Title : Love Fool
Author : Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairings : Shun x OFC
Genre : Romance or apa ya? Ada ide?? XDDD
Chapter : One shoot , kalo
diterusin aku bisa mati kebanyakan nose bleed, XDDD. Tapi kalo ada diantara kaliyan yg pengen ada season ke-2 nya, author siap lembur sama bang Shun. *dicekek Kai*.
Rating : for every one
A/N : Setelah nyelesein penpik ni ku baru ingat, kalo ni cerita cocok banget ma PV Ayabie: sakura moukisetsuna^^. penpik ini hanya berisi ke narsisan author yg ingin menyalurkan imajinasi di dunia antah berantahnya, siapkan peralatan P3K dkk untuk mengantisipasi hal-hal yg tdk diinginkan dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter!.
Enjoy it!
###
Siang ini matahari bersinar dengan teriknya, seperti biasa jalanan kota Tokyo terlihat ramai dg para pejalan kaki dan segala aktivitas penduduknya. Ku percepat langkah ku saat dari kejauhan ku lihat lampu untuk menyeberang pejalan kaki menyala. Tapi karna jalanan sangat padat, sesampai disana lampu lalulintas itu sudah berganti lampu merah . dengan menghela napas panjang, aku ikut menunggu lampu hijau berikutnya menyala bersama belasan orang yg juga ingin menyeberang.
Dibarisan belakang ku terlihat segerombol siswi SMU yg terkikik memandang ke arah ku, aku balas pandangan mereka dg senyum sekenanya dan wajah mereka pun langsung memerah kegirangan. Aku jadi menyesal kenapa tadi aku harus memandang ke arah mereka. Siswi-siswi SMU itu mulai mencoba menyapa ku, tapi tiba-tiba sosok seorang gadis di seberang jalan mengalihkan pandangan ku. Gadis itu sedang asyik melihat lihat di etalase toko. Penampilannya yg khas itu benar-benar sudah taka sing lagi bagi ku.
Ku pandang lampu lalulintas yg akhirnya berganti warna hijau bagi pejalan kaki. Dengan tergesa-gesa aku menyerberangi jalan berharap gadis itu masih tetap berdiri disana tanpa mempedulikan segerombol siswi SMU tadi yg sebal dg sikap acuh ku. Setengah berlari aku mencoba menghampiri gadis itu, dan aku tersenyum lega saat gadis itu masih melihat-lihat baju yg terpajang dietalase toko.Aku berdiri tepat di belakangnya sekarang, ku atur napas ku sejenak, memegang bahunya.
“Reiru…”. Gadis itu balik memandang ku.
“ada apa mas?”.
“Masya Allah”, Aku terpental kaget, ternyata cewek itu tdk lain tak tdk bukan adalah seorang nenek tua ompong berumur sekitar 70an th dg dandanan menor menghiasi wajahnya.
“gimana mas? Gaya saya keren kan? kayak gadis muda jaman sekarang, sampe mamas ganteng ini aja kesemsem ama nenek”. *ketawa mak lampir*.
“eh, maap mbah, saya salah orang”. *ngacir kabur*.
“kepiye to? bocah saiki pancen ora sopan, di takoni malah mlayu”. (red: gimana sih? anak muda jaman sekarang emang gak sopan, ditanya kok malah lari) *memanyunkan muka lampirnya*.
“amit-ami~t, untung gue gak kena cipok maut tu mak lampir, bisa-bisa muka gue langsung ketularan mengkeret lagi”. *elus-elus dada*.
‘kenapa sejak kepergian dirinya aku tetap merasa bahwa dia selalu ada disamping ku, hadir di setiap tempat dan peristiwa yg pernah kami lalui bersama. Padahal aku sudah mencoba untuk tdk memikirkannya lagi, berusaha hidup wajar sebagimana mestinya tanpa kehadirannya. Tapi ternyata sangat sulit menghilangkan baying-bayangnya yg selalu saja mengikuti setiap langkah ku’.
Aku kembali berjalan menyusuri jalanan Tokyo, sekali lagi aku melihat gadis yg telah berhasil mencuri hati ku itu sedang tersenyum ceria menikmati ice cream kerucut coklat dan wafer favorit nya. Lagi-lagi alam bawah sadar ku mulai berpikir cepat, rasa rindu yg begitu menggebu memenuhi dada ku. Aku berjalan cepat menghampirinya saat gadis itu tersenyum manis kearah ku. “Reiru!”. Aku berseru memanggilnya.
“eh? kakak cakep ini siapa ya?”.
“ho???”. Aku berdiri melongo saat melihat kenyataan bahwa gadis itu bukanlah Reiru, tapi anak perempuan berusia 5 th yg melihatku penuh tanda tanya dan memasang tampang aho nya.
“e-enggak kok dek, kakak kira kamu tadi adik temen kakak, soalnya wajahnya mirip banget
*sighs*, “sebenarnya aku ini kenapa sih?”. memegang keningnya. “panas enggak, demam enggak, jangan-jangan gue kena syndrome puri nirmala lagi! Ogah banget gue!”. *sighs*.
“krocok-krocok-kukuruyuuu~k”.
“aku sampe lupa tadi belum sempet makan siang…”. *toel2 perutnya*.
“enaknya makan apa ya?”.
“Teng-tereng-teng-teng!!!!”. Suara khas yg belum lama ini ku kenal terdengar di kejauhan. Akhrinya aku nongkrong di taman bakso dan mie ayam, tempat fav. Ku dan Reiru dulu…, tempat itu sore ini ramai dengan pengunjung, kebanyakan adalah orang Indonesia yg menikmati bersama rekan kerja, teman, keluarga dan kekasih mereka. Aku jadi merasa seperti anak hilang diantara keramaian itu.
“tumben sendirian aja mas? Mbaknya mana? O~ jangan-jangan udah putus ya? Asyik dong! Btw any bus way,eke juga lagi jomblo lo say”. *toel-toel pipi*.
“Hush-hush! Pergi lo!”. *kipas2 tangan*. ‘mampus gue! Biasanya kalo da Reiru ni bancis kagak berani ma gue, haduh-duh!’.
“hei Sonia! Kamu mau bikin pelanggan kabur lagi ya? Awas nanti ku aduin bos lo!”. seorang pelayan perempuan lain akhirnya datang menyelamatkan ku.
“iya! Balik sono ketempat enyok lo! gue jadi gak napsu makan ni”.
“iii~h!handsome2 kok galak sih!”. *ngeloyor pergi dg genit*.
“alhamdulillah tu kutu kampret dah pergi…”. Membenarkan letak kacamatanya.
“selamat sore, mau pesen apa mas?”. Cewek yg tadi menyelamatkanku bertanya dg ramah sambil menyodorkan buku menu. Lagi-lagi wajah cewek itu menjelma menjadi sosok Reiru.
“Rei, maafkan aku ya? Aku mohon kamu jangan pergi lagi…”. Tanpa sadar kata-kata itu keluar dari mulut ku dan dengan spontan ku raih tangan cewek itu, kupegang erat-erat biyar gak meletus,eh! gak kabur.
“mas, saya ini Yatmi! Bukan mbak Reiru! Eleng mas, lepasin Yatmi, Yatmi udah ditunggu anak-anak di rumah, eleng mas,eleng ngo…”.
Sontak aku kaget mendengar seruan Yatmi. “Ya-yatmi???”. Cepat-cepat ku lepas tangannya.
“maaf ya, aku bener-bener gak sengaja. Aku bener-bener minta maaf…”.
“yaudah gak papa, kayaknya mas Shun lg ada masalah sama mbak Reiru ya? Lebih baik ngobrol bareng secara baik-baik serta musyawarah mufakat, pasti masalah bisa tuntas”. Nasehat mbak Yatmi dg logat jowonya yg kental.
“eh, iya mbak makasih”.
“pesen mie ayam super duper jumbo dan es teller seperti biasa to mas? Bakso nya mau rasa apa?”.
“isi daging ayam rasa coklat aja, Makasih ya mbak…”.
*sigh*, “lama-lama gue beneren jadi penghuni puri nirmala ni kalo gini terus…”.
Sekali lagi tiba-tiba di hadapan ku duduk Reiru yg sedang menikmati mie ayam bakso nya dg khikmad.. “ayo Shun coba dulu deh! Ini enak banget lo! mirip-mirip ramen gitu, tapi kalo yg ini ada meet ball aneka rasanya, ni aku pilihin bakso isi daging ayam rasa coklat!”.
“kamu kayak doraemon ngeluarin alat barunya aja”.
*lol*, “atau Shun mau nyoba yg rasa buah-buahan? Durian enak banget tu!”.
“ogah, aku ini aja!”. ku ambil mangkuk Reiru, lalu ku gigit sedikit bakso rekomendasi Reiru.
“gimana? Enak kan?”.
Aku diam saja, terus memakan bakso itu sampe habis, Reiru langsung uring-uringan mencoba meraih mangkuk bakso nya dari ku tapi tdk berhasil. Aku tertawa terbahak melihat wajahnya yg cemberut lucu.
“akari kirameru temo kimi ni tsukemaretetei
chiisana de boku no ega mao fukureba
hayasuku hasurenai kini wa hitori de itte…”.
Nada dering Puzzle Ring, membuyarkan lamunan ku.
“oh, ada email dari Jui rupanya…”.
woi dol! Kuwe nangdi? Cepet muleh, awakdewe ono proyek lagu anyar ki! Jo lali tukokke tiwul nang stasiun yo?. (Red: woi bro! lo dimana? Cepet pulang, kita ada proyek lagu baru ni! jangan beliin tiwul di stasiun ya?)
_penyuk kisu Jui_
“Wek!dasar Juek”.
Segera ku lahap mie ayam bakso pesanan ku, dg ditemani bayang-bayang Reiru yg sekali lagi hadir dihadapanku, dia tersenyum, menatapku penuh sayang dari balik kacamata…
*sighs*. Setelah membayar bakso, ku lanjutkan perjalannku menuju stasiun kereta. “ini semua memang salah ku, hanya gara-gara masalah sepele aja, aku sampai harus memberi kesan buruk di hari terakhir Reiru di Jepang, bahkan aku kemarin tdk sempat mengucap selamat tinggal untuk nya dan parahnya lagi gara-gara emosi no HP nya gak sengaja kehapus lagi”. *geleng-geleng kepala*.
“gue mang bener-bener payah, kalo mau minta ke anak-anak…”. *membayangi muka ke empat temannya yg ngomel dan menceramahinya dg muka sanggar*.
“waduh! Bisa mati idup mati idup 7 kali ni”.
Suasanan stasiun sangat ramai karna bertepatan dg waktunya warga yg pulang kerja ataupun sekolah.
“Bang, tiwulnya lima bungkus sama bubur sumsum campurnya jg ya bang”.
“Ok! mas, ditunggu sebentar ya?”.
Sambil menunggu tiwulnya dibungkus, aku melihat-lihat keramaian orang-orang yg lalu lalalng di depan ku. Dan lagi-lagi aku melihat sosok Reiru di sana…
Segera ku pejamkan mata ku erat-erat. ‘Bukan Shun, dia bukanlah Reiru! Manamungkin Reiru tiba-tiba ada disini? Dia sekarang merasa nyaman dan bahagia berkumpul dg keluarganya di Jogja. Apa yg kamu lihat itu hanya halusinasimu saja! Sadarlah Shun!’.
Setelah merasa manthab dg mata batinku, ku buka mataku pelan-pelan, aku kembali memandang kearah gadis itu, dan tepat saat itu gadis itupun menoleh memandang ku, mata kami saling bertemu dan aku kini tdk ragu lagi bahwa gadis itu memang benar-benar Reiru! Dia terlihat terkejut melihat ku, lalu mempercepat langkahnya menuju kereta jurusan Osaka yg sebentar lagi mau berangkat.
“Reiru!”. Aku berteriak memanggilnya, namun Reiru tak menghiraukanku.
“titip bentar ya pak!”. Seru ku sambil berlari mengejar Reiru tanpa mempedulikan abang tiwul yg berteriak-teriak minta ongkos.
Pengejaran ku sedikit terhambat karna banyaknya orang hilir mudik disana, aku kehilangan jejak Reiru. Aku berhenti sejenak memandang keseluruh penjuru stasiun, dan aku temukan dia, tepat saat bagian informasi memberi peringatan bahwa kereta menuju Osaka akan berangkat. Ku lihat dia berdiri didepan pintu kereta yg baru saja tertutup.
“Oh, No!”.
Aku berlari sekuat tenaga, berusaha mengejar kereta yg mulai berjalan perlahan….
(NB:Cerita akan mengharukan dan segera berakhir kalo Shun berhasil menemui Reiru, tapi nanti kita jadi gak ada cerita lanjutannya! XDDD *gak penting bgt c!* ). Ok! lanjut ma~ng!
Apa daya aku tak sanggup mengimbangi cepatnya laju kereta express itu, namun aku ingin Reiru tau bahwa perasaan ku padanya sampai saat ini belumlah berubah….
“REIRU! AKU SAYANG KAMU!!!!”. (Red:Shun berteriak sekuat tenaga dan pikirannya dg bhs.Indonesia plus medhok Jepunnya yg kental)
*author kojel-kojel jatuh pingsan* XD
Semua orang distasiun memandangku penuh tanda seru, tapi aku tak peduli, aku hanya berdoa dan berharap smg Reiru mendengar apa yg ada dlm uneg-uneg ku selama ini, dan semoga dia kembali dan selalu berada di sisi ku…
FINISH
Reiru :”haduuu~h, kalo ada orang kayak gini di seputar jalanan Jogja, bisa mati nabrak-nabrak aku”.
*dijedotin kai ke tiang listrik*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar