Visual Kei mengomentari VKei. Kadang lebih objektif drpd org yg saben waktu berkutat dgn VKei :D

Free Blog Templates

gazejogja-1412.blogspot.com

gazejogja-1412.blogspot.com