Latest Free Templates
Kamis, 31 Desember 2009
Senin, 21 Desember 2009
Fanfic. Nega - This is Love
Author : Saia
Fandom : Jrock Nega
Pairings : Jin x San
Genre : Romance
Chapter : 1/2
Rating : All of u
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Saia, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu^^:
Note : Fyuh! Akhirnya selese jg ni penpik, *kipas-kipas*
Fanfic ini terinspirasi dari Movie Warkop (Dono,kasino Indro) dan sebuah lagu yg gak tau apa judul nya n siapa penyanyinya cz Saia cuma kebetulan ja denger di radio dan dibumbuhi sedikit dg film mini seri yg gak sengaja q tonton saat liburan XDDDDD *padahal q gak begitu demen ma semacam sinetron2 gitu, tp gak tw napa pas ketemu ni film Saia jd tertarik nonton X3*. Enjoy it!
###
Jin memandang dosen matematikanya yg sedang menulis dipapan tulis dengan tatapan kosong. Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Sedetik kemudian tampak wajah San yg tersenyum manis terpancar dari papan tulis.
“San?...”. *kucek2 mata*.
“Haa-ah, cuma halusinasi ku saja rupanya…”. Jin memandangi papan tulis yg kini kembali normal. Dia balik memandang buku catatannya yg tiba-tiba muncul wajah San lagi di sana.
“astaganaga~, kalo gini terus aku jadi gak bisa konsen ni”. Jin berdiri dari bangkunya dan mengacungkan tangan kanannya.
“ya, kenapa Jin?”.
“maaf pak, saya mau ijin pulang duluan soalnya ambean saja kumat ni pak”. Kata Jin asal.
“ya sudah, kau istirahat saja di rumah”.
“terima kasih pak”.
Jin segera memberesi buku dan alat tulisnya lalu bergegas keluar kelas. Ray memandang kepergian Jin sambil geleng-geleng kepala. “Dasar bocah sarap”.
Jin tidak langsung pulang ke rumah, dia berbelok ke warung angkringan langganannya.
“masih pagi kok udah pulang mas? Bolos kuliah ya?”. Selidik sang pemilik angkringan.
“mau tau aje lu, pesen kayak biasa bang, pizza isi tuna, keju, sosis, wortel,sawi,super pedes sama es copyor dua ya?”.
“Beres bos!”.
Jin membuka HP nya mencoba mengirim pesan singkat pada San
Hi San, lama gak ketemu, gimana kabar mu?
“kok gak dibales-bales sih!”. Jin marah-marah sendiri.
“yaelah mas, kan sms nya barusan lima detik yg lalu, butuh waktu kan buat ngetik balasannya”. Jin memandang mandor angkringan itu dengan sebal.
“kelamaan…”. Jin langsung menelpon San, tapi hanya nada mbak tut-tut yg menjawabnya.
“kenapa gak diangkat sih?”. Jin mencoba sampai tiga kali tapi tetap tak ada sahutan. Dengan sebal dan penasaran Jin melahap pizza nya dengan masam.
“Yang sudah berlalu, biyarlah berlalu, jangan sampai terperangkap dalam masa lalu, kalau terlalu dipikirin tar bisa makan hati, karna cinta itu gak harus saling memiliki, kembalilah semangat menatap masa depan, dan mengejar mimpi mu hingga akhir zaman”. Bang angkringan mulai memperagakan puisi nya dengan penuh perasaan yg mendalam. Jin sampai melongo di buatnya.
“puisi baru lagi rupanya,,,”. Jin meneguk habis es kopyor keduanya.
“aku ikut prihatin atas bencana yg menimpa mu,nak…”. *tepuk2 punggug Jin sampai Jin hampir tersedak*.
“emang gue kena semburan gunung meletus?!”. Seru Jin, yg membuat Bang angkringan tersontak mundur. Namun beberapa saat kemudian Jin sudah kembali tenang.
“Terimakasih atas saran dan kritiknya bang, untuk saaat ini akan saya tampung dulu”.
Jin kembali melanjutkan perjalanan nya kerumah, saat membuka pintu rumahnya dia langsung terpeleset kaget setengah mati melihat Ray sudah duduk manis di ruang tamu, tangan kirinya memegang koran terbitan hari ini dan secagkir kopi hangat ditangan kanannya. Menyeruput kopinya dg damai.
“Wah, sudah pulang kau rupanya”. Katanya santai.
“apanya yg sudah pulang?! Justru aku yg mestinya tanya sejak kapan kamu ada di rumah ku? Perasaan kamu tadi ikut kuliah deh!”. Jin menyambar kopi Ray dan meneguknya sampai habis.
“waduh, habis narik ojek bang? Sampe dehidrasi gitu”. *giggles*.
“kamu nyolong kunci rumah ku ya?”. Tuduh Jin. “ano~, lebih tepatnya menduplikatnya tanpa sepengetahuanmu..”. *tendang*.
“lo ngapain sih pake acara mbolos gak ajak-ajak aku pula?”. Tanya Ray ganti poles Jin.
“daripada gak konsen kuliah, mending aku pulang aja”. jawab Jin meninju lengan Ray.
“pasti masih gara-gara permasalahan yg sama kan? dasar bodoh! Sesulit itukah nglupain dia?”. Ray acak-acak rambut Jin.
“lo tu emang gak pernah tau perasan gue ya?!”. Jewer-jewer kedua pipi Ray sampai molor memerah.
“stop-stop-sto~p! Wajah gue bisa berubah jadi anjing klewer ni”. *elus2 pipinya*.
“Gue tau gimana perasaan lo, tapi jangan pake acara penganiayaan gini dong! Btw lo udah coba semua jurus-jurus yg udah gue turunin ke lo seminggu yg lalu tu belom?”.
“Udah! Mulai dari ketempat mbah dukun, maen bola pe bola satu keranjang cebol semua, minum obat tidur ampe over dosis, nyelem di sumur, liat cewek-cewek seksi di pantai, sampai hampir mati babak belur digebukin orang dah gue jalanin tapi tetep aja wajah San selalu nampang di jidat gue…”.
Ray menyamarkan suara kikik nya dg batuk-batuk kecil.
“kalo gini terus lama-lama aku bisa harakiri ni bro…”. Kata Jin pelan.
“apa?!lo mau kebiri?!!!”. Ray berteriak histeris *dilempar ulek-ulek*.
“ehem! Gue tau lo maksud hara-kiri kan? tapi masa depan mu masih panjang Jin, karier mu menjanjikan! Mahasiswa teladan, idola para cewek di seluruh kampus di Jepang, penyanyi top yg sedang bersinar abad ini dan yg terpenting lo punya temen terbaik kayak gue ini, sayang banget kan kalau ditinggalin begitu aja!”.
“teman terjelek maksud lo?”.
“Terserah lo mau bilang apa pokoknya lo jangan langsung ambil jalan pintas gitu aja bro!”.
“Aku benar-benar bingung, apa ada yg salah saat aku mempertemukan San dg ayah dan ibu? Kenapa dia tiba-tiba langsung mutusin aku tanpa alasan gak jelas gitu…”.
“Maksud lo, lo berniat mau nikahin San gitu?”.
“Aku benar-benar yakin bahwa San adalah cinta sejati ku, karna itu ku pikir tidak ada salahnya kan kalau aku mempertemukannya dg kedua orang tua ku?”.
“apa kamu sudah bilang sebelumnya dg San?”. Tanya Ryuu menyalakan pipa rokonya yg datang entah darimana kemudian mengatupkan kedua tangannya, siap mendengarkan kelanjutan kisah Jin.
“tidak, aku tidak memberitahu San sebelumnya, karna aku ingin buat surprise”.
_TBC_
“Klonteng-klonteng-klonteng-teng-teeeng-teeeeeeng…..”. Ray menggoyang-goyang lonceng besar di depan pintu rumah San.
“sepertinya San tidak ada dirumah”. Kata Jin sambil mengintip dari gorden jendela yg sedikit terbuka.
“Iya, sepi banget ni! kalo gitu kita langsung meluncur ke rumah Yuu aja gimana?”.
“Ok!”.
Saat mereka bersiap pergi tiba-tiba Yuu mendatangi mereka.
“Yuu!”. Seru Jin.
“Jin, akhirnya gue nemuin lo juga..”. Kata Yuu lega.
“yg bener, akhirnya kita nemuin lo juga”. Potong Ray.
“Jadi, sekarang San ada di mana Yuu?”. Tanya Jin panik.
“itu dia, sejak San putus dari mu dia benar-benar memprihatikankan…”.
“apa maksud mu? Bukannya sekarang kaliyan dah jadian ya?”. Tanya Jin bingung.
“Sebenarnya, San meminta ku pura-pura jadi cowok nya biyar kamu gak menghubungi dia lagi, dan akupun setuju karna kupikir dg jalan itu hati San bisa agak tenang dan berhenti minum-minum…”.
“Minum?!”. Seru Jin dan Ray bersamaan.
“cewek imut baik hati dan selugu San, minum?”. Teriak Ray tak percaya.
“ya begitulah, San sering mabuk sekarang dan keadaannya makin hari makin parah, aku sudah tak sanggup lagi untuk menghentikannya, dan kupikir hanya kau yg bisa melakukannya Jin…”.
Pintu café menjeblak terbuka. Seseorang berjalan cepat menuju seorang gadis yg sedang asyik menikmati botol-botol anggurnya.
“Tambah satu botol lagi...”.
“tapi kamu udah mabuk San, berhentilah dan segeralah pulang”.
“Kamu mau semua botol-botol anggur kebanggaanmu itu hancur lagi ya?! Atau mau café mu sepi pengunjung karna tiap hari aku buat keributan disini?! Hah?!!!”.
“eh, ya- satu botol lagi kurasa tidak masalah”. Dg terpaksa bartender mengambil sebotol Vodka lagi untuk San. San bersiap meminumnya ketika tiba-tiba seseorang merebut botol itu dg paksa.
“Yuu! Sudah kubilang aku gak mau pulang!kamu pulang aja sendiri…”.
“San, Lihat aku! apa yg telah kau lakukan hah?!”. Jin berteriak marah.
“Jin? Kau…”. Kata San kaget.
“Mas, chocolate dingin pake es batu yg banyak ya?”. Pesan Jin.
“I,iya mas…”. Jawab bang Bartender kaget.
“Kenapa kau kesini? Siapa yg menyuruhmu?!”. Tanya San Sebal.
“Oh, jadi ini kerjaan mu tiap hari? Minum-minum dan buat kekacauan!”.
“Itu bukan urusan mu!”. San memandang Yuu dg tajam.
“ Heh! Yuu, kenapa kau diam saja? Cepat usir pengganggu ini!”.
Yuu dg santai malah duduk disamping Ray dan meminum whisky nya dg tenang.
“jadi sekarang kau berpihak pada Jin rupanya!”.
“ini bukan masalah siapa berpihak pada siapa, kita semua datang kesini karna ingin menolong mu San..”. kata Jin prihatin.
“Hah! menolong? kau malah makin memperburuk keadaan Jin!”.
“San, apa maksud semua ini? kalau memang semua ini gara-gara kesalahan ku, ceritakanlah pada ku, jangan kau tiba-tiba menghilang begitu saja lalu berubah menjadi seperti ini…,ini bukanlah San yg dulu ku kenal…”.
San tertawa terbahak. “kau masih belum mengerti juga Jin?!”. Menatap Jin dg sengit.
“Ha-ha! Katanya kau mahasiswa teladan, tapi ternyata blo’on juga!.”
“San, kau sudah sangat mabuk, ayo kita pulang…”. Jin menarik lengan San, tapi San mencoba berontak.
“Siapa lo? lo gak berhak ngatur-ngatur gue! Pergi!!!”. *Claps*. San meringis menahan perih tamparan Jin yg mendarat tepat di pipi kanannya. Suasana café langsung sepi senyap, semua pandangan tertuju ke arah mereka.
“San, maafkan aku…, tapi kurasa hanya ini satu-satunya cara agar kau bisa sedikit tenang..”. Jin memalingkan mukanya tak ingin melihat airmata San yg sudah mengenang dikedua bola matanya.
“sekarang kau sudah puas hah?! sudah cukup puas dg membuat hidup ku makin menderita!”. San tak kuat lagi menahan luapan perasaan sakitnya, perlahan airmata mulai mengalir di kedua pipinya.
“Jin, apa kau tau? Setelah aku bertemu dg kedua orang tua mu, aku jadi berfikir dan mulai tak tahan membayangkan kehidupan ku bila aku selalu berada di sisi mu, dengan segala kehidupan mu yg mewah, keluarga mu yg terhormat, dan berhadapan dg fan-fans ganas mu yg setiap hari mengerubungi mu, aku gak mau hanya jadi pesuruh yg selalu taat mengekor kemana pun kau pergi!”.
Jin menggenggam erat tangan San. Ditatapnya wajah San dengan pandangan sayu. “San, aku sangat mencintai mu lebih dari apapun di dunia ini…aku yakin semua kekhawatiran mu itu akan musnah bila kita tetap saling percaya dan mencintai…”. Suasana hening sesaat.
“tapi kalau memang kau tidak bahagia bersama ku, akupun tdk akan memaksa….,kau boleh pergi ,San…”.
San menatap Jin dg perasaan bimbang, airmata makin deras mengalir di pipi nya…, dg cepat San memalingkan mukanya, melepas genggaman erat Jin, berbalik dan berlari keluar café. Jin tampak merana melihat kepergian San, di teguknya es coklat nya sampai habis.
“Apa kau yakin dengan keputusan mu itu?”. sesosok pria berjaket coklat panjang dg topi kotak-kotak yg serasi dg jaketnya berdiri memunggungi San. San sempat kaget dg kemunculannya yg tiba-tiba. Pria itu membalikkan tubuhnya, menatap San dg tajam sambil mengepulkan asap dari pipa rokoknya.
“Ray?”. San makin kaget dg sosok di hadapannya.
“San, aku tau bagaimana perasaanmu saat ini…”. Ray memandang ke langit, pandangannya seakan menerawang dibalik awan yg mengumpal bergerak beriringan dg perlahan.
“aku punya seorang adik perempuan yg sangat kusayangi, tiga bulan yg lalu dia datang pada ku dg wajah berbinar dan mengatakan bahwa dia akan segera menikah. Aku sangat senang mendengarnya, tapi di satu sisi aku merasa tidak rela bila dia pergi meninggalkan ku, aku sempat berpikir… untuk apa sih dia menikah? Kan masih ada aku yg bisa selalu di sisinya dan melindungunya? aku ingin dia tetap bersama ku…, tapi kemudian di sisi lain aku juga sadar bahwa adik ku juga punya kehidupan sendiri yg harus dia lanjutkan, kalau aku menghalanginya sama saja dengan mengubur semua harapan dan masa sepannya. Karna itu hati ku pun menjadi sangat lega saat melihatnya menikah dan kini hidup dg bahagia….”.
San tertunduk berpikir sejenak.
“kau pun juga harus melanjutkan hidup mu San, dalam kehidupan itu pasti ada resikonya, kita harus berani menghadapinya dg berani, apapun akibatnya bila itu baik untuk kehidupan kita selanjutnya kenapa kita tidak berusaha memperjuangkannya?”.
San menatap Ray penuh arti…,
“Jin itu anak yg baik, dia benar-benar serius dg mu, aku yakin bila kaliyan saling mencintai apapun halangan di masa depan pasti akan mudah untuk kaliyan lewati, percayalah”. *wink*.
“tapi sekali lagi, seperti yg tadi sudah dikatakan Jin, aku pun juga tdk mau memaksa mu, kalau kau memang merasa bahagia dg terus membohongi perasaan mu kau boleh pergi, aku hanya ingin mencoba membantu mu San…”.
“Ryu…”. San mengambil nafas dalam-dalam.
Tiba-tiba pintu café tebuka terlihat wajah Jin yg kesakitan, di sampingnya Yuu merangkul Jin membantunya agar bisa tetap berdiri tegak.
“Jin? Kenapa kau?”. Ryu bertanya kaget.
“gak tau ni, habis minum ice coklat tiba-tiba dia jadi kayak tercekik gini”. Jawab Yuu.
Jin mencoba untuk berbicara, tapi kemudian dia mengerang kesakitan, tangan nya yg bebas memegang tenggorokannya yg seakan menusuk tajam di lehernya.
“jangan bicara dulu Jin, sepertinya kamu tersedak sesuatu…”. Kata Yuu.
“oh, cepat bawa Jin ke rumah sakit!”. Seru San panik.
Mereka bersama-sama membantu Jin naik pick up milik Yuu. San menemani Jin di bak belakang. Sementara Ryu dan Yuu duduk di didepan.
“Jin, kau tersedak apa? kenapa bisa sampai seperti ini?”. tanya San panik, memangku tubuh Jin dan menatapnya takut bila sesuatu terjadi padnya. Jin yg tidak bisa bicara berpantomim dg tangannya.
“oh, biyar ku tebak, saat kau minum er.., ice coklat tadi itu ya?”. Jin manggut-manggut.
“ok! jadi saat kamu minum tadi kamu langsung tersedak karna…”. Jin mengatupkan jari tangannya membentuk seperti huruf ‘O’.
“maksud mu.. Es batu?”.
Jin menjentikkan tangannya.
“pasti es batu itu sangat tajam apalagi kau meminumnya dg terburu-buru kan?”. Jin memandang San dg sayu mencoba bicara tapi tak ada suara yg keluar dari mulutnya.
“Jin, aku yakin e situ bisa dikeluarkan! Bertahanlah!”. San menggedor-gedor jendela dinding kursi sopir.
“Ryuu! Cepetan donk nyupirnya!”.
“iya, iya ini juga udah gas penuh”.
“ Harusnya kamu beri ferari Yuu, jgn beli kura-kura ginian”. Ejek Ryu.
“udah untung ya gue pinjemin pick up, lo mau Jin mati menggelepar di jalanan?”. Jawab Yuu asal.
“Oi! Jangan ribut sendiri! Cepat nyopirnya!”. Seru San kesal.
San tidak tega melihat Jin yg kesakitan.
“Jin, jangan memandang ku seperti itu, ini tidak akan lama lagi, rumah sakit sudah dekat, aku sangat mencintai mu Jin, karna itu ku mohon bertahanlah…”. San memandang Jin dg mata berkaca-kaca.
Tiba-tiba Jin tersedak seperti ingin muntah.
“Oh, tunggu! Sini biyar kubantu…”. San menepuk-nepuk dada Jin yg langsung terbatuk dan sesuatu tiba-tiba meluncur keluar dari mulutnya.
“oh, jadi cincin berlian ini yg tadi membuatmu tercekik?”. San memungut cincin yg tadi menggelinding keluar dari mulut Jin.
“apa kau menyukai cincin itu San?”. Tanya Jin tiba-tiba.
“eh?”. San kaget mendengarnya.
“maksudmu, cincin ini untuk ku?”. San memandang Jin tidak percaya.
“ya, jadi…maukah kau menikah dengan ku?”.
San menatap Jin dg berbinar, tersenyum bahagia dan dg yakin menganggukkan kepalanya.
“Trimaksih ya Tuhan!!!”. Jin memeluk erat San.
“Fyuh! syukur, semua berakhir menyenangkan”. Ryuu bersiul senang.
“oi-oi! Jangan berbuat macam-macam di pick up gue ye?!”. Teriak Yuu.
Jin dan San tertawa terbahak. Mereka saling pandang bahagia.
_FINISH_
PETA!!!
Rabu, 02 Desember 2009
Ameba pigg q
Meja Gazet XD
Fanfic Vidoll. BLUE STAR
Author : Reiru
Fandom : Jrock Vidoll
Pairings : Jui x Shun
Genre : Humor ,Romance
Chapter : One shoot ja deh! Aku dah gak sanggup menahan amukan massa X3
Rating : siapa aja yg nemuin penpik ini baik di sengaja maupun yg tidak disengaja.
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.
Note Akhirnya kelar juga maksud hati ku untuk membuat penpik ini setelah sempat tertunda beberapa minggu karna tugas kul. Yg tak kunjung berhenti. Penpik ini terbit karna penulis lagi nostalgia dengan lagu-lagu jadul Vidoll, dan kali ini sasaran jatuh pada ‘Blue Star’. XDDD
Thx buat yg udah baca dan jangan lupa kasih comment ya?
###
“Jueee~k! mau kemane lu! Ayo bayar uang kos!”. Teriak Pakdhe Giru saat baru keluar dari kamar mandi, dia masih memakai handuk putih yg membalut bagian bawah tubuhnya itu saat mencoba mengejar Jui yg buru-buru menuruni anak tangga. “Tar pakde, kalo udah gajian, saya mau pergi dulu, dadah!”. Jui langsung ngacir dengan sepatu rodanya. “Sontoloyo! Lo udah nunggak tiga bulan ni! awas kalo sampe bulan depan kagak bayar juga, gue kasih lo ke Densus 88!”. Teriak Pakdhe Giru melambai-lambaikan penyedot WC nya sambil mencak-mencak marah karna tak berhasil mengejar Jui yg berhasil lolos. Dan tanpa disadarinya segerombolan siswi SMU lewat di depan rumahnya terkikik-kikik geli melihatnya. “suit-suit! Sexy banget bang”. Goda para siswi. “Astaganaga! Gue cuma pake jaket kulit gini?”. Buru-buru dia masuk kembali ke rumah diiringi tawa para siswi SMU.
*sigh*, “haduh, aman deh gue…”. Jui meluncur cepat dg sepatu roda black silvernya, Jaket hitamnya melambai-lambai oleh terpaan angin, dg kaos putih funky, topi coklat ala Letto, Kacamata riben besar berwarna hitam, kalung rantai bandul D&G tersandang dileher, headset ditelinga, tas slempangan berayun-ayun dibahunya dan cincin akek rugby yg menghiasi jari tengah tangan kirinya, membuatnya tampak full gaya anak muda masa kini. Jui menengok arloji ditangan kirinya. “akhirnya tanggal 20 juga! Gue udah gak sabar nunggu jam5 sore nanti, Tapi duit lagi amblas gini, uang kos dah nunggak tiga bulan…”. Merogoh kantong celananya yg hanya berisi beberapa uang receh. “bah, makan apa gue tar? Malu-maluin banget nih! Udah lama kita gak ketemu masak tar pas ketemuan gue musti utang dulu? Bisa-bisa tar dia ngambek trus ninggalin gue lagi! haduuuh…”.
Hati Jui sedang kusut pagi ini, sibuk memikirkan masalah keuangan dan rencananya bertemu dg seseorang sore nanti. Tubuhnya meliuk-liuk diantara keramaian orang dan kendaraan yg lalu-lalang di jalanan Shibuya yg tak pernah terlihat sepi. “Hei!!!”. Teriak seorang cewek marah saat Jui meluncur cepat disampingnya menghasilkan angin sepoi-sepoi yg mengakibatkan rok cewek itu menyibak sedikit terbuka. Jui berputar cepat melihat reaksi gadis itu, tersenyum jahil. “Sorry bebeh!”. Kembali meluncur santai, tubuhnya yg kurus itu meliuk lincah ke tikungan dan sampailah dia di sebuah Toko Pizza Vidoll.
“Telat lima menit!”. Pemilik Toko Pizza Vidoll melambai-lambaikan jam pasir keramatnya di depan wajah Jui. “maap bos! Ada sedikit kasus di jalan”. Jawab Jui murung. “Ywdah cepet ganti kostum trus antar ni pesanan pizza”. Tero menepuk tujuh tumpukan kardus pizza yg siap diangkut. “Oke…”. Jui menaruh tas, topi dan kacamata riben nya ke locker dan berganti dg seragam Pizza Vidoll nya. Tero memperhatikan Jui yg terlihat tidak semangat kerja. “Jangan sampe telat ya? Ni pizza mau buat acara meeting pak gubernur pelanggan setia kita, kalo lo berhasil mengantarnya tepat waktu besok gue kasih bonus deh!”. Tero memberikan secarik kertas berisi alamat yg harus Jui tuju. “Beneran bos?!”. Seru Jui senang. “iya, makanya buruan anter sana, sebelum gue berubah pikiran ni”. “Ok!Rebes Bos!!”. Tero memandang kepergian Jui sambil tersenyum. “kasihan tu anak, selalu hidup pas-pasan, dan hari ini kayaknya spesial banget buat dia…”. Memandang kalender kecil di pintu locker Jui, terlihat angka 20 bulan ini dilingkari dg spidol warna merah.
Jui kembali meluncur cepat dg sepatu roda nya. Berlenggak-lenggok bak penari balet membuat kaget orang-orang yg dilaluinya dan beberapa pengendara jalan mengerem mendadak saat Jui lewat begitu saja menyeberang jalan. “Hoi! Hati-hati donk!!”. “Maap om!”. Jui mlirik arlojinya. “Yap! Masih seperempat jam lagi, tujuan dah dekat, gue gak bakalan telat!”. Tiba-tiba Jui mengerem langkahnya mendadak saat melewati sebuah toko bunga dipinggir jalan. “Mari mas, mau beli bunga yg mana?”. Gadis berpakaian Lolita penjaga toko bunga itu tersenyum manis pada Jui. “Oh iya mbak…”. Wajah gadis itu langsung merona merah saat Jui balas tersenyum padanya.
“Mas, sering banget nganter pizza ke kantor pak gubernur…”. “iya, beliau itu langganan TOP kami. Wah! Ternyata mbak ini merhatiin saya juga, btw. Kalo boleh tau nama mbak siapa?”. Gadis itu langsung salah tingkah saat Jui tiba-tiba menanyakan namanya. “Rame,oh! Iya, panggil saja saya Rame tan”. Jawabnya kemudian. “Saya Jui, cowok paling ganteng sekomplek sini”. Wajah Rame makin merah saat Jui kembali memberi senyum termanis padanya. Sebenarnya sudah lama Rame menyukai Jui, tepatnya saat Jui pertama kali lewat di depan toko bunganya untuk mengantar pesanan Pizza ke kantor pak Gubernur, tapi baru kali ini Jui akhirnya nyamperin juga toko bunga nya.
Kemudian mata Jui langsung tertuju pada sekuntum bunga berwarna biru, yg tadi sempat membuatnya berhenti sejenak dan mampir ke toko bunga Rame. “Kayaknya gue baru liat bunga ini, it’s so beautiful…”. Jui mengambil bunga itu, perasaannya yg sedang suntuk nan galau langsung damai dan bahagia saat melihat bunga itu, rasanya dia tertarik kesebuah taman bunga yg luas dipenuhi dg bunga biru itu Jui merentangkan kedua tangannya, menutup matanya mencoba merasakan angin sepoi-sepoi yg menyibakkan rambutnnya dan menyapu mukanya dg lembut, benar-benar suasana yg sangat nyaman…
”mas Jui suka sama bunga itu?”. Pertanyaan Rame langsung membuyarkan lamunannya dipadang bunga biru. “eh, iya! Ni bunga apa sih?”. Tanya Jui. “oh, itu adalah Blue Star, Blue Star memang bunga yg baru kami sediakan di toko hari ini”. Jelas Rame. “ah! Pas banget ni! Rame tan, pinjem bunga nya bentar ya?”. Jui memotret bunga itu dg HP nya dan mengirimnya pada seseorang yg diberinya nama ‘Ai’ di phonebook HP nya.
Beberapa saat kemudian datanglah pesan balasannya:
n.., bunga yang indah, aku sangat menyukainya♥
‘Kyaaaa!’. Jui bersorak dalam hati. “ni harganya berapa Rametan?”. “5000 yen”. “apa?! 5000 yen?!!”. Hati Jui langsung retak terbelah menjadi dua lalu berjatuhan dan menghilang tertiup angin, impiannya akan padang Blue Star langsung berubah menjadi gurun pasir yg tandus . “Mahal ame~t, apa gak da korting? Diskon sebagai perkenalan gitu…”. Bujuk Jui. “maaf mas, tapi ini udah harga pas, stok Blue Star tdk selalu tersedia tiap hari, soalnya bunga impor dan banyak pelanggan yg mencarinya, karna itu harganya mahal”. Tubuh Jui lemas lunglai tak berdaya. “yaaa~h, gimana dong…”.
“kalo mas Jui belum bawa uang sekarang, saya bisa simpan Blue Star untuk mas Jui sampai mas Jui punya uang…”. Kata Rame yg tak tega melihat wajah Jui yg merana. “Tapi kapan gue punya uang sebanyak itu…, belum sempet ngumpul uangnya pasti udah di embat ma pakdhe Giru buat bayar kos…”. Tiba-tiba Jui teringat dg bonus yg akan diberikan Bos Tero padanya. “Oiya! Bonus Bos Tero! Wah, cucok banget tu!”. Jui lompat-lompat kegirangan. “Rametan, simpenin satu Blue Star buat aku ya? Besok gue ambil, Ok!”. “Beres mas!”. Rame tersenyum manis. “tapi, kalo saya boleh tau, ini Blue Star mau buat siapa sih mas? Buat bos Tero biyar gajinya di naikin ya mas?”. Tanya Rame iseng. “
“ya enggak la yaw! Si bos mang baik ma gue, tapi saat ini gue belum da rencana buat kasih oleh-oleh ma dia, tar aja kalo dia dah bener-bener naikin gaji n pangkat gue”. *lol*. “trus buat siapa mas?”. “buat yayang ku yg manis dan selalu ku nanti yg tar sore mau pulang setelah sekian lama dia sekolah ke luar negri!”. Jui jadi senyum-senyum sendiri gak jelas. Hati Rame langsung hancur berkeping-keping, wajahnya terlihat merana sekali. “oiya, gue musti kasih tau Honey dulu nih!”. Jui kembali mengirim pesan singkat pada ‘Ai’.
Abang senang karna ternyata kamu juga suka sama Blue Star, tapi abang lagi gak bawa duit ni, besok aja ya abang bawaan buat kamu.
Beberapa saat kemudian pesan jawaban pun tiba:
Iya, gak pa-pa kok! ^__^
“Nyaaa~, yayang ku emang pengertian, tau aja keadaan krisis suaminya ini”. Jui nari-nari balet didepan mata Rame yg terpuruk berdiri mematung memandangnya penuh dg hawa memangsa dan kekecewaan yg mendalam. “Rametan, lo kenapa? kok wajah lo jadi putih pucat kayak vampire gitu?”. Tanya Jui dg wajah tak bersalah. “Eh, enggak kok! Rame cuma gak enak badan aja…”. “oh, kalo gitu istirahat ja dulu, mintalah cuti beberapa hari sampai kau kembali sehat”. “ya, trimakasih atas sarannya”. Rame meremas-remas celemeknya dg kuat. Jui memandang arlojinya. “waduh! Gawat! Gue bisa telat nganter pizza ni! Rametan, gue pergi dulu ya? Jangan lupa Blue Star nya besok gue ambil! Thaks ya? Bye-bye!!!”.
DI SORE HARI YANG CERAH…..
Hisashiburi ni futari sunao ni naretane
Nan daka ureshiku te chopiri setsunakute
Hora saigo na no ni yasashiku suru kara
Kakko yoku kimetai no ni
Namida afureta……
Jui berdendang riang dengan Shun bersandar mesra di punggung nya. Diiringi suara Jui nan merdu mereka pun saling melepas rindu sambil menari-nari ala India di bukit kecil dengan lapangan hijau terbentang luas, bunga berwarna warni dan beberapa ekor kelinci yg menyembul dari lubang nya untuk menyaksikan dua insan yg sedang mengadu kasih.
“My Habibie, kamu kok nganggep aku mantan sih! aku pergi kan buat nerusin kuliah bukan berarti mutusin kamu, lagunya gak cocok tu!”. Shun cemberut.
“Tapi kan depan2nya cocok, kita dah lama gak ketemu, ya to? Selebihnya ya anggap sebagai pelengkap aja, lagunya dah dipublikasikan dan terjual ke seluruh dunia ni, masak mau ditarik lagi…”. *ditonjok Shun*.
“ Intinya aku kan tetap mencintai mu dan kan selalu menunggu janda mu, eh! lulus mu”. *uwel2 pipi Shun*.
Shun tertawa manis. “Jui, maaf ya sudah membuat mu menunggu terlalu lama, aku benar-benar bangga pada mu…,aku tresno marang slira mu…”.(Red: I ♥ U) *blushing*.
Jui makin mendekati Shun, memeluknya dan mengusap pipiya dengan lembut bersiap mencium bibir Shun yg merona merah…
“Ups! Sepertinya kamu melupakan sesuatu honey..”. Shun buru-buru menghindar.
“Eh?”. kata Jui berpikir sejenak.
“Oiya, aku lupa! Bentar ya”. Jui berjalan ke balik semak-semak tidak jauh dari tempat mereka dan kembali dengan membawa seikat Blue Star.
“ku persembahkan Blue Star special ini untuk mu bebeh”. Jui duduk bertumpu diatas kedua lututnya menengadah memandang Shun penuh cinta.
“oh, its so beautiful flowers”. Shun mengambil Blue Star yg diberikan Jui dan menarik Jui bangkit.
I’m happy to meet u
You’re my destiny
So I will sing this song for u
Yeah- let’s go get Blue Star…
If I could stay with u forever,
There is nothing else I want
Close ur eyes…Can I kiss u?
Jui membelainya lembut dan Shun pun menutup kedua matanya…
*cekiiiiiiiiit!*.
“Aww!”. Shun berseru kaget.
“Apa yg kau lakukan honey?”.
“a-aku belum ngapa-ngapain kok! Bibir mu kenapa bebeh?”. Tanya Jui panic
“Hwaaaa~ sakiiit!”. Mata Shun yg indah berkaca-kaca
“Ngggg…,ngueng-nguenggg, nnggggg……”
Dan tiba-tiba dari dalam Blue Star keluarlah seekor lebah, mencibir ke arah Shun dan Jui. Lalu terbang terkikik-kikik kealam bebas.
“Kyaaa! Bibir ku!!!”. Shun terpekik kaget memandang bibirnya yg monyong di cermin kecilnya.
“mati tujuh kali gue!”. Jui menjotos jidatnya
“Dasar tawon geblek! Bebeh, kamu gak papa kan? sini biyar aku obatin…”.
“gak usah, aku mau pulang aja”. Shun lansung pergi meninggalkan Jui.
“Adinda ku tercinta, kanda sama sekali gak tau kalau didalam Blue Star ada lebahnya, maafkan kanda bebeh…”. Berlari mengejar Shun dan berusaha membujuknya kembali. Tapi Shun terus mempercepat langkahnya tak menghiraukan Jui.
……………………………………………………………………………………………
Sementara itu dibalik pohon cemara yg rindang Rame tan glundungan terkikik geli memandang kencan Jui yg dengan sukses digagalkannya.
“ha-ha! Rasakan senjata ampuh Rame tan!hi-hi-hi….”. *tertawa ala mak lampir *
FINISH
Jumat, 27 November 2009
Rabu, 28 Oktober 2009
To My Lovely Husband
Sabtu, 17 Oktober 2009
Fanfic. DespairsRay : Beautiful Nightmare
Fanfic. DespairsRay : Beautiful Nightmare
Title : Beautiful Nightmare
Author : Reiru
Fandom : Jrock DespairsRay
Pairings : Hizumi x Karyu, Tsukasa x Zero
Genre : Mistery, Humor, Romance,dll XD
Rating : Siapa aja yg nemuin ff ini^__^
###
Sinar matahari yg terik nan membakar kulit tak menyurutkan niat dan semangat puluhan
pemain softball yg berbaris rapi di tengah lapangan. Hizumi ikut serta dalam barisan itu, begitu khikmat menyimak perkataan sang pelatih yg sedang memberikan instruksi dan petuah-petuahnya. Kemudian semua siswa digiring masuk ke sebuah kelas untuk belajar mengenai strategi, teknik tak-tik dan cara-cara jitu untuk mengalahkan lawan. Dilanjutkan dg praktek latihan langsung di lapangan. Hizumi mengikuti setiap latihan dg begitu semangat membara. Dg cepat keahlian memukulnya terasah dg baik dan benar
Dan akhirnya Pertandingan latihan pertamanyapun berlangsung mulus dg kemenangan yg memuaskan, Hizumi semakin yakin bahwa dia memang benar-benar berbakat menjadi pemain softball yg handal dan profesional. Sang pelatih menepuk punggungnya bangga dan dia berjanji akan mengikut sertakan Hizumi untuk ikut dalam kejuaran nasional Jepang. Hizumi berlonjak kegirangan dan…
Hizumi terbangun kaget mendapati HP nya yg berdering kencang disamping nya.
“Hmm, sapa ni?…”.*masih merem*
“Oi! Hizumi! Hari ini jangan lupa kita da latian lho!”.
“hah? dasar Tsukasa! ganggu mimpi gue aja lo!”.
“Hyahahaaa~ mimpi ngompol ya?”. Zero ikut menimpali.
“mimpi lo tenggelam di selokan”.
Hizumi mematikan HP nya, dia tau kalo udah mulai ngobrol ma Zero tar gak bakalan da finish nya. Hizumi bangkit, memandang bola kristal di meja samping tempat tidurnya. Meraih bola kristal bening dan tembus pandang itu. wajahnya yg kusut terpantul jelas disana,,,
“bola kristal dari simbah pemulung kemarin benar-benar hebat! Dia bisa mewujudkan keinginanku walaupun itu hanya ada dalam dunia mimpi…”. *smile *
“kaliyan kok udah pada capek sih! ayo kita main sekali lagi!”. “Hari ni lo semangat banget Hizu, baru dapet lotre ya?”. Karyu menyikut lengannya. ”Iya, semangat mu berapi-api kayak konser dihadapan jutaan penonton”. Zero ikut menimpali. “Terlalu bersemangat malah, kita dah latian seharian Hizu, dah mulai malem ni, TBC ya? Kita lanjutin lagi besok”. Tsukasa merebahkan tubuhnya di sofa.
“kalo gitu aku langsung pulang yak?”.
All: *mlongo kaget, trus angguk-angguk kepala*
“Buru-buru amat Hizumi? gak biasanya dia kayak gitu”. Kata Karyu bisik2. “iya, biasanya kan ngegosip dulu ma kita, trus mulai usul permainan2 aneh bin gak jelas gitu”. Zero ikut bisik-bisik. “dan yg paling aneh, hari ini dia kayaknya sama sekali gak punya rasa capek, Dopping kali ya?”. Tsukasa ikut nimbrung.
“awas aja ya kalo besok pagi da gossip-gossip aneh gue dari kaliyan semua di headline koran-koran ibukota”. Hizumi cepat berkemas dan tdk peduli dg permainan bisik-bisik tetangga teman-temanya.
“Hizumi kok gak datang-datang ya? Kita dah nunggu satu jam ni”. Tsukasa memukul-mukul drum nya asal. “HP nya juga gak aktif lagi”. Karyu pejet-pejet Hp nya. “masih tidur kali! kita susul ke apartemennya aja nyok!”. Zero tersenyum jahil. Akhirnya mereka bertiga pergi ke apartemen Hizumi. Saat Karyu menggetuk pintu sepi tak ada sahutan.
“dia pergi apa ya?”.
“tapi tadi kata recepsionis Hizu ada dikamarnya kan?”. tanya Karyu mulai panic.
Karyu dan Zero ikut gedor-gedor dan berseru memanggil Hizumi, tapi tetap saja pintu itu tertutup rapat.
“gue mulai mencium bau-bau gawat ni!”.
“mana Tsukasa? Gak da bau pesing tu?” Zero mengendus-endus pintu layaknya kelinci.
“emang kita pada ngompol!”. Tsukasa poles kepala Zero.
“tidak biasanya Hizumi seperti ini..”. Karyu berkata pelan.
“ah! Kita intip ja lewat ventilasi pintu! Karyu, lo jadi tangga, biyar gue yg intip keadaan didalam”. Usul Zero.
“pelan-pelan oi! Lo jambak rambut gue tau!”. Karyu meringis kesakitan.
“gimana keliatan gak?”. Tanya Tsukasa penasaran.
“Wow!!!”. Zero berseru takjub.
“apa-an? Hizu bawa Cew ya? Biyar gue cekik tu cew! Berani-berani nya dia tidur ma suami gue!!”. Karyu menyingsingkan kedua lengan bajunya.
“woi-woi! Jangan gerak-gerak gue tar jatuh ni!”.
“ya ampun ribet amat sih! Mang Ero! Kalo ngomong jangan asal ya!”.
“gue belum selese ngomong choy!”. Zero berteriak galak
Karyu&Tsukasa: “TRUSSS?!”.
Wajah Zero berubah serius. “Hi-hizumi…”.
“Satu,dua,tiga!”. GUBRAAK!. “Mereka bersama-sama mendobrak pintu kamar Hizumi.
“Hizumi!!!”. Karyu langsung berlari mendekati Hizumi yg tengkurap dikarpet bawah tempat tidurnya. Zero&Tsukasa langsung membantu Karyu membalikkan badan Hizumi.
“Hi,hizumi! Bangunlah!”. Karyu menepuk-nepuk pipi Hizumi dan menggoyang-goyangkan badannya, tapi Hizumi tetap memejamkan mata tak bergerak sedikitpun. “jangan-jangan Hizumi sudah…”. Zero berbisik pelan.
“ku hajar kau kalau berani mengatakannnya!”. Karyu tak kuasa menahan air matanya yg perlahan jatuh ke pipinya.
“Hizumi masih hidup…”.Tsukasa mencari denyut nadi di tangan Hizumi.
“Be-benarkah?”. Wajah Karyu agak sedikit lega. “Ya, napasnya juga masih ada…”. Tsukasa mengetes dg jari telunjuk yg dihadapkannya didepan hidung Hizumi.
“Tapi kenapa dia diam saja?”Zero toel-toel pipi Hizumi.
“Oi! Hizumi! Kau hanya pura-pura tidur kan? ayo bangunlah!”. Karyu sekali lagi menggoyang-goyang tubuh Hizumi. Zero dan Tsukasa ikut menggoyang-goyang, menggulung-gulung dan menggelundungkan tubuh Hizumi keliling ruangan.
Karyu: “HIZUMI!!!BANGUN-BANGUN!!!!SAHOOOOR!!!!!!!”. Teriak-teriak pake toa.
Zero:”Suit-suiiit! Ada Ayumi Hamazaki naked!”.
Tsukasa:Pukul-pukul tubuh Hizumi pake stick drum. “kayaknya gue jadi dapet inspirasi lagu ni…”.
Karyu Nyanyi-nyanyi gak jelas dg toa nya tepat di telinga Hizumi diiringi tabuhan peralatan dapur oleh Tsukasa. Tak berhasil juga, tiga anak manusia yg lagi kumat itu mengumpulkan seluruh sampah yg beranekaragam bentuk dan wujudnya yg baunya gak karuan menusuk mata dan hidung ke seantero dunia, hingga membentuk gunung kecil di samping Hizumi yg masih tertidur. Tapi Hizumi tetap tak bergerak, yg terjadi Karyu dkk lah yg pingsan sendiri. Zero memainkan rambut Hizu sambil cekikikan cz liat Karyu yg berjoget Geje. Tsukasa berkreasi dg baju dan celana Hizumi. Hari beranjak sore, mereka bertiga makin menggila dan tdk waras memperlakukan Hizumi. Tsukasa nongrongin pantat lebah di pipi Hizumi.
Karyu tanpa kompromi langsung cipok bibir Hizumi. “heh? Ngapain lo!”. Tsukasa spontan berteriak “Ku kira Hizumi kena syndrome kayak cerita slleping beauty, sang putri yg langsung terbangun saat dicium oleh pangeran…tapi kayaknya kissu nya kurang dalem deh! Cz Hizumi belum bangun juga…” Karyu melanjutkan aksinya dg adegan Gather Roses. “woi-woi!!! Gak ada adegan yaoi disini ya!”. Tsukasa Geret Karyu dari atas tubuh Hizumi. ”Hizumi bener-bener keterlaluan! Dia bahkan mengacuhkan ku?!”. Karyu terduduk lesu. Dan tiba-tiba Zero kagetin Hizu pake penyengat listrik hingga rambutnyanya sukses berdiri tegak, gosong mengepulkan asap dg aroma dendeng yg lezat.
Tsukasa: “kayaknya enak ni…”. Perut Tsukasa langsung berbunyi.
Karyu: “Yosh! Style rambut yg Ok!”.
Zero:”he,he,he,,,”. Menyeringai lucu.
Tsukasa,Karyu&Zero:bersama-sama mengguyur Hizumi dg se ember air
Tapi semua usaha dan kerja keras mereka tak ada hasilnya, Hizumi tetap terdiam tak bergeming sedikitpun, terlihat tidur dg nyenyak dan damai.
Akhrinya mereka bertiga ndeprok ngos-ngosan kecapekan. “haduh, gue gak tau lagi gimana caranya biyar Hizumi bangun”. Karyu mengelap keringat dileher dg bajunya. “
“Ini bener-bener aneh, kita bawa ke dokter aja kali ya?”. Usul Tsukasa. “Hizu kena santet kali!”. Zero melempar stick drum Tsukasa ke kepala Hizumi tapi ternyata meleset mengenai bola kristal dimeja samping tempat tidur.
“eh! bola apa-an tu?”. Karyu mengambil bola kristal bening itu. “aku kok baru liat bola ini di kamar Hizu ya?”. “kayak bola kristal peramal, ternyata diam-diam Hizu part time jadi peramal”. Zero mengamati bola itu lekat-lekat. “wah, aku jadi pengen diramal ni…”. Karyu senyum-senyum sendiri dan tiba-tiba di dalam bola kristal itu muncul asap putih kecil yg mengepul. “Hah! apaan tu!”. Zero terperanjat kaget. “aku jadi curiga, jangan-jangan sikap aneh Hizumi ini ada hubungannya dg bola ini”. Tsuka berpikir keras. “Aku pengen tau kisah cinta…”. “Karyu! Jangan sembarangan bicara dg bola kristal itu!”. Tsukasa berteriak memperingatkan Karyu. Asap putih dari dalam bola kristal yg mengepul perlahan mulai lenyap.
Zero dan Karyu mengerubungi Tsukasa yg searching dg laptop Hizumi. “Ketemu! Ini dia bola kristal mimpi penyihir Jenggot Merlin!”. Tsukasa berseru saat menemukan sebuah artickle ttg bola kristal itu di internet. “Iya, ini bola kristal yg sama dg punya Hizumi!”. Zero memandang ganbar dalam artikel itu. “Pada jaman dahulu kala bola kristal ini berfungsi untuk menterjemahkan mimpi sang raja dan para pejabat tinggi istana lainnya. Tinggal mengatakan mimpi yg mereka alami maka bola kristal itu akan menunjukkan kebenaran dan arti mimpi itu…”. Karyu membacakan artikel itu pada teman-temannya.
Tapi suatu hari bola kristal itu ditemukan oleh putra mahkota kecil yg memang tertarik dg bola kristal itu, dia dan teman-temannya pun mulai bermain dg bola kristal itu. bercerita dan mengatakan karangan-karangan mimpi mereka yg sebenarnya tdk pernah mereka impikan. Mereka hanya iseng meminta terjemahan mimpi karangan mereka, dan akhirnya jiwa putra mahkota dan ketiga temannya malah tersedot dalam dunia mimpi dan tdk bisa kembali ke dalam dunia nyata, intinya tu bola kristal jadi error…”.
“ini benar-benar mengerikan…”. Zero bergidik ngeri. “hei! masih ada tambahan ketengan di bawahnya kan?!”. seru Tsukasa. “saat menemukan putra mahkota dan teman-temannya, si penyihir Jengkot tua Merlin sangat menyesal atas kejadian itu, sebenarnya bila roh yg ada dalam dunia mimpi itu masih bisa menguasai dirinya untuk tdk ikut terlalu larut dalam mimpimya kurang dari 24 jam,maka roh itu masih bisa kembali, tapi sayang roh putra mahkota dan teman-temannya itu sudah masuk cukup dalam didalam mimpi mereka dan mereka sudah lebih 24 jam dmasuk ke dunia mimpi sehingga mereka tdk bisa diselamatkan lagi…”
“Hei! kurasa kita masih bisa menyelamatkan Hizumi!”. Karyu bersorak senang. “tapi gimana caranya?”. Tanya Zero. Tsukasa melihat artikel berikutnya. “Ada! Caranya harus ada orang yg juga masuk ke dalam dunia mimpi untuk menyelamatkan roh yg tersedot kedunia mimpi itu dan menyadarkannya. tapi orang tersebut harus bisa menguasai dan menahan keinginan mimpinya sendiri. Karna bila sudah tertarik untuk membuat impiannya sendiri, maka dia pun juga akan tersedot ke dunia mimpi itu”.
“Ok! kalo gitu aku yg akan mencobanya”. Karyu berkata tegas. “tinggal bilang keinginan kita dihadapan bola itu saja kan?”. Tsukasa dan Zero mengangguk. “Kau tak apa-apakan Karyu?”. Tanya Tsukasa khawatir. “ya, aku sudah berniat untuk menyelamatkan Hizu, dan tak mungkin akan tergoda dg impianku sendiri, karna impianku hanya satu yaitu ingin selalu berada di sisi Hizumi!”. “Ganbatte! Kau pasti berhasil Karyu!! Kami akan mendoakanmu!!!”. Seru Zero. “semoga saja Hizumi masih belum terlalu jauh larut dalam dunia mimpinya, hati-hati ya Karyu…”. Tsukasa harap-harap cemas. Karyu mengangguk mantab, dipejamkannya matanya. “Aku ingin bertemu Hizumi dan melihat seperti apa masa depan kita berdua”. Asap putih mengepul dari dalam bola kristal, Karyu tersenyum sebentar lalu badannya lemas jatuh tertidur nyenyak disamping Hizumi.
Tiba-tiba Karyu sudah berada di bangku penonton lapangan Kousen menyaksikan pertandingan softball yg sangat seru! Dan di tengah lapangan Karyu melihat Hizumi bersiap untuk memukul.”HIZUMIIIII!”. Karyu langsung berteriak memanggilnya. Namun suara Karyu teredam oleh bunyi gemuruh teriakan-teriakan penonton yg lain. Terdengar suara komentator yg menggelegar. “ya! Kali ini giliran pemukul andalan tim Red Dragon Tokyo, berhasilkah pemukul yg sudah menjadi momok bagi tim lawan ini membawa timnya untuk menjuarai pertandingan softball tingkat nasional ini?!”.
“Hizumi…”. Karyu mencengkeram kedua pipinya khawatir saat pukulan pertama Hizumi meleset. “haha! Meleset saudara-saudara! Pelempar tim Batman ini memang sudah dikenal akan kelihaiannya, membunuh lawan-lawannya dg lemparan jitunya yg sulit untuk pukul”.
“TIDAAAK!!!”. Karyu berteriak histeris bersama pendukung Red Dragon, saat pukulan kedua Hizumi pun juga meleset. “HIZUMI! KAU PASTI BISA!!BERUSAHALAH!!!!”.Karyu berteriak sekuat tenaga. Dan kali ini Hizumi mendengar teriakannya dia menoleh ke bangku penonton melihat Karyu dg wajahnya yg pucat. “Karyu? Dia menontonku??”. Semangat Hizumi kembali tumbuh dia berkonsentrasi penuh dg pukulan terakhirnya, dan dg penuh keyakinan serta kekuatan penuh Hizumi melakukan pukulannya. “Apa yg terjadi saudara-saudara! Hizumi berhasil melakukan pukulan terakhirnya dg sangat uar biasa! Bola melambung tinngi dan….HOME RUN!!!! Semua pemain kembali ke home base! Tim Red Dragon memenangkan pertandingan!!!!!!”. Sorak sorai pendukung Red Dragon langsung menggemparkan stadion.
Sekelebat bayangan hitam mengawasi pertandingan itu dg muka masam, makhluk mirip peri rumah dalam cerita Harry Potter itu tdk terlihat begitu jelas. Dia mengawasi dari menara stadion yg sengaja dimatikan penerangannya, sehingga tubuhnya hanya terlihat samara-samar terkena cahaya stadion yg redup. “Huh! Kelihatannya ada satu cecurut yg mau melepaskan salah satu tawanan ku nih!”. telinganya yg lebar seperti kelinci itu berdiri menegang. “awas kau, tak kan ku biarkan ada tawananku yg lolos”. *smirks*
“Hizumi, kita pulang yuk? Kan kamu dah memenagkan kejuaran nasional”. Bujuk Karyu di ruang ganti. “Pulang?”. “iya, apa kamu gak tau kalo kita ini ada didunia mimpi Hizu..”. “Hizumi, pertahankan semangatmu, sebentar lagi kita akan ikut kompetisi softball Internasional dan jadikan Jepang sebagai pemenangnya!”. Kata pak pelatih. “siap pak!”. Hizumi memberi hormat bahagia. “apa? kamu masih mau lanjut lagi?”. “tentu saja! Aku sudah sampai sejauh ini, sayangkan kalo menyerah gitu aja”. bela Hizumi. “tapi inikan hanya di dunia mimpi, dunia mu yg nyata lebih indah Hizu, bukankah kau sudah bergabung dg DespairsRay, sebuah band yg namanya kini mulai dikenal diberbagai belahan dunia, tawaran manggung dimana-mana, kau punya banyak fans yg memuja dan mencintai mu jg DespairsRay, bahkan royaltimu pun kini juga makin melimpah heh?”. “tapi aku ingin mencari impianku yg lain Karyu, impian yg tak mungkin bisa ku wujudkan di dunia nyata, karna tak mungkin menjalani dua profesi sekaligus dg waktu yg bersamaan kan?”. Hizumi tersenyum Lucu
“tapi buktinya kau lebih mendalami musik dan focus mantab ke DespairsRay, itu artinya kau lebih merasa enjoy dan yakin meniti karier di dunia musik bukan olahraga…”. “alaaah, kamu gak usah muna deh! Saat kamu mulai bosan dg aktivitasmu skrg ini, pasti kadang terbersit keinginan untuk mencoba impianmu yg lain kan? di sini mudah sekali kita mewujudkan mimpi cuma beberapa waktu aja aku sudah memenangkan juara nasional, dan sebentar lagi aku akan jadi pahlawan Jepang!”. “tapi kalau kita terlalu larut dalam mimpi ini dan pergi ke dunia mimpi lebih dari 24 jam kita tdk bisa kembali ke dunia nyata Hizu…”. “tenang aja, cuma bentar kok! Paling 1-2 jam-an aja, Kalo dah menang tingkat internasinal kita baru pulang, sementara kau menuggu ku, wujudkan jg mimpi mu”. Tiba-tiba saja di sepan Karyu telah berdiri sebuah restoran Ramen yg megah dan indah. “Resto ramen ku…”. Kata Karyu tak percaya.
Dark devil:”hi-hi-hi…,ayo ikutlah bermain dg dengan ku”. *giggles*
“kata resepsionis apartement, Hizumi kemarin pulang sekitar jam 7 dan kemudian jam 8 malam dia bilang kalo ada tamu yg mencari nanti bilang aja suruh datang lagi besok karna dia capek dan pengen tidur cepat”. Jelas Zero. “kalo gitu waktu kita kira-kira cuma sampe jam 8 malam”. Tsukasa melihat arlojinya yg menunjuk pukul 19.10. “hei,hei,hei,,,kurang 1 jam lagi ni! Karyu ngapain sih lama amet!”. “jangan-jangan dia juga nyangkut di dunia mimpi!”. Seru Zero. “yaudah, aku ikut nyusul aja deh! Kamu jagain kita ya?”. “apa? Tsukachi mau ikut juga? Trus gimana kalo hampir jam 8 kaliyan gak sadar-sadar juga? Gimana nasib diriku dan Despa?”. “kalo Despa sih kan lo bisa buat band lagi, kalo lo…mang gue da sangkut paut pa ma lo?”. Zero menatap tajam Tsukasa. “jangan ngomong seenaknya! kalo gak da kaliyan ya gak da Despa!”. Zero berteriak marah. “dan kau sangat berarti bagi ku Tsukasa…, jangan pernah bilang kalau kita tak akan bertemu lagi, karna aku sangat mencintaimu…”. *kissu*.
“maafkan aku Zero karna telah berkata sembarangan, aku terbawa emosi karna Karyu dan Hizumi tak juga pulang…,ya! kita semua pasti akan berkumpul lagi, aku janji”. Zero tersenum tenang. “Benar ya? Kau harus kembali bersama Karyu dan Hizumi”. “pasti! Kami pasti kembali”. Tsukasa menatap bola kristal itu berbisik pelan dan akhirnya jatuh tertidur bersama yg lain. Zero menatap wajah Tsukasa yg tertidur itu penuh harap dan cemas. “Tsukasa tadi ngomong apa ya sama bola kristal itu?”.
Hizumi dan Karyu sedang asyik menikmati ramen di Resto Karyu yg mewah ketika tiba-tiba tubuh mereka terhempas keatap gedung lalu terbang keluar resto dan terduduk di kursi sebuah taman kota. “hai teman-teman! Lama kita tdk bertemu”. “Tsukasa!!”. Teriak Karyu dan Hizumi bersamaan. “kau juga masuk ke dunia mimpi?”. Tanya Karyu kaget. “habis lo lama banget cuma tinggal geret Hizu keluar aja susah amat!”. Tsukasa berkata masam. “he,he…Sorry, kita pengen main-main bentar di sini”. “ho-ho,,dan kau sudah jadi tukang sulap rupanya”. Goda Hizumi. “bukan gitu! Tadi, di tengah jalan saat aku menolong seorang bapak-bapak tua dia memberi ku buku sulap ini dan saat ku buka aku sudah bisa menguasai sulap…”. “wow! Selamat! Keinginanmu jadi pesulap akhirnya terwujud! Trus selain manggil orang secara paksa lo bisa apa lagi?”. Tanya Hizumi bersemangat. “hmmm, cuma bisa itu aja sih! coz aku belum baca semua bukunya…”
Karyu&Hizumi:*lol*
“mendingan kita dong! Sekarang Resto Ramen ku dah sampe pulau Caribean, Hizu juga dalam babak final pertandingan softball tingkat Internasional ni!”. “hah? yg bener aje lo?”. seru Tsukasa gak percaya. “iya, tar kalo impian kita dah terwujud kita pulang deh, lo juga baca aja buku sulap itu biyar kemampuan lo bertambah”. Kata Hizumi. “kita harus pulang sekarang! Waktunya tinggal 1 jam lagi!! Atau kita gak bisa kembali lagi selamanya!”. Tegas Tsukasa.
“tilulit-lulit-tilulit-lulit”. Hizumi mengangkat telponnya. “oh, sekarang kumpul ya pak? Ya saya akan segera kesana pak”. Hizu menutup telpon nya. “guys, gue musti kumpul ni tar soreadalah penentuan karier ku! Doain menang ya? Da-da!”. *ngeloyor pergi*. “woi! Tunggu Hizu!”. Teriak Tsukasa. “maaf tuan Karyu, sekarang ada perjanjian kontrak dg Indonesia mengenai pemekaran wilayah Resto Ramen Karyu”. Seorang pelayan Resto Karyu tiba-tiba datang menghampirinya. “oh, iya, ayo kita harus segera pergi, Tsukasa gue pergi dulu ya? Tar kita ketemu lagi disini!”. “lo kok pada kabur sendiri2 sih!”.
Dark devil:”hi-hi-hi, gue dapat babu baru lagi ni!”. *giggles*
Tiba-tiba sebuah gedung pusat berbelanjaan di dekat taman tempat Tsukasa terbakar. “hah? ada kebakaran?”. Beberapa orang disekitar Tsukasa mulai panic. “apa? ada anak kecil yg masih belum bisa diselamatkan?”. “iya, anak kecil itu takut untuk keluar gedung, dia malah bersembuyi di sebuah toko baju dilantai paling atas”. “astaga, kasian sekali anak itu…”. Tsukasa langsung berlari ke gedung perbelanjaan itu.
sampai di depan gedung dia membuka-buka buku sulapnya.”bagaimana ya cara agar bisa merayap di dinding…”. “ah! Ini dia! Bret-ebret-ebret, brot-obot-obot, berjalan didinding!”. Beberapa kemudian Tsukasa berhasil merayap keatas gedung. Dan Tsukasa menemukan gadis kecil yg bersembunyi ketakutan diruang ganti pakaian, dg cepat Tsukasa membawa nya merayap keluar gedung dan tepat saat mereka sampai didaratan gedung itu langsung meledak dan runtuh. Sekelompok orang di depan Tsukasa mengobrol dg serunya. “sayang sekali, padahal masih ada satu anak lagi didalam gedung itu”. “dia memang malang…”. “apa? masih ada satu anak lagi yg belum sempat ku selamatkan?”. Tsukasa sangat kecewa. “Dasar bodoh! Seharusnya aku tadi juga mencari cara bagaimana agar bisa mengetahui letak keberadaan seseorang di suatu tempat, aku harus mempelajari buku ini agar tak ada korban lain lagi”.
Dark Devil :”hi-hi-hi….,akhirnya kena juga kau”. *giggles*
“apa? resep rahasia kita sudah bocor sampai ke negara lain?!”. Teriak Karyu pada karyawan-karyawannya . “bagaimana bisa?! Pasti ada penghianat disini!!”. “maaf pak, kalo soal itu kami tidak tau..”. “lalu apa yg harus kita lakukan sekarang?!!”. Tanya Karyu gusar. “kalo saya boleh usul, bagaimana kalau kita mencari resep baru saja pak, resep yg lebih enak, lebih hebat dan lebih berfariasi! Ramen Karyu pasti bisa mengalami kejayaan yg lebih besar lagi pak”. “hmm, usul mu boleh juga, segera kumpulkan para ahli ramen kita! Kita akan mulai rapat darurat nanti sore”. “siap pak!”.
Dark Devil :*lol*, bagus sekali, ayo lanjutkan terus nak..”. *giggles*
“Oh! Apa yg terjadi saudara-saudara! Hizumi tidak berhasil memukul bola dg baik dan ini menyebabkan TimNas Jepang harus mengakui kehebatan dan keunggulan TimNas Indonesia!!!!”. Sorak sorai supporter Indonesia pecah gegap gempita, para pemain saling berpelukan dan berlari membawa bendera Indonesia mengitari lapangan. Sementara itu timnas Jepang tertunduk lesu tampak sangat kecewa, terlebih lagi Hizumi, tak kuasa dia menahan air mata yg membasahi pipinya.
“kenapa? padahal tinggal sedikit lagi…,ini semua gara-gara aku! aku pasti akan membalas kekalahan ini!”. Hizu mengepalkan tangannya meninju ketanah penuh dendam.
Dark Devil :”ayo teruslah begitu, semakin kau berusaha meraih cita-citamu di dunia mimpi maka akan semakin terjebak pula kau di dunia mimpi! Hyahahahahaaaa!!!”.
Dark Devil telah berhasil mempengaruhi Hizumi,Karyu dan Tsukasa untuk lebih focus pada impiannya masing-masing, mereka menjadi lupa pada kehidupannya yg nyata karna disibukkan dg aktivitas mereka dan keinginan mereka yg besar untuk mewujudkan impiannya itu.
Dark devil:”horey! Sebentar lagi aku akan dapat tiga babu baru lagi! Kalo waktunya sudah tiba, kaliyan bertiga akan ku jadikan budak untuk membangun dunia mimpi ku ini seperti manusia-manusia bodoh yg lainnya! Khahahahaaaaa!”.
“Astaganaga! Udah jam 8.35 nih! Mereka kok belum kembali juga ya?”. Zero mondar- mandir dikamar Hizumi. “mana gak boleh nyusul ma Tsukachi lagi! Bisa mati frustasi gue kalo cuma bengong di sini jagain mayat doang!”. Zero meneguk whisky nya. “yah, gue harus percaya sama Tsukachi! Dia sudah berjanji akan kembali dg membawa Hizu dan Karyu, aku tidak boleh mengecewakannya! Aku akan tetap menunggu disini sampai mereka pulang…”. Zero membuka kantong tempat Bass nya, memandang tiga tubuh temannya yg tampak seperti orang yg tertidur nyenyak itu satu persatu. Kemudian Zero memandang arah jarum jam dinding yg menunjuk pukul 8.43. Dia mulai memaninkan bass nya, dan sedetik kemudian dia merasa agak tenang….
“ah, suara ini…”. Tsukasa tersadar dari keseriusannya membaca buku sulapnya. “sepertinya aku gak asing sama permainan bass ini…”. Karyu menghentikan meetingnya sebentar. “Astaganaga! Ini…”. Hizumi menjatuhkan tongkat pemukulnya.
Hizumi,Tsukasa&Karyu :”ZERO!!!”. Mereka bertiga langsung meninggalkan kesibukan masing-masing menuju taman kota tempat pertama mereka berkumpul di dunia mimpi.
Dark devil: “kurang ajar! Siapa yg sudah berani merusak permainan ku?!”. *Mengeram marah*.
“Teman-teman, sepertinya kita sudah terbius dunia mimpi terlalu lama…”. Karyu berkata dg terenggah-enggah. “benar, waktu kita tdk banyak, tinggal 10 menit lagi sebelum gerbang dunia nyata tertutup selamanya…”. Tsukasa memandang arlojinya. “astaganaga!kok bisa sih?! gimana ceritanya tu? Oon banget ya kita!”. Kata Hizu kesal.
Karyu&Tsukasa: “lo aja kali yg oon”. “trus gimana cara kita agar bisa kembali lagi ke dunia nyata?”. Tanya Hizumi panic.
Dark devil:”kaliyan tdk akan bisa kembali! Karna kaliyan sudah masuk sini, maka selamanya kaliyan harus jadi budak ku!”. Tiba-tiba asap putih mengepul tebal dihadapan mereka dan terlihatlah sosok bayangan hitam tinggi besar menjulang. “hah? apa-an tu? Monster kah?”. Karyu menyipitkan matanya karna silau. Dan saat kabut putih itu menghilang muncullah sosok peri rumah nan mungil.
Hizumi,Karyu&Tsukasa:”peri kontet?!”.*lol*
Dark devil:”kurang ajar! Jangan panggil aku dg sebutan itu! aku ini Dark devil penguasa dunia mimpi ini! kaliyan tak akan bisa kembali lagi kedunia nyata dan terus terperangkap disini! *lol*”.
Hizumi:”Heh! Kontet, kita bertiga kan udah sadar jadi kita bisa langsung pulang kan?”.
Dark devil:”hi-hi-hi…tdk semudah itu, harus ada password nya”. Katanya licik.
“password apa-an? Sama sekali gak dijelasin tu di artikel tadi”. Karyu mulai kesal.
“benar, dalam artikel itu cuma tertulis, kalo kita sudah tersadar dalam dunia mimpi maka otomatis kita akan kembali kedunia nyata…”. Sambung Tsukasa. “itu kan kata si tua bangka Jengot Merlin, dia sendiri belum pernah masuk ke dunia mimpi, karna setelah menemukan putra mahkota dan teman-temannya itu dia langsung membuang ku…,jadi itu cuma perkiraannya aja”. *giggles*.
“dasar kontet! Banyak maunya juga lo ya?”. Hizumi melipat lengan bajunya.
:hentikan Hizumi, kalo kau bertengkar dengannya maka waktu kita akan habis dan itulah yg memang dia inginkan”. Kata Tsukasa tenang. Hizumi merengut lucu. “trus gimana donk?”. “pasti passwordnya yg ada hubungannya sama si kontet itu, dia kayaknya narsis mode on gitu”. Usul Karyu. “kontet, lo keren banget, guanteng, tajir and tinggiiiiiii banget!”. Seru Hizumi.
Dark devil:”hoi! Kaliyan mau mempermainkan gue ya?kalau kaliyan sudah menetap disini, gue bisa ubah kaliyan semua jadi apa aja yg gue mau, lo si banyak bacot!”. *tunjuk Hizumi*. “gue jadiin plankton or marmut buat binatang peiharaan gue!”. “trus si hidung pinokio!”. *tunjuk Karyu*. “jadi babu alias abdi dalem gue bersih-berih rumah”. “and bocah sok cool tu!”. *tunjuk Tsukasa*. “lo jadi suami gue! Eh, maksud gue lo jadi pohon pinus buat hiasan di seluruh dunia mimpi! Hak-khakhahaaaaaa…,huek!”. *keselek lidah*.
“Ogah banget kite-kite jadi babu kontet gila macam lo!”. Hizumi mulai mencak-mencak.
“Ho’oh bener! Mending kita mati aja sekaliyan”.Seru Karyu berapi-api.
“ya, kami pasti akan kembali kedunia nyata!”. Seru Tsukasa mantab.
“tidak! Kaliyan tdk akan bisa kembali”. Dark devil berteriak marah.
“Kenapa tdk, itu adalah dunia kami yg sebenarnya, kami lebih bahagia berada di sana bersama dg orang-orang yg kami sayangi”. Hizumi menggenggam kedua tangan teman-temannya.
“tidak! Tidak akan bisa!!”. Dark devil menutup kedua telinga dg kedua tangannya.
“yeah, ini hanya sekedar mimpi yg bila trus dikejar tak akan pernah ada habisnya, ini hanya ilusi sesaat”. Karyu menguatkan genggaman tanggannya.
“Kalo cuma mimpi berandai-andai aja tanpa melakukan usaha di dunia nyata maka gak akan pernah terwujud, hidup kita akan lebih bermakna kalau punya impian dan impian itu kita kita wujudkan dg segala kemampuan dan usaha kita di dunia nyata”. Tambah Hizumi.
“Ya, selain itu kebahagiaan dan cinta pun tdk bisa kita dapatkan di sini, hanya orang-orang dekat yg ada disekitar kita berada didunia sesungguhnyalah yg membuat kita bahagia ”. Tsukasa menyambut genggaman tangan Hizu dg mantab.
“Tidaaak! Kaliyan akan tetap terperangkap dalam dunia mimpi ku!!”. Dark devil makin merapatkan telinganya, wajahnya pucat basi, kulitnya yg kehitam-hitaman makin keriput.
Hizumi,Karyu&Tsukasa:”kami ingin kembali ke dunia nyata!!!”.
Dark devil:”TIDAAAK!!!!!”.
Bel jam dinding kuno di kamar Hizumi berdentang delapan kali, Zero menghentikan permainan bass nya, memandang jam dinding itu dg pucat lalu kearah tiga tubuh teman-temannya yg masih tetap tertidur nyenyak tak bergerak. “tidak, ini tidak mungkin…”. Zero memandang putus asa tiga tubuh teman-temannya, menggoyang-goyang tubuh mereka satu persatu. “hei, kaliyan semua bercanda kan? ayo bangun!”. Zero menumpahkan air matanya saat membelai wajah Tsukasa. “Tsukasa! Kau sudah berjanji padaku akan kembali membawa yg lainnya, kau bilang kita pasti akan berkumpul lagi kan? ayo jawab Tsukasa!!”. Zero menggoyang-goyang tubuh Tsukasa yg diam tak bergeming. “Tsukasa, jangan tinggalkan aku ku mohon….”. Pandangannya yg sayu kembali kearah Hizumi dan Karyu. “Teman-teman…,kembalilah, jujur baru kali ini aku begitu merindukan kaliyan,jadi ku mohon kembalilah….”. Zero memeluk tubuh Tsukasa dg erat, dan sejurus kemudian ciuman hangat mendarat di pipinya.
“Tsu-tsukasa?”. Zero memandang tubuh yg ada dipelukannya itu dg tak percaya.
“kami pulang, janji ku dah lunas kan? maaf ya kami telah membuat mu khawatir”. Tsukasa tersenyum sangat manis.
“curang, masak cuma Tsukasa ja yg dipeluk”. Karyu kucek-kucek mata.
*yawn*, “Ha-ha! Acting kita dah berhasil buat Zero mewek ya?”. Hizumi acak-acak rambut Zero. “teman-teman, kaliyan semua….”. *membik-membik*.
“Hwaaaaa~ aku cinta kaliyan semua!maap ya kalo Zero selama ini udah banyak usil ma kaliyan, hwaaa~hwaaaaa….”. *penyuk teletubies*.
“woi-woi! Gue kecekek ni”. Hizumi meronta ronta melepaskan diri.
“zero, lo belum mandi ya?katie lo bau tau!”. Karyu menjepit hidungnya.
“sekarang kita makan aja yuk? Laper bgt ni!”. Tsukasa melepaskan diri dari pelukan zero. Tapi tiba-tiba…”pluk”. Tubuh Zero langsung lemah lunglai tak berdaya.
“waduh kenapa ni anak?”. Hizumi garuk-garuk kepala.
“kesurupan kali yak?”. Karyu jewer-jewer pipi Zero.
“hei,hei,hei, masak dia pingsan sih?”. Tsukasa mulai cemas.
“grook,groook…”. Tiba-tiba terdengar suara ngorok Zero yg khas. “ha-ah!”. Zero membalikkan badannya dan kembali ngorok dg suara lebih kencang.
“sial! Ternyata ni anak malah tidur”. Karyu memukulkan bantal kemuka Zero.
“eh, btw bola kristal tadi mana?!”. Tanya Tsukasa yg baru saja ingat.
Tsukasa, Hizumi&Karyu memandang bola kristal di atas meja yg perlahan-lahan bola itu meleleh berubah menjadi abu dan akhirnya hilang terbawa angin keluar jendela.
Tsukasa, Hizumi&Karyu: *bernapas lega*. “syukurlah…”.
“Tapi ngemeng-ngemeng, rambut gue kok jadi bau gosong n kayak sapu ijuk gini, trus kenapa gue jadi pake kostum bayi gini? Hah? kolor gue jg jadi popok lagi! ni? dot kenapa nangkring jadi kalung gue? Trus wajah gue…”. Hizumi berbalik ke cermin meja riasnya, meraba-raba wajahnya. “Kyaaaaa! Kenapa jadi angus and belepotan make up gini!”. “siapa yang….”. Hizumi berhenti kaget melihat tiga temannya yg tau-tau sudah mengikuti jejak Zero, tertidur lelap di kasur lebarnya yg nyaman dan empuk.
“awas kaliyan ya?!!!”.
THE END
Minggu, 04 Oktober 2009
Fanfic LM.C. Lollipop (One Shoot)
Author : Reiru
Fandom : Jrock LM.C
Pairings : Maya x Aiji
Genre : Humor
Rating : semua umur yg udah bisa baca XD
Chapter : 1 (one shoot)
Staring : Jumbo, kelinci gembul ku yg doyan makan dan hobi keluar masuk rumah plus bikin pusing karna sering kabur nyamperin rumput halaman tetangga.
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.
***
“Chiisana tsubasa wo, Hirogete miageru, Kono sora wa kakasu kiru kedo, Tobanai iiwake wo, Harabete itsu muite, Amuku nante….,Bokura ni wa iya wa nai”.
Terlihat seorang bocah jalanan yg bernyanyi dengan ceria, badannya berlenggak lenggok bak artis dangdut ibu kota, sesekali terlihat goyang ngebor, gergaji dan patah-patah mengiringi langkahnya yg sedang bersuka cita.
“Asyi~k! hasil ngamen hari ini lumayan banyak!”. Maya melambai-lambaikan beberapa lembar uang ratusan ribu nya
“Sepatu pelangi~, I’m comi~ng!!!”. Maya langsung menyerbu toko sepatu langganannya, beberapa saat kemudian dia mulai berlenggak lenggok dg sepatu warna warni itu.
“Selanjutnya, my Lopely Lolipo~p!!!”. Maya kembali berlari membeli sebuah lollipop pelangi jumbo.
“Nyammy,nyammy~”. Maya berjalan menuju pos ronda tempat tongkrongannya sambil menjilat-jilat lolipopnya.
“sekarang uang Maya tinggal berapa ya?”. Menjajar sisa uangnya yg terdiri dari bermacam-macam puluhan berwarna warni dan receh berbagai ukuran di lantai pos ronda yg teranyam dari bamboo itu.
“satu, dua,tiga,…”. Dengan bantuan kalkulator dan sempoa, Maya menghitung uangnya dengan bersemangat.
Sementara itu dikejauhan tampaklah seorang pemuda menyandang gitar, berjalan dg lesu tanpa gairah, mukanya terlihat kusut nan gerah, rambutnya acak-acakan bak sarang lebah, wajahnya yg sayu menatap ke langit seakan mengharap turunnya satu anugrah.
“Malang bener hidup ku ini, nasip apes, duit habis, makanpun musti ngemis, kenapa daku mesti jadi orang kere abiz gini ya…”. *sigh*
“Mana perut mulai keroncongan plus nangis-nangis lagi!”. Aiji mengelus elus perut nya yg berkokok.
“Yah! Tinggal limpul…,tapi gak pa-pa deh! Masih cukup buat makan seminggu”. Maya terlihat senang sambil senyum senyum sendiri.
“Waduh! Bukannya tu Aiji?! Jangan sampe tu anak liat harta qorun gue, bisa-bisa tar diembatnya lagi!”. Maya buru-buru memasukkan uangnya ke kantong celananya.
“Pucuk dicinta ulam pun nongol ,itu Maya kayaknya lagi happy nyappy, samperin aaah!”. Aiji mempercepat langkahnya, berjalan menghampiri Maya dan ikut duduk disampingnya.
“ Sore honey, seger banget wajah lo hari ni,oh! Habis beli sepatu baru rupanya”. *smile angel*
“udah gak perlu BBB (basa basi busuk), gue dah tau maksud lo sebenernya”. *jilat-jilat lollipop*. “Maya gak mau ketipu lagi sama tipu muslihat Aiji, muji-muji pasti ujung-ujungnya minta pijit plus-plus, kalo gak ngempesin kantong Maya, ya kan?”.
“ya ampun, picik nian pikiran kau ini, aku tak bermaksud begitu ba~h”.
“trus mau ngapain?!”. Tanya Maya galak.
“cuma pengen ngobrol aja masak gak boleh, abang kan kangen sama Maya”. *uyel-uyel pipi Maya*.
“trus, kenapa wajah Aiji kusem gitu?”.
“ya, biasalah…, abang kehabisan duit gara-gara kebanyakan maen PS and nge-net ni…”.
“Selalu begitu! Cukup disini jabatan Maya sebagai kekasih sekaligus donator logistic, Maya kan dah berulang kali nasehatin Aiji, kalo punya duit ditabung donk! Jangan buat maen mulu’, buntutnya ya jadi begini ni! Maya juga kan yg repot, pokoknya kalo Aiji gini terus Maya minta putus-tus-tus!”.
“apa?!! jangan gitu ba~h,abang masih sayang sama Maya…kali ini abang janji akan berubah de~h”. *begs*
“Bo’ong! Kemarin-kemarin juga bilang begitu”. *cemberut lucu*.
“kali ini abang bersumpah demi moncong mu yg mancung abang jadikan gitar jimat abang ini sebagai jaminannya! Kalo abang bo’ong ni gitar buat Maya, terserah mau Maya apain”.
*smirks*, “Bene~r, gak bo’o~ng…deal?”.
*nods*, “Deal!”. *tos jidat*
“Ok! Maya pegang ya janji Aiji, awas kalo gak Maya jual ke ledek topeng monyet ni gitar”.
“kejam kali kau ni…”.
“biarin!”. *lol, jilat-jilat lollipop*.
Aiji mulai ngiler dan perut nya makin karaokean gak karu-karuan.
“Maya, abang boleh tak minta lolipopnya?”. Tanyanya memelas.
“gak mau! Ini lollipop kesukaan Maya yg cuma bisa Maya beli kalo dapet duit ngamen berlebih, Aiji jebol singkong ja sono di kebun”.
“tega banget kau ni ba~h, abang cuma mau incip dikiii~t aja, dari pagi belum makan ni”. *rabbit eyes*
“gak boleh!”. *sembunyiin lollipop di balik punggungnya sambil pasang tampang cemberut* . “pasti sekali jilat langsung ludes dah semuanya!”.
“cuma satu jilat aja buat pengganjal perut…”. Aiji mulai merangkak mendekati Maya.
“gak-gak, sekali gak boleh tetap enggak!”. Mengangkat lolipopnya tinggi-tinggi agar Aiji tak sampai menjangkaunya.
“tar abang ganti sayur jengkol ma pete deh!”.
“T-I-D-A-K!”.
Aiji mencoba meraih lollipop Maya secara paksa, tapi yg terjadi lollipop malah tergelincir jatuh kepojok dipan dan tubuh Aiji dengan sukses menimpa Maya.
“Aduh! Sakit tau!”.
“Mana lolipopnya?”.
“gara-gara lo tu lollipop nyangkut dipojok sono tu!”.
Aiji merangkak menuju pojok dipan.
“Eit-eit! Itu punya Maya!!”. Maya geret kaki Aiji, sehingga terlihat seolah Aiji berenang di kolam yg kering.
“aduduh, lepasin abang ba~h”. Maya memutar tubuh Aiji ke arah berlawanan, dan Maya gentian yg mencoba merangkak meraih lolipopnya.
“gak bisa semudah itu kau mendapatkanya!”. Aiji memeluk Maya dari belakang.
“Huee~ lepasi~n!”.
“gak akan la yaw”. Aiji dan Maya mulai bergulat seru ala gather roses, saling tubruk bak petarung sumo dan tinju meninju bagai chris John. Gara-gara big battle itu posisi lollipop kini bergeser ke depan dipan.
“wadow! Perut ku…”. Aiji meringis kesakitan saat Maya berhasil menonjok perutnya. Maya bangkit hendak mengambil lollipop yg tinggal 1,5 mm lagi dari jari tengahnya.
“TIDAAAAAK!!!”. Aiji langsung menubruk Maya, dan adegan kisu nan dahsyat pun tak dapat dihindari lagi.
“Aiji kau...”. Maya menatap Aiji dg mata berkaca kaca.
“eh…”. Aiji tersenggal senggal kehabisan napas.
“aku akan siap sedia memberikannya kapan saja bila kau mau Maya”.
“Maksud lo apa?! ngeres aja pikiran lo! Liat tu!”.
Maya dan Aiji memandang lollipop yg sekarat tinggal di ujung tanduk, lollipop itu bergoyang goyang pelan mau jatuh.
“tunggu-tunggu, jangan bergerak”.
“badan lo berat tau, gue pegel ni”. Maya mencoba melepaskan diri dari pelukan Aiji.
“kalo diantara kita ada yg membuat getaran sedikit saja, nanti lolipopnya bisa jatuh honey..”.
“masa’ kita musti begini terus sampai tu lollipop basi?! Maya telpon Reiru ja ya biyar dia kesini ngambil tu lollipop, daripada kita gak dapat semua akhirnya… Maya putuskan kita bagi dua aja deh!”.
“Maya, kau benar-benar kekasih ku yg paling baik sedunia!”. *Penyuk,uyel-uyel*
“pluk!”
Sang lollipop berhasil mendarat dengan mulus ke daratan.
“Gyabooo…”. Maya dan Aiji tertunduk lesu.
“nguk,nguk”. Tiba-tiba terdengar suara batuk yg khas dan beberapa saat kemudian terlihat seekor kelinci gemuk berbulu hitam putih, wajahnya yg terlihat aho dan innocent itu terlihat berbunga-bunga sambil menggigit lollipop Maya yg ternyata berhasil di tangkapnya.
Maya dan Aiji saling pandang. “JUMBOOOOO!!!!”.
Jumbo mengambil langkah seribu, dengan cepat dan tubuhnya yg lincah sedetik saja makhluk endut itu takterlihat batang hidungnya. Tinggallah Maya dan Aiji yg terduduk lesu merenungi nasib.
_FINISH_
Fanfic. Sug&Vivid. Hide n Seek (One Shoot)
Author : Rear
Fandom : Jrock Sug, Vivid
Pairings : -
Genre : Humor
Chapter : one shoot ja deh! Kalo diterusin bisa-bisa aku kena pasal KDRT ni! X3
Rating :siapa aja yg nemuin penpik gak karuan ini XD
Disclaimer : Fanfic ini adalah hak cipta sepenuhnya ada pada Reiru, so Please NO rabbing unless you have my permission! Sankyuu.
###
“Hom-pimpa-alaihom-gambreng!”, “gambreng!”, “breng!”, “breng!”
Satu persatu anak yg menang Hompompa menarik tangannya dari babak penyisihan, dan akhirnya tinggallah dua anak yg tersisa.
“Ping sut!”. *sama-sama Jempol*, “sut!”. *sama-sama jari kelingking*, “sut!”. *sama-sama jari telunjuk*. Begitu terus sampai kedua anak itu ngos-ngosan dan kedelapan temannya yg lain ngorok dg indahnya.
“Pake gunting,kertas ja deh! Kaliyan kelamaan tau!”.*yawn*
“Shinpei, kenape lu kagak bilang dari tadi?!”. Semprot Takeru dg nada sabar yg dipaksakan.
“Nyok! Kita lanjut!”. Shin mengusap keringat yg mulai bercucuran dimuka dan lehernya.
“Ok!ayo kita mulai!”. Reno memberi aba-aba.
“1,2,3!”.
“Yei!aku mena~ng!!!!”. Shin muter-muter, lompat-lompat, meninju-ninju ke udara bak pemain sepakbola yg berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Anak-anak yg melihatnya terkikik geli melihat polah tingkah Shin yg sama persis dg Kaka, pemain AC Milan,eh! skrg si dosky dah pindah ke Real Madrid deng!.
“ini semua pasti hanya merupakan manipulasi dan kamuflase!, kita harus adakan suit putaran kedua”.
“udah, lo terima aja kenyataan ini, tar keburu sore kita disuruh pulang emak lagi, dah! Lo jaga sono!”. Shin menunjuk pohon beringin tertua di taman kota itu.
Takeru berjalan dengan gontai ke pohon beringin, meletakkan kepala ke atas kedua tangannya yg dilipat dibadan pohon. Matanya kriyip-kriyip alias berkedip kedip coba mengintip kearah mana teman-temannya akan bersembunyi.
“Oi! Mata Takeru belum ditutup tu!”. Teriak Ko-ki
“waduh, kita lupa gak bawa surban, terus gimana ni?”. masato tengak tengok bingung.
“udah, pake baju gue aja..”. Yuji mencopot kaos merahnya. *serentak author langsung terpana beku bin ngiler*.
“ogah! Baju lo kan bau!”.
“berisik lo! jangan coba-coba ngintip ya? Tar timbilen alias beleken lo! “.(ket:sejenis nama penyakit mata).
Takeru tak bisa berontak karna beberapa anak membantu Yuji memakaikan baju Yuji sebagai penutup matanya, dengan pasrah Takeru membiarkan saja ulah teman-temannya yg berkreasi dengan baju Yuji yg bau keringet n air comberan itu…*dijitak Yuji*.
“gak papalah, daripada gue kena kolornya…”. *terisak-isak*.
“beres! Sekarang ayo mulaaaa~i!”.
“aku mulai hitung ya? 1,2,3,…”.
“oi! Pelan-pelan dong ngitungnya! Aduh! Gue sembunyi dimana ni?”. Chiyu celingak celinguk bingung.
“hei! kesini lo!”. Shinpei menarik kerah baju Chiyu.
“10,11,20,37,50…”.
“Makin ngawur aja itungan tu anak…”. Ryoga geleng-geleng kepala sambil memeganggi jidatnya yg yg lebar.
“Waduuuh kang! Sampeyan mau jadi tumbal ya berdiri mulu’ disana? Ayo cepet ndelek! Eh, sembunyi!”. Seru If.
“Kayaknya gue bakal aman ni disini”. Ko-ki cekikikan yakin.
“fyuh! Emang gawat kalo Takeru yg jaga, dalam waktu yg singkat harus bisa dapat tempat persembunyian yg rapat, terpencil dan tdk dapat diketahui”. Masato mengedipkan sebelah matanya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf ‘V’.
“72,88,93,95,60,55…”. Takeru garuk-garuk kepala. “aduh, kayaknya ada yg aneh sama hitungan gue…”. *frowns*. “ah bodo amiiiir! 100!!!!”.
“bener-bener sarap tu anak”. Shin makin memojokkan diri ditempat persembuyiannya.
Takeru membuka baju berbau menyengat Yuji. “yap! Waktunya mencari!!!!”.
Takeru berjalan tanpa tujuan dan arah keseluruh pelosok taman. “di taman se gede ini, susah juga nemuin bocah-bocah mungil itu…”. tiba-tiba terlihat sekelebat bayangan.
“itu kan baju yg tadi di pake Shinpei?”. Takeru berkalari mengejar sosok itu. “iya! Shinpei, kena kau!!!”.
“gosong! Lo ketipu we~k!”. bukannya Shinpei yg terlihat malah seseorang memakai topeng wewe yg ditemukannya.
“bujubushet! Untung gue gak kena serangan jantung, trus siapa tadi tu ya?”.
If cekikikan melepas topengnya dan kembali bersembuyi di lubang kelinci.
1….2jam berikutnya…… “krik-krik-krik….”.
Takeru terduduk lesu dibawah pohon cabe sambil kipas-kipas topi pinky nya.
“kalo gini terus bisa seumur hidup gue jadi juru kunci ni taman kota…, ayo Takeru berpikirlah! Kau kan brilliant!”.
*glare*. “aha! Gue ingat! Tempat persembuyian favorit anak itu!”. Takeru berjalan mengendap-endap. “Yap! Kena lo!”.
“eh! kenapa mesti gue yg selalu ketauan duluan?”.
“semua orang di dunia juga tau kali kalo lo paling demen ma ceplukan!”. (ket:buah kecil manis agak kecut ada yg berwarna merah, ijo dan kekuning-kuningan. Buah fav.author waktu SD).
Author:”jadi ingat masa kecil ku yg sering nyamperin pohon ceplukan sepulang sekolah dan disaat pelajaran olahraga ma temen-temen”. *dilempar Kai seTruk ceplukan*.
Takeru, berjalan ketengah halaman taman yg luas. “suit-suiiit! Da Ayumi Hamasaki ni! busyet! Ni tante makin ayu n bahenol aje ye?!!!”. *teriak keras-keras*.
“mana,mana?!”. Shin langsung nyosor kearah Takeru.
“Hyahahaaaaa~ kepancing juga lo! 2-0!”.
“cring!”. Angka bertambah untuk Takeru
“curang lo!”. Shin ndeprok kesal. Beberapa ibu-ibu dan cewek-cewek yg lewat tersenyum dan terkikik geli melihat tingkah Takeru dan Shin. Secepat kilat Shin langsung berdiri tegap.
“yah, biasanyalah permainan anak-anak kecil begini sih cuma aku anggap sebagai sambilan aja…”.
Kikik Cewek-cewek itu makin keras mendengar nada bicara Shin yg sok dewasa.
“nah lo! prediksi gue emang gak pernah meleset!”. Takeru memergoki Chiyu dan Shinpei yg sedang beradekan syuuuuurrr dibawah segerombol pohon pisang.
“ide lo gak manjur ah!”. Mendorong Shinpei dari atas tubuhnya.
“he-he,,,ketauan juga rupanya”. *blushing*.
“Hik-hik-hik,,,gue yakin Takeru gak bakal bisa nemuin aku”. *smile*
“KRINCING-CING-CING-CING….”
Tiba-tiba telinga Reno langsung melebar selebar gajah. “kayaknya gue denger suara logam berputar ni…”. Lebih dilebarkannya lagi telinganya. Badannya dg sigap menaiki pohon pinus sampai puncak.
“wah! Itu dia! Ada sesuatu yg berkilauan disana!”. Reno buru-buru turun berlari secepat kilat menghampiri logam yg keemasan tertimpa sinar matahari itu.
“Mukyaaa!!! Satos gelo alias seratus rupiyah! Gak papalah, sayang banget kamu dibuang begitu saja, kalo uang satu juta kurang seratus juga gak jadi sejuta kan?”. mengusap-usap uang receh itu dg lebut dan memasukkannya ke kantong celananya dg hati-hati.
“obsesi pengemis banget kau nak…”. Sindir Takeru yg bersandar di pohon.
“Weee~K, tega baget lo memanfaatkan hawa kemelaratan ku…”. Reno langsung lemah lunglai.
“Nyam-nyam,daripada sembunyi kelaparan mending makan ice cream dulu”. If jilat-jilat ice cream nya.
“mau tambah lagi dek, ice creamnya? Ni kakak gratisin”.
“mukyaaa~ mau banget bang!”. Seketika wajah If pucat basi.
“Takeru~”. *mewek*.
“yak! Gue menang lagi!”. Yuji melemparkan kartunya 3,4,5 hati yg berurutan.
“Sial! Gue musti pijitin lo lagi ni?”. Masato toel-toel punggung Yuji dg enggan.
“ogah, lo gak bakat jadi dukun pijit, sekarang kerokin gue aja! daritadi gue kagak pake baju lama-lama masuk angin juga ni!”. *menggerak gerakkan badannya.yg pegel* .
“ya tuan…”. Dengan ikhlas dan hati yg sabar Masato mengerokin Yuji dg hati damai.
“gle~k, enak banget lo!”.
“acara kerok-kerokan cukup disini! Kaliyan semua ayo ikut aku kembali ke pohon beringin!”.
“Takeru?!”. Masato kaget terperanjat bukan main, sampai kejedot dinding plorotan.
“lo kok bisa tau kita ngumpet disini?”. Tanya Yuji liyer-liyer (ket:terkantuk-kantuk).
“Yuji kan gak pake baju, otomastis pasti sembunyi ditempat yg tertutup biyar gak kedinginan, nah satu-satunya ruangan ditaman ini yg paling primpen alias PW banget buat sembunyi ya ruang kecil dibawah mainan prosotan ini”. menerangkan ala burung hantu Galileo*.
“tumben lo pinter”. Sindir Masato.
“Pesssssssssssss….”
“BullShit! Apain asap ijo-ijo, bau bom kotoran lagi!”. Takeru menutup hidungnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“Ho’oh! Banjir air comberan kali!”. Masato sampe terbatuk-batuk.
“he-he…, maaf ya guys! Tu tadi gas hasil pembuangan gue, gak bisa ditahan lagi, aduh! Badan gue langsung ringan lagi ni! sorry ye?”. *giggles*.
*author digebukin Yuji pake parang*.
Takeru memandang hasil buruannya yg ndeprok, tiduran, dan leyeh-leyeh di bawah pohon beringin dg bangga, mengusap hidung pesek,eh! kecilnya.
“Ha-ha! Ternyata gue hebat juga!”.
“Oi guys! Da email dari emak Reiru ne!”. Yuji yg sudah kembali handsame dg kaos merahnya mulai woro-woro dg Towa nya.
All:”berita apaan?!”.
“kita disuruh pulang cz dah sore, n da kue tart plus pudding yg tlah menanti di rumah…”.
“Asyiiiiiiiiik! Ayo kita pulaaaa~Ng!!!!!!”. Bocah-bocah marmot itu langsung lari berhamburan menuju rumah.
***
“Teng-teng-teng….”. Suara lonceng jam di taman menunjuk pukul 12 malam.
*yawn*. “hmmm, enak banget gue tadi tidurnya…”. Ko-ki kucek-kucek matanya.
“gelap amet…,pada dimana ya? Kok sepi banget?”. *celingak-celinguk, thinking*
“oh, iya! Tadi kan aku sama yg lainnya lagi maen petak umpet! Ternyata Takeru blm bisa menemukan ku, hebat juga aku”. *cute smile*.
1,2,3 jam kemudian…..
“tapi Takeru kok lama banget sih! apa tempat persembuyianku terlalu susah sampe Takeru dan yg lainpun gak bisa nemuin aku ya?”.
“krucuk-krucuk-krucuuuuk!”.
“man ague dah lapar lagi…”. *elus-elus perut kempesnya*.
“aku nyerah aja deh, aku dah capek n laper banget ni…”. Ko-ki turun dari bak mandi kosong yg dipakainya untuk tidur.
“kamar mandi rusak ini emang paling Oye buat tempat sembunyi”. *tepuk-tepuk pantatnya yg kotor kena debu*.
Dibantu cahaya bulan yg meneranginya, Ko-ki menuju pintu.
“Lho kok! Gak bisa di buka?!”. Ko-ki mencoba membuka pintu dengan paksa, memukul-mukulnya dg gayung, tapi pintu itu tetap tertutup tdk bergeming. Ko-ki pun mulai putus asa.
“hek,hek,,,Ko-ki terkunci…Takeru! Keluarin Ko-ki do~ng!”. Ko-ki berteriak sambil gedor-gedor pintu. Satu persatu nama teman-temannya tadi disebutnya tapi tak ada sahutan dan derap kaki yg mendekati tempat persembunyiannya.
“huwaaaa~ emak Reiru~~~, Ko-ki ke kunci ni! tolongin gue do~ng”.
“ogah, lo disono ja ya? Jadi penunggu kamar mandi nemenin sadako”. *Author tertawa mak lampir*
“hwahwahwaaaa~ emak Reiru jahaaaa~t”. Akhirnya tingallah Ko-ki terduduk menangis tersedu-sedu merenungi nasibnya nan malang dan teraniaya.
_FINISH_
NB: ini hanya lah penpik geje belaka, Author tidaklah sekejam itu, dibalik layar, author mencurahkan perasaan kasih sayang dan cintanya pada Ko-ki…. *di gantung Kai dipohon cabe*.